SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Satuan Bravo 90 (disingkat Satbravo-90) yang sebelumnya
bernama Denbravo 90 adalah satuan pelaksana operasi khusus Korps Pasukan Khas
yang berkedudukan langsung di bawah Dankorpaskhas, juga dikenal dengan nama
Special Forces of Indonesian Air Force (SFoIDAF). Para anggota Detesemen Bravo
dipilih dari prajurit para-komando terbaik dilingkungan korpaskhas TNI-AU. Untuk mengasah kemampuan antiteror, mereka
masih harus menjalani berbagai latihan lagi yang dilakukan di pusat latihan
serbuan pesawat
GMF Sat-81 Gultor, latihan infiltrasi laut dalam rangkan
penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan UDT
(under water demolition) di sarana latihan Kopaska, serta latihan penjinakan
bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri. Angka 90 merujuk pada tahun pengukuhan
Denbravo, dan Bravo sendiri berarti "Yang Terbaik".
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Satuan Bravo 90
Paskhas bertugas melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan
alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror
bajak udara serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI dengan bawah
kendali operasi (BKO) dan sering terlibat
dalam misi-misi gabungan TNI untuk mengamankan objek-objek vital negara. Den
Bravo 90 juga ditempatkan dalam datasemen-datasemen pengawal pribadi (walpri)
untuk KSAU dan Presiden. Terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda
pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas
TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk
kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif
menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/
instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.
Satuan Bravo 90 memiliki Motto: Catya Wihikan Awacyama
Kapala, yang berarti Setia, Terampil,
Berhasil.
Pengukuhan Satuan Bravo-90
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1990 oleh KSAU Marsekal
TNI Hanafie Asnan. Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit 1 perwira, 3
bintara, 30 tamtama. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga mampu
bergerak tanpa identitas, bisa membaur di satuan-satuan Paskhas, atau bergerak
seorang diri. Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi
khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu,
teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High
Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia
(darat, laut, udara), selam tempur, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia.
Pasukan elite ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan
peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini
dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam
waktu sepersekian detik.
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Struktur Organisasi Satuan Bravo-90 :
Satuan Bravo 90 mempunyai 3 Detasemen, yaitu :
- Den 901 mempunyai spesialisasi intelijen.
- Den 902 Bantuan Teknik Khusus (Banniksus)
- Den 903 Aksi Khusus (Aksus)
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Disamping itu ada Tim Bantuan Mekanik untuk pemeliharaan
senjata dan peralatan serta tim khusus plus tim pelatih. Semua Detasemen
mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terrorism. Pasukan “inti”
baret jingga ini juga kerap berlatih dengan Gultor Kopassus, Kopaska TNI-AL dan
Denjaka Marinir. Saat ini ada peningkatan standart pasukan dari Detasemen
menjadi Satuan sehingga jumlah ideal mengikuti Tabel Organisasi Personel (TOP)
yaitu 700 personel dibawah pimpinan seorang Kolonel langsung dibawah Badan
Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas
pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di
pesawat, Bravo langsung melaksanakannya didalam pesawat baik milik TNI-AU
maupun PT. DI. Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang
menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan beladiri militer khas dari
SPETSNAZ, pasukan elit Rusia.
Tahap Pendidikan Bravo-90
Pendidikan Bravo berdurasi sekitar 6 bulan yang dilaksanakan
di Pusdiklat Paskhas khususnya Satuan Pendidikan Khussus, Satdik 02 Lanjut dan
Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40
lulusan Sekolah Komando Paskhas dan personel aktif di Batalyon Komando/ Wing.
Semua calon diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi
militer yang dibutuhkan, serta kesehatan. Semua dilakukan dengan asistensi
lembaga TNI-AU yang berkompeten dalam bidang masing–masing.
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Dalam melatih para
calon anggota Denbravo, para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror Pasukan Khusus TNI AU ini melakukannya dengan
sangat serius dan tidak tanggung-tanggung, mereka menggunakan peluru tajam
(real ammo) dalam latihan tahap akhir dengan tujuan agar para calon Bravo
nantinya akan benar-benar menjadi pasukan khusus yang tangguh, penuh perhitungan,
cermat, cepat, sekaligus tepat dalam bertindak.
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Mampu dan sanggup untuk
menjalani pertempuran total dan habis – habisan adalah tujuan akhir pendidikan
Bravo, yang akan membentuk mereka
menjadi prajurit elite Paskhas yang selalu siap diterjunkan di mana saja di
seluruh Indonesia. Setelah mereka berhasil lulus semua tahapan pendidikan, para
personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan
perlengkapan tempur standar Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim
Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa
dipindahkan ke Tim khusus yang yang beranggotakan para prajurit Bravo
berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmen yang mampu melakukan infiltrasi
lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika
serta lainnya.
