MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Saturday, June 17, 2017

Drs. Anton Sagrim: Saya Bicara Bukan Materi Tapi Hidup dan Pengabdian



Sorong, Swaranasionalpos.com - Anton Sagrim, seorang anak Papua lahir disalah satu desa terpencil di Kecamatan Ayamaru Selatan, tepatnya di desa Koma Koma. Desa Koma-koma saat itu desa tertinggal sulit dijangkau di masa itu.

Jalan setapak dia lalui hari lepas hari, dengan dikelilingi pepohonan yang sangat rimbun karena pada saat itu pembangunan di Papua khususnya di Kabupaten Sorong Selatan, Maibrat dan Tambraw dan Kabupaten lainnya belum tersentuh namanya pembangunan.

Masa-masa itu, masa peralihan atau lebih dengan bahasa pemerintahannya, pembebasan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, begitu Anton Sagrim bernostalgia kepada wartawan Koran ini saat di sambangi di ruang kerjanya belum lama ini.

Sosok sederhana dan humanis selalu melekat pada dirinya, membuat wartawan Koran ini penasaran ingin lebih mengetahui, apakah seorang Anton Sagrim orang yang humanis buat keluarga, pegawai di Dinas yang pimpin sekarang termasuk kepada masyarakat Papua pada umumnya.

Wartawan Koran ini mencoba bertanya kepada beberapa pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Sorong, perihal sifat kepribadian sang Kepala Dinas. Hampir serentak terdengar mengatakan Anton Sagrim merupakan sosok lembut dan selalu memperhatikan keluhan pegawainya serta pintar mencari solusi tanpa mengorbankan yang lain. 

“Beliau sosok pemimpin yang bijak dalam menyelesaikan masalah, apalagi di Dinas Tenaga Kerja ini, iya tugasnya memang selalu menyelesaikan masalah”, ujar beberapa pegawai di Dinas tersebut.

Sekalipun pada masa pergolakan pembebasan Irian Jaya Barat sangat kencang bahkan mencekam, bapak dari 4 anak ini tidak menyurutkan langkahnya untuk menuntut ilmu sekalipun hanya berjalan kaki beberapa puluh kilo meter menuju sekolah. Buat dia (Sagrim-red), pendidikan merupakan harta yang paling berharga yang di berikan Tuhan kepadanya, walaupun dengan segala keterbatasan hanya bermodalkan kegigihan dan kesabaran. 

“Kemiskinanlah yang memotifasi dirinya sehingga bisa menduduki jabatan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) saat ini”.

Buat Sagrim, jabatan merupakan berkat/hasil dari segala perjuangan, juga tidak luput dari doa para keluarga. Materi tidak segala galanya, ujar Sagrim. Kadang kadang factor materi, seseorang bisa lupa diri sehingga pola perilaku kadang kurang disukai orang disekelilingnya. Justru keberhasilan tidak hanya ditopang oleh materi (uang). 

Tuhan telah merencanakan yang terbaik buat umatnya, hanya tergantung, bagaimana manusia itu mengisi hari-hari hidupnya. Justru hidup itu adalah Anugrah dan pengabdian itu adalah pertanggung jawaban. Sehingga kita diperhadapkan dengan garis tangan, campur tangan dan tanda tangan. Bagaimana kita mengetahui garis tangan dan bagaimana kita merasakan campur tangan serta bangaimana kita mempergunakan tanda tangan, ujar sang Kadis dengan nada bertanya.

Terlihat sesekali sifat ketokohan Sagrim muncul saat bercerita membahas tentang pola perpolitikan di negeri ini yang sungguh sangat runyam tanpa ada lagi rasa kasih dan etika berpolitik yang bersifat demokratis. Salah satu tokoh suku Ayamaru ini menjelaskan sekaligus membahas perpolitikan yang terjadi di negeri ini, mulai dari pilkada DKI sampai pilkada di daerah. Sungguh miris mengingat Anton Sagrim juga pernah menduduki jabatan ketua AMPI di salah satu distrik yaitu di Morait.

