MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Thursday, November 3, 2016

Mengenal Satuan Bravo 90 (Sat Baravo 90), Pasukan Elit TNI AU



SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU

Satuan Bravo 90 (disingkat Satbravo-90) yang sebelumnya bernama Denbravo 90 adalah satuan pelaksana operasi khusus Korps Pasukan Khas yang berkedudukan langsung di bawah Dankorpaskhas, juga dikenal dengan nama Special Forces of Indonesian Air Force (SFoIDAF). Para anggota Detesemen Bravo dipilih dari prajurit para-komando terbaik dilingkungan korpaskhas TNI-AU.  Untuk mengasah kemampuan antiteror, mereka masih harus menjalani berbagai latihan lagi yang dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat
GMF Sat-81 Gultor, latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan UDT (under water demolition) di sarana latihan Kopaska, serta latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri. Angka 90 merujuk pada tahun pengukuhan Denbravo, dan Bravo sendiri berarti "Yang Terbaik".
  
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
Satuan Bravo 90 Paskhas bertugas melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI dengan bawah kendali operasi  (BKO) dan sering terlibat dalam misi-misi gabungan TNI untuk mengamankan objek-objek vital negara. Den Bravo 90 juga ditempatkan dalam datasemen-datasemen pengawal pribadi (walpri) untuk KSAU dan Presiden. Terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/ instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.

Satuan Bravo 90 memiliki Motto: Catya Wihikan Awacyama Kapala, yang berarti  Setia, Terampil, Berhasil.

Pengukuhan Satuan Bravo-90

SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
 Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1990 oleh KSAU Marsekal TNI Hanafie Asnan. Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit ­ 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga mampu bergerak tanpa identitas, bisa membaur di satuan-satuan Paskhas, atau bergerak seorang diri. Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam tempur, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. Pasukan elite ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
Struktur Organisasi Satuan Bravo-90 :
Satuan Bravo 90 mempunyai 3 Detasemen, yaitu :
- Den 901 mempunyai spesialisasi intelijen.
- Den 902 Bantuan Teknik Khusus (Banniksus)
- Den 903 Aksi Khusus (Aksus)

SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
Disamping itu ada Tim Bantuan Mekanik untuk pemeliharaan senjata dan peralatan serta tim khusus plus tim pelatih. Semua Detasemen mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terrorism. Pasukan “inti” baret jingga ini juga kerap berlatih dengan Gultor Kopassus, Kopaska TNI-AL dan Denjaka Marinir. Saat ini ada peningkatan standart pasukan dari Detasemen menjadi Satuan sehingga jumlah ideal mengikuti Tabel Organisasi Personel (TOP) yaitu 700 personel dibawah pimpinan seorang Kolonel langsung dibawah Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di pesawat, Bravo langsung melaksanakannya didalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT. DI. Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan beladiri militer khas dari SPETSNAZ, pasukan elit Rusia.

Tahap Pendidikan Bravo-90

Pendidikan Bravo berdurasi sekitar 6 bulan yang dilaksanakan di Pusdiklat Paskhas khususnya Satuan Pendidikan Khussus, Satdik 02 Lanjut dan Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan Sekolah Komando Paskhas dan personel aktif di Batalyon Komando/ Wing. Semua calon diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan, serta kesehatan. Semua dilakukan dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dalam bidang masing–masing. 
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
Dalam melatih para calon anggota Denbravo, para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror  Pasukan Khusus TNI AU ini melakukannya dengan sangat serius dan tidak tanggung-tanggung, mereka menggunakan peluru tajam (real ammo) dalam latihan tahap akhir dengan tujuan agar para calon Bravo nantinya akan benar-benar menjadi pasukan khusus yang tangguh, penuh perhitungan, cermat, cepat, sekaligus tepat dalam bertindak. 
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
Mampu dan sanggup untuk menjalani pertempuran total dan habis – habisan adalah tujuan akhir pendidikan Bravo, yang akan  membentuk mereka menjadi prajurit elite Paskhas yang selalu siap diterjunkan di mana saja di seluruh Indonesia. Setelah mereka berhasil lulus semua tahapan pendidikan, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standar Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang yang beranggotakan para prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmen yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika serta lainnya.

