Bandung - Kepala Polda Jawa Barat Inspektur
Jenderal Anton Charliyan menegaskan, pihaknya tidak akan memberi secuil ruang
bagi tiap tindakan intoleransi di tanah Sunda.
Hal itu disampaikan Anton saat memberi sambutan di acara
ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal 2016 di Gedung Sasana Budaya
Ganesha, Jalan Tamansari, Bandung, Jumat (23/12/2016) malam.
"Ketika berbicara toleransi, tanah Sunda adalah tempat
paling toleran. Kalau ada warga yang intoleran, silakan keluar dari tanah
Sunda. Bukan hanya satu umat, satu agama, seluruh masyarakat Sunda yang
mengerti filosofi Sunda akan melawan segala bentuk intoleran," ucap Anton.
Menurut dia, mengacu pada sejarah, tanah Sunda dibangun oleh
kedamaian dan toleransi. Bahkan, lanjutnya, nilai keberagaman telah terpatri
dalam Pancasila sebagai dasar negara.
"Kita sudah sepakati sejak mulai 1908 kemudian 1928 dan
puncaknya tahun 1945 bahwa negara kita berdasar Pancasila. (Sila pertama)
Ketuhanan yang Maha Esa, di mana memberikan jaminan bagi setiap warganya untuk
memeluk agamanya sesuai ajarannya masing-masing, ini adalah kesepakatan
nasional," kata Anton.
"Barang siapa yang melanggar, itu bukan orang Sunda,
bukan penduduk tanah parahyangan. Tanah Sunda hanya bisa dibangun dengan sebuah
kedamaian, barang siapa yang ingin mengganggu tidak perlu hidup di tanah
Sunda," tambahnya.
Anton berpendapat, segala bentuk intoleransi yang terjadi di
Jabar merupakan sebuah kemunduran.
"Saya beserta jajaran, akan menjamin sepenuhnya setiap
kegiatan agama yang ada di Jabar. Karena Jabar dari dulu terkenal dengan
toleransinya, karena kerukunan. Jadi kalau sekarang ada intoleransi yang tidak
menghargai satu sama lain, berarti kemunduran," ujar dia.(*)
Salut pak kapolda
ReplyDelete