Rentang Penugasan Satuan Bravo-90
SatBravo 90 Korpaskhas TNI-AU |
Dimulai sejak 1992 dalam pengamanan KKT di Jakarta, Misi
pemulangan TKI Cina, dan misi Geser Tim–Tim sebagai buntut lepasnya Tim–Tim
dari NKRI. Bravo mendapat kepercayaan tidak saja untuk mengendalikan Bandara Komoro dalam satgas
ITFET (Indonesian Task Force in East Timor), tetapi pengamanan pusat kota juga
dipercayakan kepada pasukan Bravo tersebut. Mereka bertugas sampai detik-detik
akhir turunnya merah-putih dari bumi Lorosae. Setelah itu dalam konflik Ambon,
Bravo mengalami berbagai peperangan frontal dari darat ke darat dalam menyekat
2 kubu yang bertikai. Bravo tergabung dalam Yon Gab 1 bersama Kopassus dan
Taifib Marinir. Dalam konflik Aceh, Bravo mendapatkan tugas untuk mengamankan
bandara dan lanud di seluruh wilayah NAD.
Inventaris Senjata Satuan Bravo-90
Penggunaan pistol Scorpion sudah berlalu, saat ini Bravo
memiliki senjata andalan untuk CQB yaitu MP 5. serta menggunakan Pistol SiG
Sauer. Selain itu, anggota Bravo juga dilengkapi uniform full gears dengan
berbagai peralatan terbaru, mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS, pelindung
kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar sampai alat
komunikasi point to point. Bahkan dalam situasi khusus, Bravo bisa menggunakan
pesawat – pesawat TNI-AU mulai dari pesawat angkut sampai pesawat tempur untuk
mendukung misi operasinya. Bravo juga kini telah memiliki senjata SAR-21
(Singapore Air Rifle).
Kendaraan Taktis Bravo-90
Saat ini Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI-AU setidaknya
mengoperasikan beberapa jenis kendaraan taktis antara lain:
Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)
Kendaraan taktis (rantis) Bravo-90 yang satu ini memang
khusus. Termasuk Land Rover jenis defender heavy duty antipeluru yang
dilengkapi tangga lipat serta penyangga mobil. Tangga ini lazim digunakan dalam
penyerbuan gedung (building assault). Agar mobil berdiri stabil, penyangga
diturunkan secara hidraulik untuk menahan goyangan. Melihat tongkrongannya,
rantis Bravo-90 ini adalah jenis Defender Td5 dengan basis station wagon sasis
panjang. Mobil yang dari pabrikannya dijual seharga 20.495 poundsterling
(standar) ini ditenagai mesin diesel berkapasitas 2500cc. Bila disimak lebih
jauh, tentu saja ada fasilitas khusus yang ditambahkan. Sebut saja plat pijakan
kaki yang menempel di sekeliling bodi mobil yang berfungsi sebagai pijakan
pasukan yang berdiri di sisi mobil. Dengan demikian maka pasukan bisa didrop
dengan cepat.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) |
DMV-30T Bravo singkatan dari Dirgantara Military Vehicle,
dengan kapasitas mesin 3.000 cc dan
rangka pipa baja tubular. Rantis ini
ringan namun handal, kuat serta memiliki mobilitas tinggi nan lincah karena
sejak awal rantis ini dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan serta kecepatan
operasional tempur bagi regu pasukan khusus.
Bodi DMV-30T didesain telanjang, dan disinilah peran rangka pipa tubular
tadi. Meski terlihat kurus namun konstruksinya sangat kuat meskipun melintasi
medan off road yang paling ekstrim. Selain itu rangka pipa juga didesain untuk
bisa melindungi para awak di dalamnya walau kendaraan terguling atau terbalik.
Desain rantis seperti ini menjadikan para prajurit pasukan elit tersebut bebas
dan cepat bergerak keluar masuk dalam misi penyergapan musuh.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) |
Kelebihan lain dari konstruksi ini adalah bobot menjadi
ringan. Kendaraan ini makin lincah melaju dan bermanuver baik di dalam hutan
lebat maupun jalanan sempit dalam perang kota. Kekurangan Rantis ini terletak
pada zero protection bagi pasukan jika terjebak dalam situasi perang medan
terbuka karena akan jadi sasaran tembak yang empuk.
