Pengamat Sosial Tasikmalaya Mumuh Pangestu, S.Sos |
Kota Tasikmalaya, Swaranasionalpos.com
- Menjelang tutup tahun ini, agenda sejumlah pejabat Pemerintah Kota
(Pemkot) Tasikmalaya semakin sibuk. Pasalnya banyak para pejabat tersebut yang
melakukan studi banding/kunjungan kerja ke berbagai kota besar yang ada di
Indonesia.
Menanggapi adanya fenomena tersebut, pemerhati sosial
Tasikmalaya, Mumuh Pangestu, S.Sos merasa prihatin, karena manuver pejabat itu
justru terkesan malah plesiran dibungkus dengan studi banding/kunjungan kerja dengan
menghambur-hamburkan dana APBD.
Kabarnya, yang ikut plesiran itu mulai dari pejabat eselon II
dan sejumlah stafnya. Mereka ramai-ramai berkunjung ke berbagai kota besar
berbeda provinsi. Adapun studi banding itu diduga dilakukan ke Balikpapan, Samarinda,
Bali, Medan dan Malang.
“Studi banding itu dilakukan oleh sejumlah SKPD dengan
tujuan dan kota yang berbeda.Tapi pelaksanaanya hampir bersamaan digelar saat
ini. Sehingga disinyalir hanya menghabiskan sisa anggaran pada akhir tahun. Mereka
plesiran itu rame-rame. Akibatnya di
kantor pun malah menjadi sepi,” beber pria yang akrab dipanggil Apih tersebut,
Rabu (16/11).
Kata Apih, ekses banyaknya pejabat yang plesiran itu, banyak
pekerjaan secara administrasi yang tertunda di SKPD, bahkan terhambat. Sebab, banyak pekerjaan yang belum ditandatangani
oleh pejabat yang terkait, terutama oleh Kepala Dinas yang nota bene sebagai
penguna anggaran.
Akibatnya pencairan anggaran pun menjadi molor, terutama
bagi mereka para rekanan yang sudah mengerjakan sejumlah pekerjaan ataupun di
internal SKPD terkait karena harus menunggu terlebih dahulu kepulangan pejabat untuk
meminta tanda tangannya.
“Sehingga mengakibatkan pelayanan publik pun sangat
terganggu. Padahal dibandingkan dengan kegiatan plesiran itu jauh lebih penting
untuk melayani kepada masyarakat. Bahkan dipertanyakan apa urgensinya plesiran
tersebut?” kesalnya.
Menurut Apih, seyogianya kalau memang kegiatan itu dipandang
penting, alangkah baiknya bisa diwakilkan saja, ketimbang malah berangkat
rame-rame. Karena ini bukan piknik. Apalagi dengan menguras dana APBD. Padahal
kalau diwakilkan dari sisi anggaran pun bisa menghemat.
“Dengan berangkat rame-rame
itu juga dipertanyakan. Bahkan sangat dikuatirkan hanya mengejar uang SPPD
saja. Kalau itu yang terjadi tentunya sangat ironis. Kemudian yang terpenting
itu apakah hasil dari kegiatan tersebut ada manfaatnya?” herannya.
Karena hasil dari kegiatan itu, lanjut Apih, harus bisa dipertanggungjawabkan
kepada publik. Sebab mereka telah mengunakan anggaran dari APBD. Wajar, apabila
masyarakat mempertanyakan manfaat dan aplikasinya hasil dari plesiran tersebut.
“Seharusnya DPRD nota bene sebagai salah satu lembaga
pengawasan bisa menanyakan atau memanggil kepada sejumlah SKPD bersangkutan agar
meminta langsung hasil laporan plesiran yang dibungkus oleh kunjungan kerja
tersebut,” pungkasnya.(Ariska/D.Saefudin)
No comments:
Post a Comment