BANDUNG, SNP -
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Anang Sudarna menyatakan, kerusakan
lingkungan hidup di Jawa Barat mencakup semua hal baik air tanah,
hutan, lahan, air permukaan, laut dan pesisir. Bahkan, air permukaan
tak layak untuk kebutuhan pabrik sehingga harus ada perlakuan khusus.
"Ada anggapan Tuhan menciptakan tatar Pasundan ketika sedang
tersenyum, namun kini Tuhan sedang menangis melihat kondisi Jawa Barat,"
kata Anang dalam seminar "Solusi Persoalan Lingkungan dengan IPAL
Memakai Teknologi Bioreactor di Hotel Savoy Homann.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup memberikan gambaran contoh air permukaan seperti Sungai Citarum yang sudah tercemar begitu lama yang kondisinya kotor dan
berbau apalagi di musim kemarau. "Tentu industri harus mengeluarkan
biaya lagi ketika harus menggunakan air permukaan untuk kebutuhan
pabriknya. Hal ini akan berdampak kepada kekuatan daya saing industri,"
ucapnya.
Lebih jauh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat menyatakan, tantangan industri di Jawa Barat
khususnya tekstil dan produk tekstil sangat berat berkaitan dengan
lingkungan yang ada . "Sering terjadi penolakan industri Indonesia karena
isu lingkungan yang digerakkan aktivis lingkungan di luar negeri," tegas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat.
Berkaitan dengan pernyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat hendaknya bersosialisasi melalui jajaranya kepada Pabrik agar tidak membuang hasil limbah B3 cair maupun padat ke sungai apapun dalih dari pabrik tersebut. Memang sulit peran dari Dinas Lingkungan Hidup dari tahun ketahun dan masih banyak yang melakukan pembuangan limbah ke sungai tidak sedikit terjadi di wilayah Jawa Barat yang hingga saat ini masih sembunyi sembunyi membuang limbah ke kawasan sungai, dimana sungai merupakan sumber kehidupan dan kebutuhan bagi masyarakat banyak. (JA/Purwadhi)
No comments:
Post a Comment