Menyangkut sejarah pendidikan di desa tempat lahirnya, Anton Sagrim, di tahun 1964-1966 masa penyerahan Irian Jaya Barat kepangkuan Ibu Pertiwi, guru guru dikirim dari pulau Jawa, tenaga pendidik tersebut di namai Paspos alias guru sukarelawan. Dan pada masa itu terjadilah peralihan alat tulis dari kalam batu menjadi buku tulis. Sehingga pada masa itu terjadi perubahan yang sangat tidak dibayangkan sebelumnya, era modern telah sampai di Papua. Segala biaya pendidikan di tanggung oleh Negara.

Ayamaru Selatan, terbagi menjadi dua negeri yaiyu, negeri Koma Koma dan negeri Sunyam. Di negeri Koma Koma Anton Sagrim mengecap pendidikan SDN (Sekolah Dasar) Negeri tamat tahun 1974, tahun 1977 tamat dari SMPN Ayamaru, namun guru yang memberi pelajaran tetap guru dari SDN Koma Koma. Tahun 1981 sang kadis tamat dari SMA-Al Amin yang nota bene ujiannya disamakan dengan SMAN dengan predikat Empat Besar. Kepuasan akan pendidikan dari seorang Sagrim tidak berhenti, haus akan pendidikan merupakan motto hidup dari seorang anak desa ini.beliau juga melanjutkan jenjang pendidikannya sampai mendapat gelar Sarjana Administrasi (S1) tahun 1987 dari salah satu perguruan tinggi negeri tertua di Papua yaitu UNCEN (Universitas Cendrawasih).

Jenjang Karir , yang pertama saya diangkat tahun 1993 dapat SK PNS di Morait , jadi karir saya dimulai Kaur Pemerintahan di distrik Morait  Tahun 1995. Saya juga terpilih menjadi ketua AMPI distrik Morait, kemudian saya menjadi ketua Koperasi di Morait. Tahun 1997 saya dipindahkan ke Kabupaten Sorong dan ditempatkan di KOTIF. Tahun 1997 saya dilantik menjadi Kaur Hukum.  Tahun 1998-1999 perubahan status Kotif menjadi Kodya.  Tahun 1999 saya dilantik menjadi Kaur Tata Usaha di Dinas PU, kalau sekarang seketaris. Pada waktu itu tidak tahu darimana datang nota itu, saya rasanya seperti bermimpi. Dari Kantor Walikota antar SK baru , tiba-tiba saya dipanggil di Kepegawaian, saya disambut kata,” bapak punya nasib baik, bapak dapat nota jadi Kaur TU di Dinas PU”. Saya tidak pernah bermimpi tentang PU, saya mulai beranjak dari situ. Sepuluh tahun saya di Dinas PU bersama pak Siagian, kemudian pejabat kedua adalah pak Amos Kasi. Tahun 2008 saya dapat nota dari pak Walikota Drs ec. Lambert Djitmau,MM sebagai Kadisnaker, tepatnya bulan Juli 2008, sampai sekarang saya masih dipercayakan menjadi Kadisnaker, mungkin sampai saya pensiun. 

Saat saya sepuluh tahun di Dinas PU, saya cukup memahami, menghadapi apa itu masalah. Pindah di Disnaker saya cukup memahami secara teknis walaupun saya bukan orang teknis tetapi pengetahuan, pengalaman cukup bagaimana pengadaan, menyelesaikan proyek dengan senyum, dengan hati yang baik sehingga Tuhan selalu memberikan berkat kepada saya.

Jadi saya hanya berpesan kepada adik-adik yang PNS lama akan dialihkan ke ASN yang baru, kedepan lebih banyak persaingan jadi harus memiliki kemampuan, kualitas, karakter, punya kepribadian, punya kompetensi, punya wawasan berpikir dan cara pandang, itulah yang dipercaya. Belajar berprestasi di mata Tuhan, Dimata pemerintah, dimata masyarakat , akhirnya sembari berpesan. *JA/DS

No comments:

Post a Comment