MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Thursday, November 3, 2016

Simak baik-baik !! Imam Besar Masjid Istiqlal: Ucapan Ahok Bukan Penistaan

Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyatakan pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenai Al Maidah 51 bukanlah penistaan. Menurut dia penistaan tidak tergambar dalam kalimat Ahok. Kalimat Ahok menyatakan surat Al Maidah digunakan orang lain untuk mempengaruhi pilihan politik.

"Saya juga menyimak betul apa yang disampaikan bapak gubernur. Saya memahami bahwa konteksnya tidak dalam arti menghina ayat ya," jelas Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar  kepada KBR, Selasa (01/11).

"Tetapi bagaimana pun juga statement misalnya 'dibohongi oleh surat Al-Maidah' macam-macam - redaksinya persis seperti itu - memang bisa menyakiti telinga orang lain, terutama yang beragama Islam," tambahnya.

Baca Juga: Ini Perintah Kapolri dan Panglima TNI Kepada Pasukannya Terkait Demo 4 November

Nasaruddin menyerukan kepada umat muslim agar lebih arif menghadapi situasi ini. Kata dia, seharusnya umat muslim tidak terpancing emosinya. Sebab, dalam kasus ini contohnya Ahok, bukanlah orang yang mendalami ayat-ayat Al Quran.

"Dan untuk umat Islam juga ada kehati-hatian juga dalam merespon," katanya.

Selain itu, dia juga mengimbau seluruh politisi untuk tidak menggunakan ayat-ayat kitab suci dalam kegiatan politik. Sebab, hal itu bisa berakibat pada kemarahan.

"Janganlah sering dibawa ke politik," tandasnya lagi. 


Badan Reserse dan Kriminal  (Bareskrim) akan mendatangkan ahli bahasa, agama dan pidana untuk menangani kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur Ahok. Kata Direktur   Tindak Pidana Umum Bareskrim Brigadir Jenderal Agus Andrianto seusai pemeriksaan Ahok di Bareskrim, Jakarta Pusat, Senin, 24 Oktober lalu, pemeriksaan itu untuk melengkapi keterangan saksi yang sudah diperiksa sebelumnya. 



Menurut Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yeyen Maryani, kata dibohongi adalah kalimat yang pasif.

"Jadi dibohongi itu kan kalimat pasif. Sebetulnya ada subjeknya yang dihilangkan. Di dalam konteks sebelumnya itu adalah bapak ibu gitu ya, bapak ibu dibohongin itu sebagai predikatnya pakai surat itu adalah keterangan. Dalam konteks itu berarti yang dimaksudkan dibohongin dengan menggunakan. Jadi itu ayat itu dipakai sebagai alat membohongi bapak ibu yang di dalam konteks sebelumnya itu, gitu," papar Yeyen kepada KBR, Selasa (1/11/2016).


Yeyen  menjelaskan  dari sisi bahasa harus melihat konteksnya mengacu kemana.

"Jadi dibohonginnya tidak mengacu pada ayatnya sebetulnya, tapi ayat itu dipakai sebagai alat untuk membohongi. Permasalahannya apakah yang membuat pernyataan itu, kan tidak menyatakan bahwa surat itu bohong kan gitu ya, tetapi menggunakan alat dengan ayat itu. Jadi memakai ayat itu sebagai alat membohongi orang, kan gitu maksud sintaksisnya," ujarnya.

Dalam transkrip yang beredar seputar ucapan Ahok  di pulau Seribu tertulis, "Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa). Itu hak bapak ibu, ya."  (KBR)

Biografi Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar:

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA (lahir di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959 ; umur 57 tahun) adalah Wakil Menteri Agama Republik Indonesia  yang menjabat dari tahun 2011 sampai 2014. Ia juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/ Kementerian Agama Republik Indonesia. Dia juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Pendidikan

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998). Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993-1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994-1995). Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Shopia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di Saos University of London (2001-2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003-2004). Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999). Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.
  • SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970
  • Madrasah Ibtida'iyah 6 tahun, di Pesantren As'adiyah Sengkang, 1971.
  • PGA 4 Thn, di pesantren As'adiyah Sengkang, 1974
  • PGA 6 Thn, di Pesantren As'adiyah Sengkang 1976
  • Sarjana Muda , Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980
  • Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984
  • Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.
  • Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang" Perspektif Jender Dalam al-qur'an, 1993-1998.
  • Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994
  • Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995
  • Sandwich program di Paris University Perancis, 1995
  • Penelitian kepustakaan perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, Saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.
  • Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.

Jabatan Struktural/ Non Struktural

  • Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK), Jakarta, 1992- Sekarang.
  • Dewan Pendiri dan pengurus Masyarakat Dialaog natar Ummat Beragama (MADIA) Jakarta, 1983-sekarang.
  • Wakil Ketua wakaf yayasan Paramadina, Jakarta, 1999- Sekarang.
  • Ketua Yayasan Panca Dian Kasih, Jakarta, 2001- Sekarang.
  • Wakil Ketua Pengurus Pusat KMA-PBS, Jakarta, 2001-2004.
  • Ketua Departemen Pemberdayaan Sosial dan Perempuan ICMI Pusat, Jakarta 2000- sekarang.
  • Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, 2000- Sekarang.
  • Anggota KOMNAS Perempuan, 1999-sekarang.
  • Wakil Ketua (Bidang Pendidikan)Masjid Al-Tin, Jakarta, 1998-sekarang.
  • Pembantu Rektor III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000-sekarang.
  • Staf Pengajar bidang kajian Wanita program pasca Sarjana UI, jakarta, 1997-Sekarang.
  • Ketua Program studi Agama dan Perempuan, bidang kajian wanita program pasca Sarjana UI Jakarta, 2001-sekarang.
  • Staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Paramadina Mulia, Jakarta, 1998-2000.
  • Staf pengajar Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta, 1993-sekarang.
  • Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII Jakarta, 1997-sekarang.
  • Wakil sekretaris PP. Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuliuddin (HIPIUS), Jakarta, 1994-Sekarang.
  • Anggota Asesor badan Akredaitasi Nasional Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta, 2001-sekarang.
  • Yayasan Setara Indonesia (YASIN), Jakarta, 2001-sekarang.
  • Staf ahli PSW IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001-sekarang.
  • Dewan Redaksi Jurnal Islam FUTURA, IAIN Ar-raniri, nanggroe Aceh Darussalam, 2001-sekarang.
  • Anggota penyunting ahli Jurnal Kajian Agama Islam dan Masyarakat INTIZAR, Pusat Penelitian IAIN Raden fatah, Palembang, 2001-sekarang.
  • Penanggung jawab tabloid Swara Damai Yayasan Padi Kasih, Jakarta 2002-sekarang.
  • Pengasuh Rubrik Mas'il alShufiyah di majalah SUFI, Jakarta, 2002-sekarang.
  • Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an.
  • Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah.
  • Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
  • Wakil Menteri Agama Republik Indonesia.
  • Imam Besar Masjid Negara Istiqlal sejak tahun 2016.

    (Sumber: Wikipedia)


1 comment:

  1. Iya berati dia menghina ulama yg menerangkan ayat tersebut dan ulama yg membuat tafsir dari ayat tersebut...

    ReplyDelete