DMV-30T diawaki empat orang dan dilengkapi senapan mesin
sedang, masing-masing FN Minimi kaliber 5,56 mm disamping pengemudi, dan
senapan mesin FN MAG GPMG kaliber 7,62 mm di bagian atas pengemudi, ditempatkan
pada dudukan atas roll bar. Kedua senapan mesin tersebut bisa diandalkan untuk
menyapu sasaran hingga radius 500 hingga 800 meter. DMV-30T pun dapat dipasangi
SMB (senapan mesin berat) seperti browning M2HB atau CIS 5.0 kaliber 12,7 mm.
Agar punya daya gempur yang lebih dahsyat lagi, pelontar granat otomatis AGL 40
dapat dipasang di dudukan roll bar. Dan istimewanya lagi, rantis ini juga dirancang sedemikian rupa
supaya bisa mengusung rudal MANPADS SHORAD QW-3 buatan Cina.
DMV-30T ditenagai mesin diesel 3.000 cc direct injection dengan sistem
tranmisi otomatis. Kapasitas tangki internal di bagian belakang bodi
sanggup menampung 50 liter solar serta mampu beroperasi dalam waktu
delapan jam. Sebagai tambahan bahan bakar cadangan, dua tangki eksternal
menempel di samping belakang kiri dan kanan badan.
Peralatan lain sebagai kelengkapan survival di lapangan yaitu kapak dan sekop yang ditempatkan di spatbor depan. Rantis berpenggerak 4×4 ini menggunakan heavy duty rigid axel serta suspensi double coil spring agar tetap nyaman di medan dengan kontur ekstrim, serta memiliki ground clearance yang tinggi agar mampu melibas parit, kubangan air atau lumpur dengan mudah.
Peralatan lain sebagai kelengkapan survival di lapangan yaitu kapak dan sekop yang ditempatkan di spatbor depan. Rantis berpenggerak 4×4 ini menggunakan heavy duty rigid axel serta suspensi double coil spring agar tetap nyaman di medan dengan kontur ekstrim, serta memiliki ground clearance yang tinggi agar mampu melibas parit, kubangan air atau lumpur dengan mudah.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) |
Proses Kelahiran DMV-30T
Dirancang dan dibuat untuk Paskhas TNI AU, pembuatan kendaraan ini tak lepas dari keterlibatan industri dirgantara, PT DI (Dirgantara Indonesia). Lewat divisi Engineering Service (ES) PT DI. Pada pesanan awal, rantis ini harus bisa diselesaikan dan diserahterimakan saat perayaan HUT Korps Paskhas tanggal 17 Oktober 2007 di Lanud Sulaiman, Bandung. Dalam tahap pertama, DMV-30T akan dibuat sebanyak 12 unit untuk menggantikan dan melengkapi kendaraan taktis ringan Paskhas yang sudah dimakan usia, seperti Land Rover.
Dirancang dan dibuat untuk Paskhas TNI AU, pembuatan kendaraan ini tak lepas dari keterlibatan industri dirgantara, PT DI (Dirgantara Indonesia). Lewat divisi Engineering Service (ES) PT DI. Pada pesanan awal, rantis ini harus bisa diselesaikan dan diserahterimakan saat perayaan HUT Korps Paskhas tanggal 17 Oktober 2007 di Lanud Sulaiman, Bandung. Dalam tahap pertama, DMV-30T akan dibuat sebanyak 12 unit untuk menggantikan dan melengkapi kendaraan taktis ringan Paskhas yang sudah dimakan usia, seperti Land Rover.
Spesifikasi
Awak : 4 – 9
Panjang : 4 meter
Lebar : 1,9 meter
Tinggi : 1,9 meter
Wheel base : 2,8 meter
Berat kosong : 1,5 ton
Frame body : Tubular Steel
Cover body : Alumunium
Mesin : Turbo diesel injection 3.000 cc
Tangki BBM : 60 liter
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30A)
Setelah suksesnya dalam pengembangan DMV-30T, Paskhas TNI AU memberikan
kepercayaan kembali kepada PT DI untuk merancang dan mengembangkan
rantis bagi operasi khusus Detasemen Bravo 90. Dan dalam jarak tiga
bulan dari proyek DMV-30T, muncullah rantis DMV-30A (Armored), yang
produksinya dipercayakan kepada PT. Sentra Surya Ekajaya (SSE), yang
juga memproduksi P3 Cheetah yang digunakan Kopaska TNI AL.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30A) |
Dari segi rancangan, DMV-30A dengan desain minimalis layaknya rantis militer pada umumnya dengan perpaduan bentuk persegi dan tajam. Sekilas, DMV-30A terlihat mirip dengan Panhard VBL
yang telah digunakan satuan kavaleri TNI AD sejak lama. Setiap bagian
dikerjakan secara detil dari sisi fungsi maupun estetikanya. Potongan
plat juga terlihat rapih dan halus karena pemotongannya telah
terkomputerisasi menggunakan teknik potong laser.
