Bogor, Media Suara Nasional
Program
Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH/Rutilahu) merupakan program pemerintah dalam
mengentaskan masyarakat yang tidak mampu dalam sektor hunian atau tempat
tinggal dari tidak layak huni ke arah layak huni, yang di gelontorkan melalui
dana APBD. Sehingga program ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Karena
kehadirannya sangat di nanti oleh warga miskin yang membutuhkan.
Namun, apa
jadinya jika progran ini di salahgunakan atau di selewengkan oleh oknum pejabat
terkait. Anggaran yang seharusnya di berikan kepada masyarakat tidak mampu,
justru di jadikan ajang bancakan bagi-bagi kue oleh para pejabat yang
mengelolanya.
Hal ini di temukan oleh SNP di Desa Limus Nunggal Kecamatan Cilengsi Kabupaten Bogor Jawa Barat, di mana dana yang seharusnya diterima masyarakat miskin yang masuk ke dalam
program bantuan Rutilahu itu nilainya Rp 10 juta rupiah (10.000.000-,) setelah
di potong pajak 11,5%. Namun nyatanya, masyarakat penerima manfaat program
tersebut hanya mendapatkan Rp 6-7 juta saja, Dan itupun di berikan dalam bentuk
material yang juga di duga harga telah di mark-up terlabih dahulu.
Sehingga,
masyarakat penerima sangat terbebani dalam mengelola bantuan ini, bahkan sampai
berhutang kepada rentenir agar dapat mewujudkan dalam bentuk hunian yang layak
tersebut. Begitu massive nya program bagi-bagi kue dana rutilahu di Desa Limus Nunggal ini bak lingkaran setan. Karena di duga melibatkan semua pihak, mulai dari
pejabat pemerintah desa sampai tokoh- tokoh terkait.
Sehingga, jika ada yang mengkritik, tak ayal si pengkritik akan jadi
bulan-bulanan. Mulai dari hujatan, tekanan, caci makian, bahkan di anggap pahlawan
kesiangan. Hal tersebut di terima dan di rasakan oleh Jamaluddin Mansyur
SH, seorang aktivis kepemudaan Kp. Bakom Desa Limus Nunggal Kecamatan Cilengsi Kabupaten Bogor, yang di temui SNP di kediamannya.
Kepada SNP, Ilonk sapaan akrab Jamaluddin Mansyur SH, menuturkan, "saya menegur dan mengingatkan mereka (pejabat pemdes)
agar meninjau kembali kebijan mereka dalam menyalurkan bantuan ini agar sesuai
dengan aturan yang berlaku," ucapnya.
"Karena saya melihat ada pratek-praktek KKN secara
terselubung dan sistematis disini. Mulai dari pemotongan dengan alasan
pajak, serta menyalurkan bantuan dalam bentuk barang dengan melakukan mark-up
harga," lanjut Ilonk.
Namun, sangat di sayangkan kritikan saya ini bukannya
mendapatkan apresiasi malah sebaliknya, saya di serang dari berbagai pihak. Mulai
dari tekanan, cacian, bahkan di anggap anggap pahlawan kesiangan," masih kata Ilonk,
"Namun, setalah ramai menjadi perbincangan di masyarakat tentang adanya
dugaan penyelewngan, terakhir saya di undang oleh beberapa oknum pejabat pemdes Limus Nunggal dan mereka menawarkan sesuatu kepada saya untuk kerjasamanya, ada
apa ini ?... " pungkas Ilonk dengan penuh tanda tanya. 2/4.
Di tempat yang
terpisah, Ketua LSM Pemerhati Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat (LSM PEMDIKAR)
TB Simbolon, ketika di minta tanggapannya terkait hal di atas, kepada SNP
mengatakan, "dengan menekan dan mengintimidasi aktivis saja itu sudah merupakan
perbuatan yang tidak terpuji, apalagi sudah berani menawarkan sesuatu untuk
bekerja sama dan sudah pasti punya niat yang tidak baik, dengan kata lain
berusaha menyuap agar borok mereka tidak terkuak," ungkap Simbolon.
"Ini menandakan dugaan
penyelewngan itu semakin kuat akan kebenaranya, dan sudah pasti melibatkan
banyak pihak," lanjut Simbolon.
"Ini harus di usut tuntas! Jika di butuhkan, saya
siap menurunkan team untuk meng audit dan meneruskannya kepihak yang berwajib, pungkas Ketua LSM PEMDIKAR.
(BEN/Hff)
No comments:
Post a Comment