Chandra Pratama, mengendong almarhum bayinya di dalam angkot |
Kab. Tulang Bawang, Media Suara Nasional – Pasangan suami istri (pasutri) Chandra
Pratama (23) dan Ermilia Sari (24) menjelaskan kronologis kenapa sampai
mereka membawa pulang jenazah bayi laki-lakinya menggunakan angkutan
kota (angkot), lantaran tarif ambulans milik RSUD Demang Sepulau Raya
(DSR) Kabupaten Lampung Tengah, hampir mencapai Rp1.9 juta rupiah.
“Kami
tidak mampu membayar tarif ambulans sebesar itu,” ungkap warga jalan 4
lingkungan Kibang, Kelurahan Menggala Tengah, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang.
Chandra
menceritakan, awalnya pada Jumat 6 Oktober 2017 lalu, ia membawa sang
istri pergi bersalin ke RSUD Menggala memakai Program BPJS. Tetapi
karena kondisi kesehatan istrinya mengkhawatirkan, pihak RSUD Menggala
menyarankan keluarga dan dirinya merujuk sang istri ke RS Puti Bungsu
(Rumah Sakit Swasta) di Kabupaten Lampung Tengah.
"Kemudian
setelah menggelar musyawarah keluarga, kami pun menyetujui saran pihak
RSUD Menggala untuk merujuknya, sementara untuk biaya mobil ambulans
dari RSUD Menggala kami tidak diperkenankan membayar. Selanjutnya pada
sore hari atau sekitar beberapa jam berada di RS Puti Bungsu, Dokter
menyatakan bahwa istri saya harus di Operasi Cesar. Sayangnya sesudah
dilakukan operasi, anak pertama saya (Almarhum bayi) mengalami gangguan
kesehatan, lalu oleh pihak RS Puti Bungsu dirujuklah ke RSUD Demang
Sepulau Raya," terangnya
Setibanya
di RSUD Demang Sepulau Raya, sambung Chandra, almarhum bayi dilakukan
perawatan oleh para petugas medis setempat. Tetapi malang tidak dapat
ditolak untung tidak dapat diraih, almarhum bayi menghembuskan nafas
terakhir.
"Setelah
sampai di RSUD Demang Sepulau Raya, anak saya langsung dirawat sama
mereka. Namun Tuhan berkehendak lain, tepat sekitar pukul 1 siang, Sabtu
(07/10/2017) nafas terakhir anak saya meninggalkan rongganya," tutur
Chandra dengan nada lirih
Karena
almarhum bayi telah dipastikan tidak memiliki nafas lagi, pihak
keluarga pun bergegas ke bagian pendaftaran RSUD Demang Sepulau Raya
untuk mengurus administrasi kepulangan jenazah. Akan tetapi keluarganya
tersentak kaget karena disebutkan bagian administrasi, nilai untuk
perawatan almarhum bayi biayanya hampir mencapai Rp3.4 Juta Rupiah.
Meski nilai sebegitu sangat berharga, pihak keluarganya pun tetap
membayar administrasi tersebut.
"Meskipun
bayinya sudah tiada dan istri bersalin pakai program BPJS, sebagai
bentuk tanggungjawab walaupun terasa berat pembayaran senilai Rp3.4
juta lebih kami penuhi. Lalu untuk membawa jenazah almarhum bayi, kami
pun berupaya memakai jasa ambulans yang ada di RSUD ini, lagi-lagi rasa
kaget itu melanda sebab tarif atau ongkos mobil ambulans dari RSUD
Demang Sepulau Raya - Kota Menggala dengan jarak tempuh kurang lebih 85
KM, nilainya mencapai Rp. 1.894.000 (Satu Juta Delapan Ratus Sembilan
Puluh Empat Ribu Rupiah), nilai itu terlampau berat apalagi dana kami
tidak ada karena untuk membayar perawatan bayi," urainya.
Walaupun
sang istri pasien BPJS di Operasi Cesar, anak pertama telah tiada,
membayar biaya perawatan almarhum bayi senilai Rp3.4 Juta Rupiah, serta
gagal membawa jenazah buah hatinya memakai mobil ambulans milik RSUD
Demang Sepulau Raya lantaran tingginya tarif atau ongkos transportasi
dimaksud, meski sedih Chandra berusaha untuk tetap tabah menerima
kenyataan dan membawa anaknya pulang dengan angkot.
"Pada
waktu itu meski perasaan sedih dan tidak menentu, saya berusaha meminta
bantu keluarga dirumah untuk mencari mobil yang akan membawa jenazah
dari sini (RSUD Demang Sepulau Raya). Akhirnya rasa sedih saya sedikit
terobati karena keluarga dirumah mendapatkan pinjaman mobil Angkot,
mobil yang dipinjam itu juga tanpa sepengetahuan pemiliknya jika akan
dipergunakan untuk membawa jenazah. Mungkin bila pemiliknya tahu mobil
itu bakal membawa jenazah, besar kemungkinan tidak diperbolehkan. Dan
tepat hampir sekitar pukul 6 sore atau menjelang waktu maghrib (Sabtu
07/10), mobil Angkot pengangkut jenazah ini tiba dihalaman RSUD, kami
pun segera memberangkatkannya ke Menggala," ucapnya
Melalui
pengalaman dirinya, tambah Chandra, Ia berharap seluruh pemerintahan di Provinsi Lampung untuk dapat mempertimbangkan seluruh aturan pembiayaan
yang dirasakan berat oleh masyarakat, baik berupa aturan pembiayaan
tentang kesehatan maupun tentang pembiayaan lainnya.
"Khususnya biaya tentang kesehatan, kami benar-benar berharap untuk dapat lebih diperingankan lagi," pintanya.
Terpisah,
salah satu petugas administrasi RSUD Demang Sepulau Raya yang mengaku
bernama Teti, ketika diminta penjelasan terkait tarif transportasi
ambulans dari RSUD Demang Sepulau Raya - Menggala senilai Rp1.8 Juta
Rupiah lebih ini, membenarkan jika tarif tersebut terdapat di RSUD
setempat.
"Tarif dari Bandar Jaya ke Menggala Rp.1.894.000 (Satu Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu), ya diwajibkan," ujarnya.
Lebih
lanjut saat dimintai toleransi dari pihak RSUD Demang Sepulau Raya
mengenai perihal tersebut, Teti yang merupakan petugas administrasi RSUD
itu menyatakan tidak tahu, dan melontarkan perkataan maaf.
"Maaf
ya pak, kita juga tidak tahu, karena itu prosedurnya Rumah Sakit,"
Katanya petugas RSUD Demang Sepulau Raya ini pada salah satu anggota
keluarga almarhum bayi. (RILMI)
No comments:
Post a Comment