Kardun (bukan nama sebenarnya) terbaring lemah di tempat tidur |
Singkat cerita, Kardun dulu (sekarang umurnya 60 tahun) adalah seorang pemuda Desa yang tinggal di salah satu komplek Perumahan di kawasan kota Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
Dia adalah seorang Arsitektur dengan gelar Insinyur. Tatkala itu Kardun kehidupannya bergelimang harta, maklum dia di percaya oleh sebuah Develover sebuah perusahaan Real Estate kenamaan di Kota Bandung.
Kardun saat itu hidupnya serakah, angkuh dan sombong serta tidak mau bertetangga, begitu juga dengan istrinya dan ketiga anaknya pun demikian hidupnya sering berfoya-foya.
Lebih gila lagi, Kardun pernah meludahi bapaknya saat di nasihati agar meninggalkan sifat-sifat jeleknya. Namun apa dikata, petuah orangtuanya itu tidak dihiraukan, sebaliknya Kardun malah makin menjadi dengan membenci kedua orangtuanya.
Tidak jarang kedua orangtua Kardun menangis dan sakit hati atas sikap Kardun yang tega menelantarkannya.
Sekian waktu dan tahun telah berlalu, orang Kardun sakit keras. Namun Kardun tidak pernah menengoknya, apalagi mengobati. Sampai akhir hayatnya, Kardun menelantarkan kedua orangtuanya, bahkan mengurus pusaranya pun tidak pernah dilakukan.
Tidak berselang lama di tinggal mati orangtuanya, mulailah awal kehancuran Kardun. Satu persatu harta yang di cintainya habis, di jual karena Kardun di berhentikan oleh perusahaan tempat kerjanya tanpa alasan yang jelas. Sejak itu Kardun mulai sering sakit-sakitan, tambah parah lagi Kardun di tinggalkan tiga anaknya yang tidak mau mengurusnya. Begitupun juga istrinya pergi meninggalkan Kardun yang sudah jatuh miskin.
Semakin hari penderitaan Kardun bertambah, kedua matanya tidak bisa melihat dan kakinya kaku tidak bisa digerakan.
Terlebih Kardun jauh dari anak istri yang sudah tidak mengakui kehidupannya lagi.
Sekarang Kardun di urus dan di rawat oleh keponakannya yang dulu juga pernah di hinanya, itupun atas permintaan saudara Kardun yang tidak mau merawatnya.
Pernah keponakannya marah terhadap Kardun yang sudah pikun saat dirinya sedang tidur di kasih kotoran saat mau buang air besar, karena Kardun tidak dapat melihat, dikira mungkin itu tempat buang air besar.
Saking marah keponakannya itu, Kardun di tendang serta di maki-maki. Tidak itu saja, Kardun malam- malam di bawa ke makam kedua orang tuanya untuk meminta maaf dan memohon ampunan atas azab Allah karena Kardun telah durhaka kepada kedua orangtuanya semasa hidupnya.
Sehingga sekarang Kardun menderita, mata tidak bisa melihat, ingatan sudah kabur, badan sudah tidak bisa gerak seperti dulu kala, mengingat dirinyapun sudah tidak bisa apa-apa, apalagi mengingat nama Allah....!! Nauzdubillahimindzalik.....(semoga pembaca menjadikan cerita kisah nyata ini menjadi cermin kehidupan kita semua. Agar jangan menelantarkan kedua orangtua kita yang sudah mengurus kita sehingga seperti sekarang ini) ...... (Arbim)
No comments:
Post a Comment