CIMAHI,Media Suara Nasional - Di Sektor 21 Satgas Citarum Harum menurut Dansektor 21, Kol. Inf. Yusep Sudrajat, dari 30 pabrik yang sudah dicor lubang saluran limbahnya, 25 pabrik sudah dibuka kembali lubang saluran limbahnya. Tetapi 5 pabrik tetap ditutup lubang salurannya karena lubang salurannya merupakan bypass.
Penjelasannya itu disampaikan Dansektor 21, Selasa kemarin (7/8) saat mengecek IPAL di PT. Indo Putra Utamatex di jalan raya Nanjung Cimahi dan PT. Blesindo Bersama di jalan Cibaligo, Cimindi Kota Cimahi.
Pengecekan pertama di PT. Indo Putra Utamatex karena pada 23 Juli 2018, IPAL pabrik ini mengalirkan air limbah yang hitam. Namun saat ini kondisi airnya sudah dinilai bagus dengan indikatornya hidup ikan-ikan di suatu outlet.
Namun demikian, Dansektor 21 tetap membuat komitmen tertulis yang ditandatangani Direktur Utama pabrik ini Pieter Wijaya bersama Dansektor 21. Komitmen ini ditandatangani agar manajemen pabrik menaatinya. Jika melanggar, resikonya menghadapi hukum.
Direktur Utama PT. Indo Putra Utamatex, Pieter Wijaya, menyatakan, ia sangat mendukung program Citarum Harum dan itu dibuktikan segera memperbaiki IPALnya dengan indikator hidupnya ikan di outlet.
Sedangkan di PT. Blesindo Bersama Dansektor 21 dan awak media masih melihat air limbahnya walau agak jernih namun PHnya 13. Seharusnya PH minimal 6 sampai 9.
Ternyata perbaikan alat pengolahan bukan oleh ahlinya melainkan oleh karyawan sendiri sehingga manajemen mudah menyalahkannya.
Namun demikian, Dansektor 21 Kol. Inf. Yusep tetap menyodorkan komitmen yang harus ditandatangani pimpinan pabrik bersama Dansektor 21 dan dalam hal ini dari pabrik ditandatangani oleh Direktur Iwan Suherman.
"Anda, kami beri waktu 7 hari untuk memperbaiki kondisi IPALnya supaya lebih baik lagi dan kami akan mengecek lagi setelah 7 hari. Jika kondisinya masih seperti sekarang ini, kami tindak sesuai isi komitmen," tegas Kol. Inf. Yusep. (Elly).
No comments:
Post a Comment