MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Tuesday, December 6, 2016

Gubernur Kalbar : Kalau Saya Tidak Sabar, Kepala Habieb Rizieq Sudah Kena Mandau Dayak

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengakui pernah dicaci maki pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab dalam sebuah rekaman video yang diunggah di Youtube.

Namun ia meminta warga Dayak untuk bersikap tenang dan tidak terpancing dan terprovokasi dengan pernyataan ketua FPI yang melecehkan tersebut. 

“Habib Rizieq nyaci maki saya, ini kalau saya putar (videonya) berdiri bulu tengkok (kuduk), cuma saya ndak mau peduli ka’ ati die-lah, biarkan die-lah, ambek kaulah dunie ne yang penting aku bekerja, (yang penting saya bekerja), dan bukti saya kerja ada dan didukung rakyat, Panglima Kodam, Polisi, dan Jaksa, tokoh masyarakat,” kata Cornelis, pada silaturahmi Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Rabu (23/11).

Dalam pertemuan itu tampak hadir Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Andika Perkasa, Kapolda Kalbar Irjen Pol. Musyafak, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Kebing Lyah, Kajati Kalbar, Warih Sadono dan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kimantan Barat, Wadjidi. Menurut Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Indonesia adalah tempat yang berbahagia. Ia mengaku hampir semua negara di dunia sudah dikelilingi, bukan untuk jalan-jalan tetapi ceramah.

“Menceramahi orang, habis ceramah pulang, terakhir di Maroko, itu negara tidak ada pohon. Dunia sekarang panas dan suhu bumi naik, akan mempengaruhi pangan dan mempengaruhi manusia, manusia bertambah terus, sudah dijelaskan oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo, bahwa air dan pulau-pulau akan hilang,” ujarnya.

Ia mempertanyakan Ketua FPI Habib Rizieq yang gemar mengecam orang-orang Non-Muslim sebagai Kafir. “Kita ini malar bekalut (Kita sibuk mengurusi) yang tidak penting. Kafir tak Kafir Kafir tak Kafir kerja, memangnya dia (Habib Rizieq) udah tau dirinya ndak Kafir. Memangnya dia pernah mati hidup lagi dan mengatakan wah, agamamu tidak diterima karena kau Kafir. Tapi anehnya pakai peralatan yang dibuat orang Kafir mau. Sekarang kita secara jujur saja, kita katakan, pengungsi di Timur Tengah, Pengungsi di Suriah, lari ke tempat orang yang dianggap Kafir.

Orang kafir lagi beri dia makan, orang Kafir lagi yang menyelamatkan dia dari Laut Mediterania. Masak sih kita kalah dengan orang yang sakit satu orang itu (Habib Rizieq). Saya terus terang, sudah minta dibubarkan itu organisasi yang merusak (FPI). Malam itu yang di Gajah Mada, saya tanya Kapolda apakah perlu saya turun, namun beliau bilang tidak perlu, namun sampai jam 3 (subuh) monitor terus,” ungkap Mantan Bupati Landak itu saat dirinya dan orang-orang suku Dayak bersiap menumpas FPI jika polisi membutuhkan.

Menurut Cornelis, situasi wilayah Kalbar saat ini aman tentram. “Setiap hari Jumat, Sabtu, Minggu, dirinya turun ke kampung-kampung, keliling, mengingatkan terutama (warga Dayak) yang sumbunya pendek, yang mudah dihasut orang, naik panas mulai tarik Mandau agar tidak mudah terprovokasi,” tegasnya. 

Cornelis menyatakan di dunia tidak ada negara seperti Indonesia, yang terdiri dari beribu-ribu pulau, bermacam kebudayaan dan suku bangsa beraneka ragam.

“Ini harus disyukuri, potensi keanekaragaman untuk membangun negeri ini lebih cepat. Kalau tidak, orang secara terencana terstruktur dan massif ingin menghancurkannya. Akibatnya Indonesia tidak akan bisa maju kalau dalam berbagai kesempatan selalu menuding pihak lain Kafir,” ujarnya. Ia menjelaskan metode penghancuran baik dengan memecah belah bangsa, termasuk dengan menggunakan narkoba sangat masif. “Nah, jangan selalu berharap polisi, tentara, gubernur, bupati, camat, tetapi dari diri sendiri. Biar bagaimana pun orang bujuk kita agar makan sabu-sabu kalau kita tidak mau, ndak jadi.” Kata Cornelis.

Ia menghimbau melalui tokoh-tokoh agama, forum komunikasi umat beragama, forum kewaspadaan dini, tokoh masyarakat tolong sampaikan pesan, janganlah mau dibawa-bawa melakukan keributan tetapi bekerjalah sesuai tugas masing-masing. Laksanakan Bhineka Tunggal Ika dalam sebuah negara yang berlandaskan UUD 1945. 

“Saya tidak pernah milih jadi Dayak, Tuhan mentakdirkan diri saya jadi Dayak, tinggal di Kalbar hidup di Kalbar. Saya juga tidak pernah mimpi jadi Gubernur. Cita-cita saya dari kecil memang mau jadi angkatan laut,” kata anak polisi berpangkat Brigadir itu. Mantan Bupati Landak ini menyatakan akibat mudah terprovokasi, berapa kali terjadi kerusuhan sosial di Kalbar, sampai kejadian terakhir yang terjadi pada 1997, namun hal ini tidak ada keuntungannya.

“Apa yang didapat, akibatnya kita makin miskin, bodoh, ketinggalan, saling curiga mencurigai, makanya kita susah mengejar ketertinggalan kita. Berapa triliun dana untuk bangun Kalbar ini, kalau tidak ada keamananan, ketentraman dan ketertiban mana bisa jadi. Semua jalan akses kita bangun. Bandara juga. Sekarang kondisi sudah baik jangan dirusak hanya karena ikut-ikutan,” kata Cornelis. 

Terkait masalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Cornelis meminta supaya jangan membawa masalah ke Kalimantan Barat. “Memangnya orang DKI ndak mampu mengurusnya. Kita sudah nyaman di sini, apa kalut. Ka’ati dielah sana ngurus dia. Kita ngurus kita, yang besawah-besawah, yang ke laut ke laut. Yang pegawai, pegawai, yang jual bakso, jual buah goreng pisang, buka warkop laksanakan, karena tanpa gerakan ekonomi tidak bisa apa-apa, bagaimana mau bayar pajak kalau tidak ada pendapatan,” kata Cornelis.

(Sumber)

7 comments:

  1. Sangat setuju pak Cornelis....masing2 wilayah punya urusan masing2 kenapa harus lancang mengurusi wilayah lain...mantap pak gubernur

    ReplyDelete
  2. setuju pak, jangan sama seperti gub daerah mana tuh yang kg punya otak malah mendukung si rizik otak onta yaman itu....!!!

    ReplyDelete
  3. Ini nyindir Wagub Sosis yang rempong ngurusin Gubernur sebelah sampai nangis2 pdhl daerahnya masih banyak rakyat menderita krn banjir dimana2 dan ketika ada pelecehan dan pengusiran umat agama lain beribadah, mingkem, ngumpet makan sosis -_-

    ReplyDelete
  4. makan sosis bikin tinggi badan tp otak kecil. :-D

    ReplyDelete