Kepolisian terus melakukan pemantauan
ketat terhadap setiap interaksi masyarakat di media sosial terkait
menyebarnya provokasi jelang unjuk rasa 4 November 2016. Terutama
setelah beredarnya foto bernada ancaman pembunuhan terhadap Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dikeluarkan kelompok militan di Suriah.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, mengatakan, meski menurut informasi yang diterima dari intelijen, foto ancaman itu dibuat di lokasi yang jauh letaknya dari Jakarta, tapi kepolisian tetap dalam posisi waspada.
"Itu laporan dari intelijen berarti kita harus waspada. Kami juga monitor itu terkait media sosial, tapi kan TKP di Suriah," kata Awi di Markas Polda Metro Jaya, dikutif viva, Rabu, 2 November 2016.
Seperti diketahui, ancaman terhadap Ahok beredar di dunia maya melalui dua foto berbeda. Dalam foto pertama, terekam seseorang berpakaian seragam militer dan di sampingnya terdapat sebuah peti kayu, peluru, granat dan senjata laras panjang.
Di peti kayu pada foto itu ditempel kertas bertuliskan 'Peti mati untuk Ahok', juga terpampang beberapa lembar kertas lain dengan kalimat-kalimat ancaman, 'Tangkap Ahok sebelum 4 November' #Jaisy Al-Fath'.
Sedangkan dalam foto kedua, terdapat lima orang di mana salah satunya memegang kertas yang bertuliskan, 'Hukum Ahok atau Peluru Kami yang Menghukum' #Jaisy Al-Fath'.
Tidak diketahui siapa yang mengunggah foto tersebut, namun tampaknya foto tersebut bukan foto editan. Jaisy Al-Fath sendiri diketahui sebagai salah satu kelompok aliansi pejuang Islam Mujahidin di Suriah.
Mantan teroris Nasir Abbas, memperingatkan ada risiko bahwa kedua pendukung ISIS dan afiliasi regional dengan Al-Qaeda, Jemaah Islamiyah, akan menghadiri demo akbar pada 4 November nanti.
"Di Suriah mereka merupakan rival. Tapi di Indonesia mereka bersatu karena ada musuh bersama, Ahok," kata Abbas. (*)
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, mengatakan, meski menurut informasi yang diterima dari intelijen, foto ancaman itu dibuat di lokasi yang jauh letaknya dari Jakarta, tapi kepolisian tetap dalam posisi waspada.
"Itu laporan dari intelijen berarti kita harus waspada. Kami juga monitor itu terkait media sosial, tapi kan TKP di Suriah," kata Awi di Markas Polda Metro Jaya, dikutif viva, Rabu, 2 November 2016.
Seperti diketahui, ancaman terhadap Ahok beredar di dunia maya melalui dua foto berbeda. Dalam foto pertama, terekam seseorang berpakaian seragam militer dan di sampingnya terdapat sebuah peti kayu, peluru, granat dan senjata laras panjang.
Di peti kayu pada foto itu ditempel kertas bertuliskan 'Peti mati untuk Ahok', juga terpampang beberapa lembar kertas lain dengan kalimat-kalimat ancaman, 'Tangkap Ahok sebelum 4 November' #Jaisy Al-Fath'.
Sedangkan dalam foto kedua, terdapat lima orang di mana salah satunya memegang kertas yang bertuliskan, 'Hukum Ahok atau Peluru Kami yang Menghukum' #Jaisy Al-Fath'.
Tidak diketahui siapa yang mengunggah foto tersebut, namun tampaknya foto tersebut bukan foto editan. Jaisy Al-Fath sendiri diketahui sebagai salah satu kelompok aliansi pejuang Islam Mujahidin di Suriah.
Mantan teroris Nasir Abbas, memperingatkan ada risiko bahwa kedua pendukung ISIS dan afiliasi regional dengan Al-Qaeda, Jemaah Islamiyah, akan menghadiri demo akbar pada 4 November nanti.
"Di Suriah mereka merupakan rival. Tapi di Indonesia mereka bersatu karena ada musuh bersama, Ahok," kata Abbas. (*)
No comments:
Post a Comment