Cibinong, Swara Nasional Pos.
Buruknya
perencanaan infrastruktur jalan maupun irigasi di Dinas Pekerjaan Umum dan
Panataan Ruang (DPUPR) sebelumnya Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP)
Kabupaten Bogor, dituding menjadi penyebab utama buruknya mutu/hasil pekerjaan infrastruktur
tahun 2016 lalu. Proyek baru beberapa bulan sudah hancur kembali.
Selain
perencaaan yang asal jadi, pengunaan anggaran yang tidak maksimal menjadi
penyebab banyak kegiatan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang telah
ditentukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor
tidak terserap secara maksimal.
Hal
ini disampaikan Ketua Gapensi Kabupaten Bogor Enday Dasuki ketika ditemui di
kantornya. Enday mengatakan, buruknya
kinerja perencanaan proyek dan ditambah lemahnya pengawasan membuat serapan
anggaran Pemkab Bogor rendah. Selain itu pengumuman lelang yang terlambat juga
berdampak terhadap gagalnya beberapa proyek pembangunan.
Ditambahkan
Enday Dasuki, Pemerintah Kabupaten Bogor seharusnya tanggap dan respon, karena
kejadian ini bukan hanya sekarang tetapi sudah bertahun-tahun.
“Pemkab
Bogor harus mengevaluasi kinerja mulai dari tahap penganggaran, perencanaan dan
waktu pelaksanaan yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR))
sebagai Dinas teknis”. Ujarnya
”Banyak
pembangunan yang kontraknya diputus Pemkab Bogor, karena pengerjaannya tidak
sesuai. Semua ini karena DPUPR memilih konsultan perencana yang buruk,” kata Enday
kepada SNP.
Padahal,
menurut Ketua Gapensi ini, jika perencanaan bagus dan perhitungan matang, maka
semua proyek pembangunan infrastruktur akan berjalan lancar. Meski paket atau proyek
di DPUPR banyak, tidak jadi penghalang, bila mereka bekerja secara profesioanal.
Enday
pun menyayangkan, jika konsultan perencana yang dipilih tidak berkompeten atau
tidak professional dibidangnya, jangan harap mutun pembangunan baik dan
berjalan maksimal.
Dalam
catatan SNP, beberapa paket menjadi sorotan, seperti Peningkatan Jalan
Cileungsi Kidul-Gandoang (STA 3000-STA 4000) artinya panjang yang harus
dikerjakan 1 km, fakta dilapangan hanya 518 meter dengan menelan anggran
Rp.1.265.208.000, peningkatan jalan Dusun Tipar –
Argapura sepanjang 2.550 meter (STA 2.800 – STA 5.350) dengan nilai Kontrak Rp.
2.587.860.000,- Pelaksana PT. Gemini Surya Pratama. Dalam penelusuran SNP
dilapanagan (13/2/2017) kondisi
jalan sudah mulai rusak dibeberapa titik walau baru 2 bulan.
Kendala
lain membuat pekerjaan kurang maksimal. Nilai Pagu terlalu jauh selisihnya dari HPS. Sementara pihak ketiga
(pemborong-red) harus menawar kembali dari harga HPS yang telah ditentukan
panitia lelang.
”Kita
ingatkan DPUPR agar lebih bekerja maksimal dan jika merencanakan sebuah paket
benar-benar turun kelapangan jangan hanya diatas kertas. Seharusnya DPUPR pun
bisa belajar dari tahun-tahun sebelumnya apa yang menjadi kendala,” terangnya.
*JEF/HR/NAY
No comments:
Post a Comment