Kab. Tanggamus, Media Suara Nasional - Wabup
Tanggamus Hi. Samsul Hadi, M.Pd.i mengajak kepada seluruh perempuan dan
anak di Tanggamus, agar tidak memberikan ruang dan kesempatan timbulnya
tindak kekerasan dan pelecehan seksual bagi anak maupun perempuan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wabup saat membuka kegiatan Jambore anak
Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Lapangan
Pemda setempat, Selasa (7/11). Ia menyampaikan tindakan kekerasan dan
pelecehan seksual bagi anak dan perempuan yang terjadi akhir-akhir ini
semestinya dapat diantisipasi dengan berbagai cara yakni berpakaian
sopan, menghindari segala bentuk potensi terjadinya kejahatan, dan
melakukan kegiatan yang positif.
"Keberadaan
perempuan dan anak harus dijaga dan dihormati, stop kekerasan terhadap
anak dan perempuan, keteladanan dari orangtua kepada anak harus
diberikan, demikian juga perempuan harus menghargai dirinya, dengan cara
tetap menjaga adat istiadat dan budaya, jangan berikan kesempatan
timbulnya kekerasan dengan memancing mancing permasalahan," kata Wabup.
Masih
menurut Wabup, mulai saat ini khususnya anak-anak harus mengetahui
batasan-batasan pergaulan yang mana diperbolehkan maupun yang tidak,
jangan mudah percaya dengan siapapun, serta perbanyak kegiatan
ekstrakurikuler positif di sekolah sedangkan bagi perempuan, terlebih
zaman tekhnologi yang semakin pesat seperti saat ini, hendaknya
menghindari segala potensi timbulnya tindakan kekerasan dan pelecehan
seksual seperti tidak memajang foto sendirian di sosial media yang akan
membuat lawan jenis tertarik.
"Mari
perhatian kita terhadap anak di nomor satukan, stop kekerasan dalam
bentuk apapun baik ucapan maupun tindakan, gaya mendidik tidak boleh
surut kebelakang melainkan harus sesuai dengan zaman, kita beri peluang
kepada anak-anak untuk memilih masa depan dan tetap dalam bimbingan
orangtua," ujarnya.
Sementara
itu, Ketua P27TP2A Lamban Ratu Agom, Hj. Afillah menyampaikan, P2TP2A
Lamban Ratu Agom merupakan mitra pemerintah yang terbentuk berdasarkan
SK Bupati Tanggamus, dan sejak berdiri pada Desember 2013 lalu, hingga
Oktober 2017, P2TP2A telah menangani berbagai kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak dengan rincian, Pelecehan seksual 32 kasus, KDRT 31,
Pemerkosaan 28 kasus, pencabulan 12, dan 13 kasus yang lainnya, dan
sebagian besar korban terbanyak adalah anak-anak yaknj 71 orang dan 38
orang dewasa.
"Dalam menangani
kasus kekerasn terhadap anak dan perempuan, P2TP2A mendapat bantuan
dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak berupa satu
mobil pelindungan dan dua unit kendaraan bermotor, dan P2TP2A memiliki
tiga fungsi yakni penanganan, pencegahan dan rehabilitasi, melalui
jambore anak ini diharapkan menjadi salah satu upaya kita membangun
kesadaran dan pemahaman bahwa anak subyek pembangunan yang harus
diperhatikan sehingga kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi anak dan
perempuan dapat dicegah," tandasnya.
Kegiatan
jambore anak ini dilaksanakan selama dua hari yakni dari tanggal 6
hingga 7 November 2017, peserta jambore merupakan siswa-siswi SMA, SMK,
dan guru pendamping se Kabupaten Tanggamus yang berjumlah 250 orang.
Turut
hadir dal kegiatan tersebut, Sekda Kabupaten Tanggamus Andi Wijaya,
Ketua Dharma Wanita Persatuan, Arjuli Yati Syam, Asisten, staf ahli dan
seluruh kepala OPD dilingkungan Pemkab Tanggamus dan Camat. (maridi-
Kominfo)
No comments:
Post a Comment