Bogor, Swaranasionalpos.com - Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur resmi dibuka Ketua DPW PPP
Jawa Barat, Ade Munawaroh Yasin, di Hotel Seruni, Puncak, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor, Kamis (3/11/16).
Agenda Utama Muscab ini untuk memilih Ketua DPC PPP Kota
Bogor dan Kabupaten Cianjur untuk periode 2016-2021. Untuk DPC Kota Bogor akan
menggantikan Ketua DPC Andi Surya Wijaya yang akan naik menjadi pengurus DPP
PPP.
Tata cara pemilihan ketua dan struktur partai cukup berbeda
dengan biasanya. PPP menerapkan sistem formatur. Tim formatur terdiri dari
unsur DPP, DPW, DPC, dan PAC. Sehingga, di arena Muscab PPP tersebut tak nampak
aksi-aksi karantina atau penggalangan dukungan jagoan masing-masing. Suasananya
lebih tenang dan mencair. Jauh dari ketegangan bahkan gesekan-gesekan yang
biasa dijumpai dalam sebuah pemilihan parpol.
“Pemilihan dengan sistem formatur ini berlaku di semua level
pemilihan PPP,” kata Ketua Organizing Committee Muscab, Zaenul Mutaqin, dalam
sambutannya.
Zaenul selanjutnya mengatakan, Muscab PPP Kota Bogor ke-7
dan Cianjur ke-8 ini digeber karena PPP sedang fokus konsolidasi se-Jabar
sehingga ada beberapa DPC yang Muscabnya digabungkan.
“November 2016 ini harus sudah rampung agar siap tempur
menghadapi Pilkada 2017 maupun Pileg,” ujarnya.
Zaenul yang juga digadang-gadang calon kuat Ketua DPC PPP
Kota Bogor ini, mengharapkan Muscab dapat melahirkan pengurus-pengurus militan.
“Setelah Muscab semua pengurus berjuang. Karena ukuran
kesuksesannya adalah jumlah kursi di dewan. PPP Kota Bogor menargetkan 3 besar
pada Pileg 2019. Dari 5 kursi jadi 8 kursi,” ungkapnya.
Sementara itu, saat pembukaan, Ketua DPW PPP Jawa Barat, Hj.
Ade Munawaroh Yasin mengatakan, muscab kali ini dibuat lebih demokratis dan
bersifat kekeluargaan, karena dengan pengalaman dua tahun berseteru, harus
menjadi pengalaman berharga bagi partai untuk meminimalisir perbedaan dan
perpecahan di tubuh partai.
Dalam Muscab formatur ada 5, diantaranya formatur dari PAC,
DPC, dari majelis, DPW dan DPP, jadi daerah bisa memutuskan formatur. PPP Jawa
Barat sedang menggarap brand image yang baru. PPP Partai Islam dan Indonesia
penduduknya beragama Islam, jadi harus menjadi perhatian semua bahwa kenapa
partai Islam kurang diminati oleh umat Islam, jadi harus ada perubahan
signifikan untuk memperjuangkan PPP sebagai partai Islam yang maju di masa
mendatang.
PPP juga harus berbasiskan ulama dan pesantren, PPP sebagai
partai warisan ulama harus dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia, jadi
permasalahan dan program itu harus bisa dipikirkan secara matang bagi PPP
kedepan.
“PPP di Jawa Barat sedang siap siap memiliki target untuk Pilkada
diseluruh Jawa Barat, baik pemilihan Walikota, Bupati, Gubernur Jawa Barat, dan
Pileg 2019 mendatang. Sya berpesan kepada ketua DPC Kota Bogor dan Kabupaten
Cianjur yang terpilih nanti untuk langsung bekerja, segera melakukan program
yang berkaitan dengan konsolidasi administrasi dan SDM untuk menunjang kegiatan
verifikasi partai di bulan Januari 2017 nanti diseluruh wilayah Jawa Barat,”
jelasnya.
Ade juga menyinggung soal Pilkada DKI Jakarta bahwa PPP
tidak mendukung Ahok di Pilgub DKI Jakarta. PPP tetap mendukung penuh dan siap
memenangkan pasangan AHY.
Dalam Pilkada DKI Jakarta, Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) berkoalisi dengan Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN), dan
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Koalisi ini mengusung pasangan Agus Harimurti
Yudhoyono dan Sylviana Murni untuk menjadi Gubernur dan Wakil DKI Jakarta.
Rupanya, dukungan koalisi ini tak hanya di Jakarta. Akan
tetapi satu suara hingga ke daerah. Pasalnya, seperti dikemukakan Ketua DPW PPP
Provinsi Jawa Barat, Ade Munawaroh Yasin, PPP berkoalisi dengan PD, PAN, PKB
dan tak mendukung Ahok didasarkan pada alasan yang jelas.
Apa
alasannya? “PPP tak mendukung Ahok (Basuki Tjahaya Purnama) karena tak sesuai
azas dan ideologi Islam yang dianut PPP.“Jadi ini bukan soal etnis atau SARA,”
tegasnya.
Alasan tersebut, kata Ade Munawaroh Yasin, sudah merupakan
hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP. “Untuk jadi pemimpin harus
beragama Islam,” katanya disambut riuh applaus hadirin.
Terkait hal itu, Ade Munawaroh Yasin pun mengklarifikasi
beredarnya kabar bahwa PPP versi Djan Farid mendukung kubu Ahok. “Saya
menegaskan pula bahwa hanya ada satu PPP pimpinan Romahurmuziy yang legal dan
diakui negara,” tandasnya.
Muscab dihadiri Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Anggota
DPR RI Fraksi PPP dari Dapil Kota Bogor dan Cianjur Joko Purwanto, Pengurus DPP
PPP, Ketua DPW PPP Provinsi Jawa Barat, Hj. Ade Munawaroh Yasin, Ketua DPC PPP
Kota Bogor demisioner Andi Surya Wijaya, Ketua DPC Kabupaten Cianjur demisioner
Abdullah Bustanul Arifin, Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor Elly Halimah Yasin,
Majelis Pertimbangan DPC PPP Kota Bogor KH Tubagus Kholidi, KH Humaidi, alim
ulama, jajaran Wakil Ketua DPRD Kota Bogor diantaranya Heri Cahyono, Sopian dan
Jajat Sudrajat, para pimpinan partai politik di Kota Bogor diantaranya Dodi
Setiawan dari DPC Demokrat, ketua DPC Hanura Sumiati Eneng, sektetaris DPC PDIP
Atty Somadikarya, perwakilan DPD PKS Muaz, ketua PKB Subhan Murtado, sekretaris
DPD Golkar Tauhid J Tagor, para pengurus dan kader serta simpatisan partai
berlambang Kabah dari daerah Kota Bogor dan Cianjur. *IND
No comments:
Post a Comment