Rentang Penugasan Satuan Bravo-90

SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU
Dimulai sejak 1992 dalam pengamanan KKT di Jakarta, Misi pemulangan TKI Cina, dan misi Geser Tim–Tim sebagai buntut lepasnya Tim–Tim dari NKRI. Bravo mendapat kepercayaan tidak saja untuk  mengendalikan Bandara Komoro dalam satgas ITFET (Indonesian Task Force in East Timor), tetapi pengamanan pusat kota juga dipercayakan kepada pasukan Bravo tersebut. Mereka bertugas sampai detik-detik akhir turunnya merah-putih dari bumi Lorosae. Setelah itu dalam konflik Ambon, Bravo mengalami berbagai peperangan frontal dari darat ke darat dalam menyekat 2 kubu yang bertikai. Bravo tergabung dalam Yon Gab 1 bersama Kopassus dan Taifib Marinir. Dalam konflik Aceh, Bravo mendapatkan tugas untuk mengamankan bandara dan lanud di seluruh wilayah NAD.

Inventaris Senjata Satuan Bravo-90

Penggunaan pistol Scorpion sudah berlalu, saat ini Bravo memiliki senjata andalan untuk CQB yaitu MP 5. serta menggunakan Pistol SiG Sauer. Selain itu, anggota Bravo juga dilengkapi uniform full gears dengan berbagai peralatan terbaru, mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS, pelindung kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar sampai alat komunikasi point to point. Bahkan dalam situasi khusus, Bravo bisa menggunakan pesawat – pesawat TNI-AU mulai dari pesawat angkut sampai pesawat tempur untuk mendukung misi operasinya. Bravo juga kini telah memiliki senjata SAR-21 (Singapore Air Rifle).
Kendaraan Taktis Bravo-90

Saat ini Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI-AU setidaknya mengoperasikan beberapa jenis kendaraan taktis antara lain:

Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)

Kendaraan taktis (rantis) Bravo-90 yang satu ini memang khusus. Termasuk Land Rover jenis defender heavy duty antipeluru yang dilengkapi tangga lipat serta penyangga mobil. Tangga ini lazim digunakan dalam penyerbuan gedung (building assault). Agar mobil berdiri stabil, penyangga diturunkan secara hidraulik untuk menahan goyangan. Melihat tongkrongannya, rantis Bravo-90 ini adalah jenis Defender Td5 dengan basis station wagon sasis panjang. Mobil yang dari pabrikannya dijual seharga 20.495 poundsterling (standar) ini ditenagai mesin diesel berkapasitas 2500cc. Bila disimak lebih jauh, tentu saja ada fasilitas khusus yang ditambahkan. Sebut saja plat pijakan kaki yang menempel di sekeliling bodi mobil yang berfungsi sebagai pijakan pasukan yang berdiri di sisi mobil. Dengan demikian maka pasukan bisa didrop dengan cepat.

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
DMV-30T Bravo singkatan dari Dirgantara Military Vehicle, dengan  kapasitas mesin 3.000 cc dan rangka pipa baja tubular.  Rantis ini ringan namun handal, kuat serta memiliki mobilitas tinggi nan lincah karena sejak awal rantis ini dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan serta kecepatan operasional tempur bagi regu pasukan khusus.  Bodi DMV-30T didesain telanjang, dan disinilah peran rangka pipa tubular tadi. Meski terlihat kurus namun konstruksinya sangat kuat meskipun melintasi medan off road yang paling ekstrim. Selain itu rangka pipa juga didesain untuk bisa melindungi para awak di dalamnya walau kendaraan terguling atau terbalik. Desain rantis seperti ini menjadikan para prajurit pasukan elit tersebut bebas dan cepat bergerak keluar masuk dalam misi penyergapan musuh.

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
Kelebihan lain dari konstruksi ini adalah bobot menjadi ringan. Kendaraan ini makin lincah melaju dan bermanuver baik di dalam hutan lebat maupun jalanan sempit dalam perang kota. Kekurangan Rantis ini terletak pada zero protection bagi pasukan jika terjebak dalam situasi perang medan terbuka karena akan jadi sasaran tembak yang empuk.

