Bogor, SNP - Kendati sebagian besar lahan untuk
pembangunan Jalur Puncak II sudah dibebaskan, namun sayangnya pembangunan
fisiknya sampai sekarang terkatung-katung.
Bahkan niat Pemerintah Kabupaten Bogor, minta anggaran ke
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Gedung Sate), untuk membiayai pembangunan jalan
yang menghubungkan beberapa daerah di Jawa Barat ini, terpaksa dibatalkan.
Pasalnya saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tak memiliki anggaran,
lantaran habis terserap untuk menggelar PON ke – XIX.
“Pemprov untuk tahun ini, bahkan tahun depan, sepertinya
belum bisa mengabulkan permintaan anggaran untuk melanjutkan pembangunan jalur
puncak II, yang diajukan Pemerintah Kabupaten Bogor, karena anggaran tahun 2016
ini, sebagian besar habis dialokasikan untuk menggelar PON,” kata Sekretaris
Daerah Pemprov Jawa Barat, Iwa Karniwa, ditemui wartawan, usai meninjau
pelaksanaan pertandingan cabor altletik di Stadion Pakansari, Kamis (22/09).
Namun demikian kata orang nomor tiga di Provinsi tanah
Pasundan ini, Jabar akan mencari solusi, salah satunya dengan mengajukan
bantuan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Kemen PU–Pera).
“Intinya, walau Pemprov Jabar tak punya anggaran,
pembangunan jalur puncak II harus berlanjut, kami telah berkordinasi dengan
Direktur Jenderal Bina Marga, Kemen PU–Pera, agar meraka mau membiayai anggaran
pembangunan jalur puncak II,” ujarnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor,
Edi Wardhani membenarkan, biaya pembangunan fisik jalur puncak II akan
dibebankan pada pos bantuan keuangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Alasannya, kata pria yang akrab disapa Edwar itu, karena
Pemerintah Kabupaten Bogor tak akan mampu menyediakan anggaran yang nilainya
cukup besar. “Kami sudah beberapa kali bertemu dengan Dirjen Bina Marga Kemen
PU – Pera, di Jakarta, untuk membahas kelangsungan pembangunan Jalur Puncak
II,” ungkapnya.
Menurut Edwar, karena anggaranya besar dan jalan yang
akan dibangun panjang mencapai 53 kilometer, pembiayaanya dirancang dengan
menggunakan sistem multiyears (tahun jamak).
“Pembangunan Jalur Puncak II pastinya tak bisa
diselesaikan dalam waktu satu tahun, makanya kita rancang menggunakan sistem
multiyears,” jelasnya.
Lebih lanjut Edwar menjelaskan, untuk mempercepat
pembangunan fisik, tahun ini direncanakan lahan yang masih dikuasai masyarakat
akan dibebaskan.
“Syarat mendapatkan bantuan keuangan dari Kemen PU-Pera,
adalah semua tanah yang akan dipakai jalan harus dibebaskan, tak boleh ada yang
tersisa atau ngegantung,” ungkapnya.
Jalur Puncak II digadang-gadang menjadi solusi jitu,
untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Puncak. Pembangunan pisik
jalan yang dimulai dari Desa Sentul, Kecamatan Babakan Madang hingga Delta Mas,
Kabupaten Bekasi dan Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, membutuhkan anggaran
hingg Rp 1,1 triliun.
“Anggarannya sangat besar, tentunya tak bisa mengandalkan
dana APBD Kabupaten Bogor. Ini menjadi pekerjaan rumah, DPRD dan Pemerintah
Kabupaten Bogor, untuk mencari sumber dananya,” kata Ketua DPRD Ade Ruhandi,
baru-baru ini. (Ind/KnD)
No comments:
Post a Comment