MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Friday, January 5, 2018

Kabid P2PL: Penanganan Difteri Melalui Program ORI

Didin Fitriyadi R, Kabid P2PL Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya, Media Suara Nasional - Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Didin Fitriyadi R, mengungkapkan rencananya saat ditanya menyoal endemy bakteri difteri yang mengemuka kembali setelah dinyatakan aman sejak dulu pada zaman vaksinasi DPT.
Menurutnya, merebaknya kemballi wabah difteri yang dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) dibeberapa wilayah di Indonesia seperti DKI Jakarta, membuat panik masyarakan dan diperlukan tindakan cepat untuk menanggulanginya.
"Untuk penangan difteri di Kota Tasik kita melakukan gerakan melalui program ORI atau Outbreak Response Immunization, karena di Kota Tasik dinyatakan aman", ujarnya.
Lanjut Didin, program ORI merupakan program pemberian imunisasi vaksin difteri kepada masyarakat agar mempunya kekebalan tubuh untuk terhindar dari virus difteri yang bisa mematikan.
"Saat ini imunisasi diberikan kepada masyarakat di daerah yang rentan terhadap endemi penyakit difteri, disamping itu diberikan juga kepada mereka dinyatakan suspect," ungkapnya.
Difteri merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Corynetbacterium dengan gejala demam, lemas, disertai dengan sakit menelan pada kerongkongan atau tenggorokan. Bagi yang sudah terjangkit difteri maka didalam kerongkongan tersebut akan kelihatan luka putih kebiru-biruan seperti lendir, akan terasa sakit dan itu dinyatakan positif terkenan difteri.
"Bagi mereka yang sudah terjangkit difteri tentunya diperlukan penangan khusus, aka dirujuk ke rumah sakit dan mendapat perwatan khsusus untuk mencegah penularan," kata Didin.
Di Kota Tasikmalaya secara keseluruhan hasil kajian tim Dinkes dinyatakan aman, tetapi ada dua daerah yang suspect Difteri yaitu di Kec. Kawalu dan Mangkubumi.
"Kita aman dari difteri, kalau supect itu kan masih jauh tetapi kita terus melakukan pemantauan dan siaga dari penularan difteri," tandasnya.
Journalist : Denis Asdhans

No comments:

Post a Comment