MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Thursday, January 12, 2017

WOWW… KPU Kota Tasik Kuras Dana 105 Juta Untuk Debat Paslon Di Hotel Santika


Kasubag Keuangan KPUD Kota Tasikmalaya  Dwi Suratno
Kota Tasikmalaya, SNP - Acara debat publik pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Tasikmalaya 2017 yang dilaksanakan di Hotel Santika, rabu malam (11/1) lalu ternyata mendapat sorotan tajam.
Pasalnya acara debat publik itu konon telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 105 juta, kegiatan yang diselenggarakan oleh KPUD Kota Tasikmalaya itu diikuti oleh 3 paslon peserta Pilkada 2017.
Adapun di antaranya Dicky Chandra-Deny Romdhoni (PBB-PDIP), Budi Budiman-M Yusuf (PPP, PKB, Golkar dan Nasdem) dan Dede Sudrajat-Asep Hidayat (Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN).
Diminta tanggapan terkait acara debat yang menguras anggaran sekitar 105 juta itu, pemerhati sosial, Mumuh Pangestu S.Sos mengaku sangat kaget, pasalnya dana tersebut di nilai sangat fantastis bahkan terlalu konsumtif.
Padahal guna untuk efisiensi anggaran itu, KPUD Kota Tasikmalaya bisa mengunakan gedung serba guna milik Pemerintahan Kota (Pemkot) di balai kota ataupun bisa saja di hotel non bintang.
Patut untuk dipertanyakan nilai untuk sekedar acara debat publik paslon saja sudah menghabiskan anggaran yang sangat luar biasa, di tengah situasi dan kondisi sekarang tentunya ini bakal banyak dipertanyakan oleh publik.
Acara debat itu bukan di ukur dari sisi kemewahan tempatnya saja, di tempat sederhana juga bisa dilakukan, terpenting itu apakah kegiatannya bisa memberikan manfaat atau tidak kepada masyarakat.
“Jangan terkesan acara debat publik paslon itu hanya memperlihatkan nilai kuantitas kemewahan hotel saja ketimbang nilai kualitas adu argumern 3 paslon yang hadir saat itu”, terangnya, Kamis (12/1). 
Di tempat terpisah Kasubag Keuangan KPUD Kota Tasikmalaya, Dwi Suratno membenarkan kegiatan itu menghabiskan anggaran sekitar Rp 105 juta, dana tersebut digunakan untuk sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan acara tersebut.
Adapun anggaran itu dipergunakan untuk bayar stasiun TV lokal yang menyiarkan live, hotel, moderator, pembawa acara, pembaca doa, konduktor dan paduan suara, sedangkan biaya untuk keamanan diluar tanggung jawab KPUD. 
“Kami dalam acara itu telah menyebarkan undangan sebanyak 679 ke sejumlah pihak, terkait di hotel itu hanya sewa gedung untuk makan, fasilitas umum juga coffe break saja, termasuk sound system tetapi tidak menyewa kamar”, terang pria asal Lombok tersebut. 
Kata Dwi, di pilihnya Hotel Santika itu karena tempatnya sangat refresentatatif di bandingkan dengan hotel lainnya, apalagi sebelumnya acara serupa pada 2012 juga pernah di gelar di hotel tersebut.(Jefri/Ariska/D.Saepudin)

No comments:

Post a Comment