Batu merah berserakan di sepanjang sungai Cimedang Tasikmalaya |
Kab. Tasikmalaya, SNP -
Batu yang menghampar di sungai Cimedang
bukan hanya batu kali sembarangan. Di sekujur batu tersebut warna merah (jasper)
mendominasi sehingga penduduk lokal menamainya batu merah.
Batu-batu
yang di perkirakan berdiameter sekitar 5 meter itu tergolong langka dan unik. Bahkan
batu itu tergolong memiliki kelas dunia. Dengan aliran sungai yang terdengar
gemericik mengalir air bersih berwarna biru.
Menatap sungai Cimedang yang berada di Kampung Pasirgintung Desa Buniasih Kecamatan
Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya. Pasti di buat terpesona apalagi musim
kemarau dapat menatap keunikan batu merah di sepanjang 700 meter.
Lain
halnya di musim hujan, airnya tampak keruh. Panorama kali tersebut tak seelok
pada musim kemarau. Bukan apa-apa, hamparan batu merah tersebut tenggelam oleh
air sungai yang meluap akibat tingginya curah hujan di hulu.
Batu-batu unik itu menghampar di
sungai. Sebagian lainnya ditemukan juga di lahan-lahan milik penduduk. Batu itu
menampilkan berbagai bentukan hasil proses erosi dan denudasi yang indah, aneh,
eksotis, dan langka.
Tak
hanya beragam jenis batuan yang bisa di pandangi, Sungai Cimedang. Tapi juga bisa
bertualang dari jembatan Bantarpeundeuy sampai Pasirgintung memberi pengalaman
yang tak terlupakan.
“Sungai
Cimedang juga menyimpan kekayaan fauna endemis, yakni elang jawa dan beragam
ikan air tawar. Serta bisa bertualang dari jembatan Bantarpeundeuy sampai
Pasirgintung memberi pengalaman yang tak terlupakan,” terang Irwan, Senin
(17/4).
Kata
Iwan, jumlah batu merah itu sekarang ini sudah tidak banyak lagi. Karena raib
dengan adanya eksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Meskipun
telah banyak yang raib, batu-batu merah itu kini masih ada yang tersisa.
“Bahkan
batu tersebut memiliki daya tarik geowisata yang luar biasa. Apalagi batu itu
merupakan kelas dunia. Sungai itu bisa di jadikan geowisata juga wisata alam
lainnya. Sehingga bisa menjadi sensasi petualangan bagi kaum penjelajah di alam
terbuka,” harapnya.
Menurut Irwan, di ketahui pada
25-30 tahun lalu, di sekitar wilayah Pasirginting terdapat komplek gunung api
bawah laut. Komplek gunung itu dengan indahnya mengintari laut dangkal di
wilatah tersebut.
Gunung itu meletus dan mengeluarkan
material vulkanik berupa lava pijar. Karena bersentuhan langsung dengan air
laut. Material itu di keluarkan dan mengalami proses hidroternal tahap awal
pembentukan berupa batuan merah (jasper).
Bagi yang penasaran ingin berkunjung bisa melalui
rute dari Kota Tasikmalaya, Salopa, Cikatomas, Pancatengah, Cibuniasih, dan
Pasirgintung. Hanya saja di jalur
Cibuniasih sampai Pasirgintung kondisi jalannya kurang nyaman.. (Jefri/Ariska/D.Saepudin)
No comments:
Post a Comment