Pada bagian eksterior, mulai dari depan terpasang sebuah winch, lalu pendingin mesin radiator grill berada diatas engine hood dan samping kiri kanan atas roda depan. Pada bodi samping terlihat plat tambahan multifungsi yang bisa dilepas pasang. Pada bagian atas terdapat dua lubang palka untuk gunner dan juga bisa digunakan sebagai pintu darurat. Pada bagian interior, desain kabin menyerupai pesawat terbang, penuh dengan instrumen diatas antara kepala pengemudi dan penumpang depan, serta perangkat alat komunikasi diatas console box. Begitu pula pada panel pintu dalam, tulangan sebagai reinforce dan engsel pintu terlihat unik namun fungsional.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30A) |
Konsep kendaraan ini serupa dengan Land Rover versi
armored yang telah dimiliki sebelumnya oleh Paskhas. DMV-30A (Armored)
mengusung mesin diesel dengan kapasitas 2.500 cc berdaya 120 PS. Dengan
ground clearance tinggi dan kaki-kaki tangguh membuat DMV-30A cukup
tangguh melibas medan off road, bahkan juga sanggup untuk menaiki tangga
gedung untuk pertempuran dalam kota. Perlengkapan senjata yang bisa
diusung di atapnya cukup variatif, mulai dari senapan mesin kaliber 7,62
mm atau 12,7 mm hingga pelontar granat AGL 40. Bahkan peluncur rudal
anti tank pun bisa dipasang di DMV-30A. Untuk dukungan tembakan,
tersedia pula lubang tembak dari dalam kabin sebanyak empat titik untuk
senapan serbu yang dibawa oleh personel.
Spesifikasi
Awak : 4
Panjang : 4 meter
Lebar : 1,9 meter
Tinggi : 1,8 meter
Wheel base : 2,8 meter
Berat kosong : 3,3 ton
Material body : Armor steel level III, mampu menahan
proyektil 7,62 mm
Glass panel : Armor glass Level III, mampu menahan proyektil
7,62 mm
Mesin : Land Rover 120 PS Turbo diesel injection 2.500 cc
Tangki BBM : 140 liter
Markas Satuan Bravo-90
Pada tahun 2009, Detasemen Bravo-90 direncanakan telah
menempati markas barunya seluas sekian hektare di daerah Rumpin, Bogor. Daerah
ini dinilai sangat strategis karena dekat dengan dua lanud utama TNI AU yaitu
Lanud Atang Sanjaya, Bogor dan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta sehingga
mudah untuk menggerakkan pasukan keseluruh wilayah Indonesia. Daerah ini juga
memiliki akses yang cepat ke pusat pemerintahan (khususnya Istana Negara
Jakarta dan Istana Negara Bogor, Gedung MPR-DPR serta Markas Besar TNI di
Cilangkap) maupun dengan pintu gerbang negara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta,
Cengkareng, Tangerang. Selain itu Den Bravo-90 juga direncanakan untuk dapat
melindungi Pusat Pengembangan dan Pengkajian Iptek (Puspiptek) milik BPPT dan
fasilitas LAPAN di daerah Serpong, Tangerang.
Validasi Satuan
Berdasarkan Validasi dan regrouping Korpaskhas sesuai dengan
keputusan Kepala Staf Angkatan Udara No. 527/IX/2013 tertanggal 10 September
2013. Sebelumnya bernama Detasemen Bravo 90 ditingkatkan menjadi Satuan Bravo
90. Satuan anti teror ini membawahi Detasemen 901, Detasemen 902, dan Detasemen
903.
Para Komandan Denbravo 90 (sekarang SatBravo 90) dari awal
sampai sekarang :
- Lettu Psk
Warokah, Alm.(1992)
- Kapten Psk Yudhi
Bustami (1999)
- Kapten Psk
Novlamirsyah (2002)
- Mayor Psk Deny Muis (2004)
- Kapten Psk Rassy
Fay M. Bait (2006)
- Letkol Psk M.
Djuanda (2008-2012)
- Letkol Psk Ari
Ismanto (2012-2013)
- Kolonel Pas
Novlamirsyah (2013-2015)
- Kolonel Pas
Roosen Lombok Sinaga (2015-Sekarang)
Sumber :
- id.wikipedia.org
- indosejati.com
No comments:
Post a Comment