DMV-30T diawaki empat orang dan dilengkapi senapan mesin sedang, masing-masing FN Minimi kaliber 5,56 mm disamping pengemudi, dan senapan mesin FN MAG GPMG kaliber 7,62 mm di bagian atas pengemudi, ditempatkan pada dudukan atas roll bar. Kedua senapan mesin tersebut bisa diandalkan untuk menyapu sasaran hingga radius 500 hingga 800 meter. DMV-30T pun dapat dipasangi SMB (senapan mesin berat) seperti browning M2HB atau CIS 5.0 kaliber 12,7 mm. Agar punya daya gempur yang lebih dahsyat lagi, pelontar granat otomatis AGL 40 dapat dipasang di dudukan roll bar. Dan istimewanya lagi,  rantis ini juga dirancang sedemikian rupa supaya bisa mengusung rudal MANPADS SHORAD QW-3 buatan Cina.

DMV-30T ditenagai mesin diesel 3.000 cc direct injection dengan sistem tranmisi otomatis. Kapasitas tangki internal di bagian belakang bodi sanggup menampung 50 liter solar serta mampu beroperasi dalam waktu delapan jam. Sebagai tambahan bahan bakar cadangan, dua tangki eksternal menempel di samping belakang kiri dan kanan badan.
Peralatan lain sebagai kelengkapan survival di lapangan yaitu kapak dan sekop yang ditempatkan di spatbor depan. Rantis berpenggerak 4×4 ini menggunakan heavy duty rigid axel serta suspensi double coil spring agar tetap nyaman di medan dengan kontur ekstrim, serta memiliki ground clearance yang tinggi agar mampu melibas parit, kubangan air atau lumpur dengan mudah.

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
Proses Kelahiran DMV-30T
Dirancang dan dibuat untuk Paskhas TNI AU, pembuatan kendaraan ini tak lepas dari keterlibatan industri dirgantara,  PT DI (Dirgantara Indonesia). Lewat divisi Engineering Service (ES) PT DI. Pada pesanan awal, rantis ini harus bisa diselesaikan dan diserahterimakan saat perayaan HUT Korps Paskhas tanggal 17 Oktober 2007 di Lanud Sulaiman, Bandung. Dalam tahap pertama, DMV-30T akan dibuat sebanyak 12 unit untuk menggantikan dan melengkapi kendaraan taktis ringan Paskhas yang sudah dimakan usia, seperti Land Rover.

Spesifikasi
Awak : 4 – 9
Panjang : 4 meter
Lebar : 1,9 meter
Tinggi : 1,9 meter
Wheel base : 2,8 meter
Berat kosong : 1,5 ton
Frame body : Tubular Steel
Cover body : Alumunium
Mesin : Turbo diesel injection 3.000 cc
Tangki BBM : 60 liter

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30A)

Setelah suksesnya dalam pengembangan DMV-30T, Paskhas TNI AU memberikan kepercayaan kembali  kepada  PT DI untuk merancang dan mengembangkan rantis bagi operasi khusus Detasemen Bravo 90. Dan dalam jarak tiga bulan dari proyek DMV-30T, muncullah rantis DMV-30A (Armored), yang produksinya dipercayakan kepada PT. Sentra Surya Ekajaya (SSE), yang juga memproduksi P3 Cheetah yang digunakan Kopaska TNI AL.

Dirgantara Military Vehicle (DMV-30A)
Dari segi rancangan, DMV-30A dengan desain minimalis layaknya rantis militer pada umumnya dengan perpaduan bentuk persegi dan tajam. Sekilas, DMV-30A terlihat mirip dengan Panhard VBL yang telah digunakan satuan kavaleri TNI AD sejak lama. Setiap bagian dikerjakan secara detil dari sisi fungsi maupun estetikanya. Potongan plat juga terlihat rapih dan halus karena pemotongannya telah terkomputerisasi menggunakan teknik potong laser.

