Car Free Day Kota Tasikmalaya kembali di penuhi PKL |
Kota Tasikmalaya, SNP - Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya di nilai tidak ada
ketegasan terhadap sejumlah PKL yang berjualan kembali di kawasan CFD Hazet. Padahal
sebelumnya Pemkot dengan melibatkan komunitas pedagang CFD, dengan susah payah
merelokasikan PKL ke 5 titik jalan baru.
Karena Hazet tetap sebagai kawasan bebas kendaraan dan para pedagang. Bahkan
tak tangung-tanggung ada sekitar 800 pedagang yang biasanya berjualan di CFD
Hazet. Dengan tertib melalui undian yang di lakukan oleh komunitas pedagang CFD
itu, para PKL tersebut di relokasikan tersebar ke 5 titik.
Mulai 8 Januari 2017 para PKL yang biasanya berjualan di Hazet sudah
tertib di relokasi ke jalan Pemuda/Empang, Selakaso, Cihideung Balong,
Pataruman dan Panyerutan. Sehingga kawasan Hazet waktu itu sudah steril dari
para pedagang. Sedangkan di 5 titik itu menjadi tempat keramaian baru.
Tapi sayangnya hanya sebentar saja, karena pasca relokasi itu, ternyata
tiba-tiba saja ada sejumlah PKL baru yang tidak masuk anggota komunitas
pedagang CFD nekad berjualan di kawasan Hazet tanpa ada larangan dari Pemkot
Taikmalaya. Sehingga terus di biarkan semakin banyak PKL yang berjualan itu.
Akibatnya memancing reaksi keras dari sejumlah PKL yang masuk anggota
komunitas pedagang CFD notabene sudah di relokasi tersebut. Pasalnya Pemkot
Tasikmalaya di tuding bersikap ambivalen. Satu sisi PKL lama tidak boleh jualan
di Hazet, akan tetapi di sisi lain malah membiarkan PKL baru berjualan.
“Dengan adanya PKL baru yang berjualan di Hazet itu, para pembeli jadi
males ke 5 titik jalan baru yang di peruntukan berjualan PKL lama. Sehingga
membuat sepi jualannya hingga akhirnya PKL lama pun secara masif kembali jualan
seperti dulu ke Hazet,” terang Maran Sukendar salah satu warga Empang, Sabtu
(1/4).
Menurut Maran seharusnya Pemkot Tasikmalaya harus memiliki ketegasan
terhadap sejumlah PKL yang berjualan di kawasan Hazet, dengan menempatkan
personel Satpol PP, Linmas ataupun bisa di bantu oleh pihak aparat lainnya, agar
bisa melarang sejumlah PKL berjualan. Sehingga kawasan itu steril bagi PKL.
Akibat tidak ada ketegasan Pemkot Tasikmalaya itu, kini kawasan Hazet
kembali semraut penuh dengan sejumlah PKL. Bahkan kembali rebutan lapak untuk
dagang di pinggir jalan. Tak sedikit pedagang yang jualan di tengah jalan. Sehingga
menganggu para pejalan kaki masyarakat.
“Padahal kalau memang ada sejumlah PKL baru yang ingin berjualan. Tetapi
bukan di kawasan CFD Hazet. Pemkot Tasikmalaya bisa berkoordinasi dengan
komunitas pedagang CFD. Kalau memang sekarang sudah habis kuota/lapaknya, mungkin
Pemkot bisa memperluas lagi di jalan yang baru,” bebernya.
Kata Maran, pasca PKL lama meninggalkan di 5 titik jalan baru itu dan
kembali berjualan lagi di Hazet. Tentunya sangat sia-sia dulu perjuangan
komunitas pedagang CFD yang mendata, mengundi dan merelokasi ratusan PKL ke
tampat baru itu. Padahal prosesnya itu dulu sangat alot.
“Pemkot Tasikmalaya terlalu longgar terhadap keberadaan sejumlah PKL
di kawasan CFD Hazet. Sehingga membuat jumlah pedagang makin membengkak setiap
minggu. Akibatnya membuat masyarakat yang mengunakan area CFD untuk olahraga
merasa terganggu,” pungkasnya. (Jef/Ariska/D.Saepudin)
No comments:
Post a Comment