MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Tuesday, February 7, 2017

Mitos Akan Pecah, Kalau Budi Budiman Terpilih Lagi Jadi Walikota Tasikmalaya


Drs H Budi Budiman bareng istrinya  Dra Hj Eti saat kampanye di Dadaha

Kota Tasikmalaya, SNP - Pamor sang petahana Drs. H. Budi Budiman kini sedang di uji dalam ajang perhelatan Pilkada 2017, pasalnya Walikota non aktif itu sedang mendapat tantangan baru berupa harus bisa memecahkan mitos supaya bisa terpilih kedua kalinya.

Karena selama ini seorang incumbent di Kota Tasikmalaya belum pernah bisa memenangkan 2(dua) periode secara berturut-turut. Sebab pengalaman yang terjadi sejak era Walikota Bubun Bunyamin maupun Walikota Syarif Hidayat, keduanya kalah dalam ajang Pilkada kedua kalinya.

Padahal kedua orang tersebut saat itu adalah seorang incumbent serta di dukung oleh sejumlah parpol, ormas juga masyarakat lainnya, akan tetapi akhirnya harus mengakui kemenangan  rivalnya sehingga mereka berdua hanya bisa memimpin Kota Tasikmalaya dalam 1(satu) periode saja.

“Kalau Budi Budiman bisa terpilih kembali berarti bisa memecahkan rekor baru serta tercatat bisa memecahkan mitos selama ini, tentunya itu sebuah prestasi bagi seorang petahana bahwa kepemimpinannya masih di butuhkan masyarakat Kota Tasikmalaya”, terang pemerhati politik, Yanyan Afgani, Senin (6/2).

Menurut Yanyan, dengan modal kepercayaan masyarakat atas berbagai bukti prestasi yang di raih oleh Budi tentunya bisa menjadi magnet utama, apalagi di tambah dengan adanya survei dari LSI yang menempatkan elektabilitasnya Budi-Yusuf unggul dari 2(dua) rivalnya.

Agar bisa mempertahankan tren positif dalam survei tersebut, Budi harus bisa menjaga perilaku pendukungnya karena dengan sikap yang tidak simpati kepada warga lain bisa menjadi antipasti, misalnya saat kampanye kemarin ada kejadian di Car Free Day dengan masyarakat.

Seharusnya Budi bisa mengendalikan perilaku para simpatisannya guna untuk menjaga reputasinya di mata masyarakat karena itu bisa menjadi boomerang. bahkan bisa saja para pemilihnya mendadak mendukung rivalnya karena merasa kecewa dengan ulahnya.

“Justru seyogianya itu dalam masa kampanye tersebut harus di tonjolkan pencitraan agar bisa menarik minat masyarakat, ingat para pemilih itu adalah masa mengambang dan sudah cerdas, jadi harus bisa menjaganya”, terangnya.

Kata Yanyan, terlepas ada kekurangan selama ini dan selalu mendapat sejumlah kritikan, hal itu bisa dijadikan koreksi dan sebagai bahan masukan untuk perbaikan ke depannya, teapi Budi juga harus bisa menyakinkan para pemilihnya untuk membawa kesejahteraan warganya.

Terpenting nanti kalau memang terpilih, Budi harus bisa membuktikan semua janji politiknya kepada masyarakat supaya tagline teruji, terbukti, berbudi dan lanjutkan memang bisa terealisasikan, jangan hanya retorika politik belaka saja.

“Ingat proses menuju menuju final pada 15 Februari 2017 di sejumlah TPS, ada beberapa hari lagi. Seyogianya bisa di manfaatkan dengan cerdas, nantinya suka atau tidak suka dalam demokrasi itu akhirnya semua harus bisa menghargai pilihan hasil suara terbanyak masyarakat”, pungkasnya. (Jefri/Ariska/D.Saepudin)

No comments:

Post a Comment