Kab Bandung,Media Suara Nasional-Kolonel Inf Yudhi Zanibar selaku Dansektor VI Citarum Harum beserta para anggota Satgasnya melakukan Sidak Pabrik Emas PT Grup milik Cuncun Wijaya yang berada di daerah Dayeuhkolot kabupaten Bandung,Kamis (6/6) di duga telah membuang air limbah pengolahan emas tanpa proses IPAL.
Gelar Sidak yang dilakukan Satgas Citarum Harum Berdasarkan pengaduan warga yang merasa resah atas Pabrik tersebut tiap hari membuang air limbah pengolahan emas ke anak sungai Citarum yaitu sungai Sukabirus.
Pantauan wartawan MSN yang tergabung dalam Jurnalist Peduli Sungai Citarum( JPCH) saat gelar sidak pihak perusahaan yang di wakili Hengki selaku Manager Industri PT MT Grup sempat mengelabui Dansektor dengan menu jukan tempat pengolahan Gipsun yang tidak ada reaksi zat kimianya,namun gerakan cepat para satgas Citarum Harum dibawah komando Lettu Arm Ali Sabri selaku Dansubsektor VI berhasil menemukan titik lobang pembuangan air limbah emas yang di duga mengandung Zat Kimia air Raksa tanpa proses Ipal di belakang pabrik tersebut,spontan saja Hengki panik dan tidak bisa berkata apa-apa setelah melihat fakta dan realita yang ada.
Menurut Setio SH ketua JPCH melalui Arbim Firmansyach selaku koordinator liputan Jurnalist peduli Sungai Citarum propinsi Jawa Barat menjelaskan," Meskipun pihak perusahaan sudah meyakinkan bahwa limbah yang dialirkan sudah melalui proses pemurnian namun masyarakat sulit untuk menerimanya. Limbah yang mungkin dapat mencemari Sungai apabila aktivitas pengolahan emas adalah Merkuri atau hydrargyrum atau yang biasa dikenal sebagai air raksa," ucapnya.
Dimana Air raksa adalah logam yang ada secara alami, satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair.Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357 oC air raksa akan menguap. Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanya dengan 20 persen volumenya terendam. Selain untuk kegiatan pengolahan emas, logam merkuri digunakan dalam produksi gas khlor dan soda kaustik, termometer, tambal gigi, dan baterai,"ujarnya.
Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo merkuri. Senyawa organ merkuri yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Karena bakteri itu kemudian terikut (termakan) oleh ikan, maka di ikan cenderung konsentrasi merkurinya akan tinggi. Nah, dari buangan di sungai dapat saja dalam waktu beberapa tahun kemudian akan terakumulasi di ikan, kemudian dampaknya akan ada pada generasi berikutnya.
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri anorganik. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran,penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik.
Toksisitas kronis dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit serta menurunkan tekanan darah. Keracunan metil merkuri pernah terjadi di Jepang, dikenal sebagai tragedi Minamata yang mengakibatkan kematian pada 110 orang,"ujar Setio (Bang Arbim)
No comments:
Post a Comment