Kesigapan pasukan khusus TNI Angkatan
Laut (AL) Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dalam menunaikan operasi,
kembali mendapat pujian dunia internasional. Kali ini, kekaguman itu
diungkapkan dalam Latihan Bersama Asean Defence Ministers Meeting-Plus
Maritime Security dan Counter Terorrism Exercise 2016 (ADMM-Plus On MS
and CT Exercise 2016) di Brunei Darusalam dan Singapura.
Dalam siaran pers dari Dinas Penerangan Armada Timur (Dispenarmatim), Kamis, 12 Mei 2016, Sultan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah, beserta Sekjen Kemhan RI, Laksamana Madya Widodo, dan perwakilan delegasi dari masing-masing negara peserta ADMM-Plus On MS and CT Exercise 2016, merasa kagum dengan kemampuan penanggulangan tim Denjaka TNI AL, yang bergabung dengan Pasukan Khusus Angkatan Laut Rusia, saat menyaksikan jalannya latihan counter terrorist.
Delegasi Indonesia, dalam hal ini KRI Sultan Iskandar Muda (SIM-367) yang dikomandani Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah selaku Dansatgas Latihan Bersama, menurunkan Denjaka. Dengan dipimpin Mayor Marinir Butar Butar, selaku Komandan Tim Denjaka sebagai satuan penanggulangan teror aspek laut dalam final mission profile di perairan Brunei.
Dalam latihan tersebut, tim Denjaka bergabung dengan tim counter terrorism yang terdiri dari berbagai pasukan khusus negara peserta. Tim ini dibagi menjadi dua, yaitu helly borne yang melaksanakan fast roping ke kapal target menggunakan Helikopter Blackhawk milik tentara Diraja Brunei, dan sea borne menggunakan RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) dalam penyerbuannya ke kapal target KD Darussalam, kapal milik Tentara Laut Diraja Brunei yang disimulasikan sebagai kapal target dan sedang dikuasai teroris.
Demonstrasi operasi ini menyimulasikan pembebasan kapal dan sandera tersebut. Setelah mendapat informasi intelijen tentang posisi kapal dan kekuatan teroris di dalamnya, Satuan Operasi Gabungan Counter Terorism (CTJTF) langsung mengerahkan pasukan penanggulangan terorisme dari Muara Naval Base (MNB) menuju sasaran.
Menggunakan konsep operasi dari laut dan udara, operasi ini menggunakan 4 unit RHIB dan 5 helikopter ke kapal sasaran. Setelah pasukan berhasil menaiki kapal, dengan cepat tim gabungan menuju setiap ruangan yang dikuasai teroris. Mereka pun berhasil melumpuhkan teroris di atas kapal itu, dan membebaskan sandera dan mengambil alih kapal.
Setelah kapal berhasil dikuasai, Komandan Tim Gabungan Counter Terorism melaporkan ke Komando Atas dan mendapat perintah untuk mengawal kapal ke perairan aman. (*)
Dalam siaran pers dari Dinas Penerangan Armada Timur (Dispenarmatim), Kamis, 12 Mei 2016, Sultan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah, beserta Sekjen Kemhan RI, Laksamana Madya Widodo, dan perwakilan delegasi dari masing-masing negara peserta ADMM-Plus On MS and CT Exercise 2016, merasa kagum dengan kemampuan penanggulangan tim Denjaka TNI AL, yang bergabung dengan Pasukan Khusus Angkatan Laut Rusia, saat menyaksikan jalannya latihan counter terrorist.
Delegasi Indonesia, dalam hal ini KRI Sultan Iskandar Muda (SIM-367) yang dikomandani Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah selaku Dansatgas Latihan Bersama, menurunkan Denjaka. Dengan dipimpin Mayor Marinir Butar Butar, selaku Komandan Tim Denjaka sebagai satuan penanggulangan teror aspek laut dalam final mission profile di perairan Brunei.
Dalam latihan tersebut, tim Denjaka bergabung dengan tim counter terrorism yang terdiri dari berbagai pasukan khusus negara peserta. Tim ini dibagi menjadi dua, yaitu helly borne yang melaksanakan fast roping ke kapal target menggunakan Helikopter Blackhawk milik tentara Diraja Brunei, dan sea borne menggunakan RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) dalam penyerbuannya ke kapal target KD Darussalam, kapal milik Tentara Laut Diraja Brunei yang disimulasikan sebagai kapal target dan sedang dikuasai teroris.
Demonstrasi operasi ini menyimulasikan pembebasan kapal dan sandera tersebut. Setelah mendapat informasi intelijen tentang posisi kapal dan kekuatan teroris di dalamnya, Satuan Operasi Gabungan Counter Terorism (CTJTF) langsung mengerahkan pasukan penanggulangan terorisme dari Muara Naval Base (MNB) menuju sasaran.
Menggunakan konsep operasi dari laut dan udara, operasi ini menggunakan 4 unit RHIB dan 5 helikopter ke kapal sasaran. Setelah pasukan berhasil menaiki kapal, dengan cepat tim gabungan menuju setiap ruangan yang dikuasai teroris. Mereka pun berhasil melumpuhkan teroris di atas kapal itu, dan membebaskan sandera dan mengambil alih kapal.
Setelah kapal berhasil dikuasai, Komandan Tim Gabungan Counter Terorism melaporkan ke Komando Atas dan mendapat perintah untuk mengawal kapal ke perairan aman. (*)
No comments:
Post a Comment