FORUM BUMDES DAN BULOG MENYEPAKATI “BELUM ADA KESEPAKATAN”
Kab.Bandung,Media Suara Nasional Waktu pelaksanaan Program BPNT semakin mendesak, kejelasan siapa pemasokbarang masih misteri. Jumat ( 6/4 ) Forum Bumdes Kabupaten Bandung memenuhi undangan Bulog Sub Divisi Regional 1 Bandung yang beralamat di Jalan Cipamokolan Bandunrg. Dalam pembahasannya Kepala Bulog Sub Divisi Regional 1 Bandung ,Rasiwan mengatakan ,” Kesimpang siuran yang terjadi di karenakan adanya miss komunikasi antar pemangku jabatan, namun dalam hal ini kami memuji langkah kongkrit dan aktiv yang di lakukan Forum Bumdes Kabupaten Bandung,” Ucapnya
Rasiwan juga sangat mengapresiasi adanya kekompakan Bumdes Bumdes yang ada di Kabupaten Bandung dan siap untuk mencari solusi. Beliau mengharapkan semua pihak bisa saling memposisikan diri, kalau masalah administrasi semua bisa diatur sebab hal itu hanyalah mekanisme dan Bulog siap untuk di kritik demi arah yang lebih baik.
Bulog berkeinginan bisa menjadi pemasok barang di program BPNT berupa beras dan telur yang jumlah nominalnya 110 ribu rupiah per keluarga penerima manfaat yang untuk tahun 2018 ini Jawa Barat di targetkan bertambah 3 Kabupaten Yakni Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.
Sayangnya dari pihak Bulog pertemuan di lanjutkan oleh Wakil Kepala, Fahrizal, karena Kepala Bulog Subdrive Bandung Rasiman harus menghadiri rapat DPRD Provinsi Jawa Barat. Dalam pertemuan ini Ketua Forum Ir Dede Badrul Munir menjelaskan pada pihak Bulog bahwa di Kabupaten Bandung ada 260 Bumdes yang siap menjadi penyalur di program BPNT ini juga bekerja sama dengan Bulog. Ir Dede menambahkan memang di dalam Pedum dan Juklak memang secara Explisit Bumdes tidak disebut, yang di sebut adalah E Warong. Tapi di dalam implisit Bumdes sejalan dengan program ini.
Di Kabupaten Bandung program BPNT akan di salurkan ke 126 ribu lebih KPM , bila di kalikan satu penerima 9 kg beras jenis premium, maka jumlah jutaan ton beras perbulan di gelontorkan. Oleh karena itu masih sangat terbuka pemasok beras bukan dari Bulog saja ( pihak swasta ) asalkan harga jual ke KPM sesuai dengan harga yang telah di tetapkan Kementrian Sosial yakni 12,200 rupiah per kg dan telur 21.000 rupiah.
Terkait gonjang ganjing bahwa Bulog mensyaratkan penyalur program wajib membentuk Rumah Pangan Kita ( RPK ), Fahrizal menjelaskan hal tersebut adalah suatu hal terpisah dari program BPNT ini, “ Bulog tidak pernah mensyaratkan hal itu, hanya saja akan lebih baik bila ada masyarakat umum berminat beli beras dengan harga ketetapan dari bulog yakni 12.200 untuk beras merk Ramos, Bumdes bisa menyediakan dengan jalan menjadi RPK terlebih dahulu” ucapnya mengklarifikasi.
Di RPK tidak melulu beras dan telur, tapi bisa 9 bahan pokok lengkap atau salah satu saja misalnya hanya membeli minyak goreng, dari segi jumlah tidak di batasi dan pembelian minimal 5 juta barang akan di antar walau ke pelosok sekalipun. Hanya sayangnya harga dari Bulog tidak fluktuatif sebab harga telah di patok pemerintah dan itu perperiodik.
Sayangnya saat pertemuan di akhiri belum ada kesepakatan penting apapun yang di putuskan dan disepakati. Pertemuan hanya dengar pendapat saja dari keduabelah pihak, hanya menyamakan persepsi dan di jadwalkan hari rabu yang akan datang baru akan di tandatangani Mou bila kedua belah pihak dan di saksikan oleh Dinas Sosial menyetujui semua klausul yang ditawarkan Bulog.
Sesaat setelah pertemuan berakhir MSN meminta pendapat dan kejelasan kepada Fahrizal sebagai wakil kepala Bulog Subdrive Bandung tentang apa yang terjadi di program BPNT di Kota Bandung yang telah di mulai di tahun 2017 lalu yaitu kabar negatif bahwa penerima banyak yang kecewa dengan aberas dari Bulog yang masih di bawah standar, ketelatan penyaluran dan sharing profit yang di janjikan pihak Bulog sampai saat ini belum di terima ke E Warong sebagai pihak penyalur, beliau menjelaskan bahwa semua itu tidaklah benar. Menurut beliau pemasok beras di program BPNT Kota Bandung bukan hanya Bulog tapi ada beberapa pihak swasta. “pemasok bukan hanya Bulog dan khabar tentang janji Bulog yang belum di penuhi baru dari MSN saya mendengar, kebetulan saya baru 3 bulan bertugas di Bandung, asalnya saya bertugas di jakarta, khusus untuk Kota Bandung sekarang masih dalam evaluasi, tapi saya akan menelusuri secara serius tentang hal hal yang anda tanyakan ini “ ujarnya mengakhiri. ( ASM )
No comments:
Post a Comment