PALU, Media Suara Nasional - Gubernur Sulawesi Tengah selaku ketua dewan penyantun Universitas Tadulako meminta perhatian pihak kampus untuk mengevaluasi dan mencari formula yang tepat dalam upaya mengurangi angka mahasiswa yang terancam drop out. Karena drop out bukan tindakan yang tepat dalam menyelesaikan masalah, ungkap AsistenI Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Ir. Mohamad Faizal Mang, MM, mewakili gubernur pada acara Wisudawan Ke 92 Universitas Tadulako, yang berlangsung Kamis (5/7/2018), bertempat di Auditorium kampus Untad.
Evaluasi tersebut menjadi penting dilakukan, kata Faisal Mang. Jika hal itu terjadi tanpa ada upaya yang serius, katanya, maka secara langsung maupun tidak, bisa dipastikan hal itu akan memberi dampak negatif kepada citra Untad dimata masyarakat. Disamping itu dampak negatif lainnya adalah bagi pemerintah daerah yang secara tidak langsung turut memperlambat proses pembangunan sumber daya manusia Sulawesi Tengah yang berkualitas dan berdaya saing.
“Sukses buat para lulusan Untad yang mulai hari ini resmi menamatkan pendidikannya. Saya juga tak lupa mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap kinerja Untad yang kembali mewisuda sebanyak 1071 alumni untuk terjun berkarya di masyarakat sesuai kompetensinya. Namun demikian mereka yang dinyatakan drop out akibat masa kuliah yang sudah melampaui tenggang waktu akademik kiranya jadi perhatian untuk direalisasikan. Mengapa sesampai terjadi trend demikian. Bagaimana langkah-langkah menanggulanginya dan juga cara-cara memotivasi para mahasiswa supaya tetap semangat. Jika ini terus menerus terjadi maka berimbas kurang baik bagi Untad dan bagi daerah”, tuturnya.
Perlu diketahui bahwa upaya peningkatan sumber daya manusia Sulawesi Tengah menjadi prioritas pemerintah provinsi saat sekarang. Karena sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing diyakini akan menunjang keberhasilan pembangunan daerah. Perlu ada terobosan. Pasalnya kompetisi sebenarnya akan dimulai pada babak baru ketika mereka (mahasiswa) meninggalkan kampus menuju kehidupan bermasyarakat dengan menyandang status alumni atau seorang diploma, sarjana atau bahkan magister sekalipun.
Asisten Faizal yang juga alumni Untad menambahkan, perlu membangun partisipasi aktif semua unsur civitas akademika, karena sejatinya kampus dapat terus berdiri atas panggilan pengabdian, kemanusiaan untuk membangun peradaban.
Rektor Universitas Tadulako Profesor Muhammad Basyir Cyio mengakui bahwa sampai dengan akhir Juni tercatat 1.668 mahasiswa angkatan 2011 yang terancam drop out. Sedangkan pada jenjang magister dan doktor tercatat 30 mahasiswa angkatan 2013 yang terancam drop out. Pihak kampus memberikan toleransi hingga Oktober mendatang untuk menyelesaikannya.
Secara khusus Rektor Basyir menyatakan bahwa jika suatu hambatan studi, bukan berasal dari mahasiswa, tetapi ada pada dosen. Maka ia selaku rektor menyarankan agar Direktur Program Pascasarjana dapat mengambil jalan tengah dengan mengganti promotor.
“Terdapat 1668 orang yang terancam DO. Dan dari jumlah tersebut 1330 orang diantaranya tidak dapat kami selamatkan, dan sebanyak 338 orang masih dalam perjuangan. Mereka ada yang membutuhkan waktu 2 sampai 4 minggu untuk melanjutkan studinya hingga ujian karya ilmiah akhir atau skripsi. Semoga tambahan waktu dapat dimanfaatkan dengan baik”, katanya.
Rektor berpesan kepada alumni yang diwisuda agar wisuda dimaknai bukan akhir perjalanan. Melainkan sebuah awal perjalanan dalam menapaki masa depan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan kesungguhan, niat baik, pandai berterimakasih. Terima kasih kepada orang yang membantu mencapai kesuksesan dan yang terpenting selalu bersyukur kepada Allah tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang.
Orang nomor satu Untad itu juga mengingatkan para wisudawan untuk menempatkan orang tua, keluarga, guru di tempat yang istimewa. Karena tanpa jasa mereka katanya, kita bukanlah siapa-siapa dan tidak akan menjadi seperti sekarang. Meskipun mereka tidak menuntut untuk dibalas jasa dan kebaikannya.
Prof. Dr Hasan Basri, PhD selaku ketua Senat menyampaikan selamat datang kepada orang tua. Karena tamatan yang merupakan kebanggaan orangtuanya dapat menyelesaikan dengan baik sehingga dapat secara sah mengikuti proses wisuda, dan menyandang gelar sarjana ataupun master. Karena proses meraih sebuah gelar akademik tersebut tidaklah mudah. Bahkan bagi sebagian pribadi merupakan sebuah proses yang sangat panjang dan membutuhkan perjuangan dan kesabaran yang mumpuni.
Catatan khusus dan pujian diberikan kepada wisudawan termuda Fitria Amanda dari Fakultas kedokteran sebagai wisudawan tercepat. Hasan akhirnya dapat menepis tudingan miring mengenai waktu yang sangat lama pendidikan seorang calon dokter. ( mery)
No comments:
Post a Comment