Pada bagian eksterior, mulai dari depan terpasang sebuah winch, lalu pendingin mesin radiator grill berada diatas engine hood dan samping kiri kanan atas roda depan. Pada bodi samping terlihat plat tambahan multifungsi yang bisa dilepas pasang. Pada bagian atas terdapat dua lubang palka untuk gunner dan juga bisa digunakan sebagai pintu darurat. Pada bagian interior, desain kabin menyerupai pesawat terbang, penuh dengan instrumen diatas antara kepala pengemudi dan penumpang depan,  serta perangkat alat komunikasi diatas console box. Begitu pula pada panel pintu dalam, tulangan sebagai reinforce dan engsel pintu terlihat unik namun fungsional.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30A)
Konsep kendaraan ini serupa dengan Land Rover versi armored yang telah dimiliki sebelumnya oleh Paskhas. DMV-30A (Armored) mengusung mesin diesel dengan kapasitas 2.500 cc berdaya 120 PS. Dengan ground clearance tinggi dan kaki-kaki tangguh membuat DMV-30A cukup tangguh melibas medan off road, bahkan juga sanggup untuk menaiki tangga gedung untuk pertempuran dalam kota. Perlengkapan senjata yang bisa diusung di atapnya cukup variatif, mulai dari senapan mesin kaliber 7,62 mm atau 12,7 mm hingga pelontar granat AGL 40. Bahkan peluncur rudal anti tank pun bisa dipasang di DMV-30A. Untuk dukungan tembakan, tersedia pula lubang tembak dari dalam kabin sebanyak empat titik untuk senapan serbu yang dibawa oleh personel. 

Spesifikasi
Awak : 4
Panjang : 4 meter
Lebar : 1,9 meter
Tinggi : 1,8 meter
Wheel base : 2,8 meter
Berat kosong : 3,3 ton
Material body : Armor steel level III, mampu menahan proyektil 7,62 mm
Glass panel : Armor glass Level III, mampu menahan proyektil 7,62 mm
Mesin : Land Rover 120 PS Turbo diesel injection 2.500 cc
Tangki BBM : 140 liter


Markas Satuan Bravo-90

Pada tahun 2009, Detasemen Bravo-90 direncanakan telah menempati markas barunya seluas sekian hektare di daerah Rumpin, Bogor. Daerah ini dinilai sangat strategis karena dekat dengan dua lanud utama TNI AU yaitu Lanud Atang Sanjaya, Bogor dan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta sehingga mudah untuk menggerakkan pasukan keseluruh wilayah Indonesia. Daerah ini juga memiliki akses yang cepat ke pusat pemerintahan (khususnya Istana Negara Jakarta dan Istana Negara Bogor, Gedung MPR-DPR serta Markas Besar TNI di Cilangkap) maupun dengan pintu gerbang negara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Selain itu Den Bravo-90 juga direncanakan untuk dapat melindungi Pusat Pengembangan dan Pengkajian Iptek (Puspiptek) milik BPPT dan fasilitas LAPAN di daerah Serpong, Tangerang.

Validasi Satuan

Berdasarkan Validasi dan regrouping Korpaskhas sesuai dengan keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No. 527/IX/2013 tertanggal 10 September 2013. Sebelumnya bernama Detasemen Bravo 90 ditingkatkan menjadi Satuan Bravo 90. Satuan anti teror ini membawahi Detasemen 901, Detasemen 902, dan Detasemen 903.

Para Komandan Denbravo 90 (sekarang SatBravo 90) dari awal sampai sekarang :

    - Lettu Psk Warokah, Alm.(1992)
    - Kapten Psk Yudhi Bustami (1999)
    - Kapten Psk Novlamirsyah (2002)
    - Mayor Psk Deny Muis (2004)
    - Kapten Psk Rassy Fay M. Bait (2006)
    - Letkol Psk M. Djuanda (2008-2012)
    - Letkol Psk Ari Ismanto (2012-2013)
    - Kolonel Pas Novlamirsyah (2013-2015)
    - Kolonel Pas Roosen Lombok Sinaga (2015-Sekarang)


- id.wikipedia.org

-  indosejati.com

No comments:

Post a Comment