MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Tuesday, March 28, 2017

Walau Memiliki Kekurangan Fisik, Acep Berjalan Jualan Berkeliling Dorong Box Keripik



Acep Ganesha Jumaryo penjual keripik di Hazet Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya, SNP - Meskipun memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna, tetapi bagi Acep Ganesha Jumaryo tidak lantas menyerah dan berpangku tangan dalam mencari rezeki halal guna bertahap hidup.

Baginya pantang untuk di kasihani, walaupun tidak memiliki kedua kakinya, teapi tetap semangat berjualan berjalan dengan cara mendorong box keripik dan kacang di kawasan Hazet Kota Tasikmalaya dan sekitarnya.

Produk keripik dan kacang yang di jualnya itu harganya relative murah. Asalnya harganya tersebut mulai dari Rp 1000, Rp 2000, Rp 2500, Rp 3000. Tetapi sekarang ini sudah naik menjadi Rp 3.500 atau Rp 10.000,- (3 bungkus).

“Awalnya saya yang membuat kripik singkong dan kacang tersebut.Tapi karena kurang modal dan tidak ada yang mengolahnya.Akhirnya membeli jadi saja di pasar.Kemudian saya jual dengan cara mangkal dan keliling mendorong box itu,”terangnya, Jumat (24/3).

Kata pria pengemar Nidji tersebut mengatakan awal mulanya mencoba berjualan dengan mangkal di sekitar kawasan Masjid Agung dan RM Ampera. Kemudian berkeliling  jalan mendorong box di Hazet sampai ke Asia Plaza.

Di akui Acep berjualannya itu masih baru seumur jagung yakni baru satu tahun. Awalnya terinspirasi oleh dari seorang suami-istri yang tuna daksa. Mereka bertahan hidup secara mandiri dengan cara berjualan keripik.

“Saya termotivasi dengan mereka tersebut, kemudian mencoba berjualan dari pagi hingga malam di Masjid Agung dan RM Ampera, ataupun berjalan mendorong box keripik di kawasan Hazet. Bahkan pernah dari alun-alun ke Mayasari Plaza, bebernya.
Menurut Acep, kini omzet kalau mangkal di Masjid Agung dan RM Ampera, bila sedang ramai dalam satu hari bisa mencapai 300 ribu atau 400 ribu. Tetapi kalau keliling Ke Hazet bisa mencapai 600 ribu atau 800 ribu, termasuk di arena CFD.

“Bahkan pernah keliling di Hazet bisa meraup Rp 1,5 juta, termasuk kemarin waktu sedang Pilkada dagangan saya di borong oleh Aa Dicky Chandra dan Teh Rani Permata sebesar 1, 5 juta,” ujarnya.

Acep mengakui dulu modal awal jualannya itu hanya 50 ribu. Akan Tetapi kini omzetnya sudah luar biasa. Hasil penjualan itu sebagian di pakai untuk belanja lagi dan sebagiannya lagi di tabung. Sehingga kini sudah bisa membeli motor modifikasi.

Lelaki asal Aboh itu menceritakan, dulu awalnya jualannya itu selalu di antar jemput oleh ojek dari rumahnya di Aboh ke Masjid Agung. Tetapi saat ini selalu memakai motor modifikasi  hasil jerih payahnya.

“Motor dari hasil perjuangan usaha selama ini terkadang bisa di pakai untuk berjualan berkeliling ke Singaparna, Ciawi dan Cipanas Gunung Galunggung. Tetapi kalau mangkal dari pagi hingga malam sampai sekarang tetap di Masjid Agung dan kawasan Hazet,” imbuhnya.

Belum lama ini, lanjut Acep ada yang menyumbang kursi roda dari PPPA Darul Quran, tentunya roda itu sudah di modifikasi sebagai sarana berjualan. Sehingga nanti dirinya tidak perlu lagi berjalan mendorong box.

“Harapan saya ke depan semoga pengalaman ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Jangan pernah menyerah untuk menghadapi hidup. Kita harus berusaha mau bekerja keras, mandiri dan lebih kreatif,” pungkas lelaki yang beralamat di RT 05 RW 01 Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya itu. (Jefri/D.Saepudin/Ariska)

No comments:

Post a Comment