MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Monday, December 26, 2016

8 Januari 2017, 550 Pedagang CFD Kota Tasikmalaya Harus Segera Pindah


Ketua Komunitas Pedagang CFD Kota Tasikmalaya, Yudi

Kota Tasikmalaya, Swara Nasional Pos - Mulai 8 Januari 2017 sebanyak 550 pedagang yang biasanya berjualan di arena Car Free Day (CFD) jalan K.H Zaenal Mustofa (Hazet) harus segera pindah ke 5 blok di areal jalan Pemuda, Selakaso, Cihideung Balong, Pataruman dan Panyerutan.

Ketua Komunitas CFD Kota Tasikmalaya, Yudi mengatakan relokasi itu merupakan atas permintaan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo). Pemindahan tersebut supaya di jalur Hazet tetap sebagai kawasan bebas kendaraan dan pedagang.

“Relokasi itu merupakan hasil evaluasi selama ini, serta juga berdasarkan Perwalkot Nomor 7 Tahun 2016. Termasuk ada pelebaran jalan yang akan di gunakan para pedagang berjualan di 5 blok tersebut,” terangnya di sela-sela musyawarah dengan para pedagang CFD di gedung dakwah, Minggu (25/12).

Kata Yudi, menjelaskan pemindahan itu merupakan keinginan Dishubkominfo.Pihaknya hanya menindak lanjutinya saja.Serta membantu merapihkan dan menjaga ketertiban, apalagi saat ini para pedagang sudah meluber berjualan di tengah jalan CFD.

Nanti setelah pindah ke areal yang baru itu, pedagang akan di undi untuk menentukan lapaknya, agar pengundian itu berjalan fair, akan di ambil oleh yang bersangkutan, adapun untuk panjang lapak itu sebesar 2 meter.

“Terkait adanya penarikan uang sebesar 5 ribu kepada para pedagang itu memang benar ada, tapi uang tersebut bukan untuk pengurus Komunitas CFD, melainkan buat ketertiban dan kenyamanan yang di berikan kepada sejumlah RW setempat,”terangnya.

Di tempat yang sama sekretaris Komunitas CFD Kota Tasikmalaya, Aivi menerangkan terbentuknya komunitasnya itu pada 23 Januari 2013, lahirnya itu murni atas permintaan Dishubkominfo guna untuk mengatasi ketertiban pedagang.

Pada awalnya itu pedagang di perbolehklan berdagang di sisi kiri saja, kemudian bergeser ke kanan, setelah itu pedagang semakin membengkak hingga akhirnya tidak punya lapak, kemudian banyak berjualan di tengah areal CFD.

“Pada saat itu kebetulan ada gejolak pedagang pasar konjengang di dadaha yang akan di tutup, sehingga muncul rasa khawatir nasibnya akan serupa, apalagi waktu itu ada isu ada pihak tertentu yang ingin merebut kawasan CFD,” beber mantan Ketua CFD Kota Tasikmalaya sebelum Yudi tersebut.

Apalagi desakan penutupan pasar itu dari masyaraklat sekitarnya bercermin dari kasus tersebut, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan 10 RW di wilayah yang di lintasi para pedagang itu. 

Intinya jangan ada bentrok antara pedagang dengan sejumlah warga tersebut, sehingga akhirnya bisa berjalan dengan kondusif mengingat para pedagang itu selama ini mencari rezeki di arena CFD, kemudian di sepakati agar pedagang di tarik uang sebesar 5 ribu. 

Uang sebesar 5 ribu itu di berikan kepada RW untuk biaya ketertiban dan kenyamanan, kisarannya 4 ribu masuk ke RW dan sisanya buat biaya sampah, karena di arena CFD itu ada sekitar 25 tempat sampah.

“Iuran itu wajib untuk di bayar karena bisa melangengkan berjualan, adapun yang menarik uang tersebut adalah koordinator pengurus CFD kita harus bisa merangkul warga sekitarnya, sebab berjualan berada di sekitar mereka,” ujarnya.

Aivi juga menambahkan bagi para pedagang yang ingin mengambil nomor urutan lapak dipersilahkan untuk datang tanggal 2, 3 dan 4 Januari 2017 pada pukul 11.00 WIB, pedagang di haruskan mengambil sendiri, silahkan datang ke kantin CFD di jalan Martadinata Kota Tasikmalaya.(Jefri/Ariska/D.Saepudin)

No comments:

Post a Comment