Dikutif Radar Lampung, kemarahan Budi berawal ketika dirinya diminta memberikan sambutan tepat pada berkumandangnya adzan Dzuhur. Pria berkumis itu bahkan dengan lantang menyatakan pelaksanaan deklarasi tersebut telah melanggar aturan.
“Ini adalah urusan dunia, ini adalah panggung sandiwara dunia, seharusnya kita berada di masjid dan melaksanakan shalat berjamaah, panitia acara ini sudah menyalahi,” ungkapnya seraya menghentikan sambutannya guna menunggu selesanya adzan berkumandang.
Usai adzan, Budi kembali melontarkan kekesalannya dan meminta jangan sampai terulang lagi kejadian seperti itu.
“Karena urusan panggung sandiwara dunia lalu kita tinggalkan shalat, ini suatu kerugian besar nagi kita, saya minta siapapun penyelenggara acara seperti ini jangan sampai terulang lagi,” tegasnya.
Budi yang hadir di Lambar mewakili Kapolda Lampung Brigjen Sudjarno tersebut melanjutkan dengan melontarkan pertanyaan kepada peserta deklarasi yang juga dihadiri oleh seluruh pejabat Forkopimda Lambar dan dua pasang calon bupati dan wakil bupati Hi. Parosil Mabsus – Mad Hasnurin, serta pasangan nomor urut dua Edy Irawan Arief-Ulul Azmi Soltiansa serta ratusan pendukung tersebut melontarkan pertanyaan semua hadir untuk berbakti kepada siapa? Spontan dijawab berbakti kepada Allah.
“Kita hidup sementara dan ujungnya akan kembali kepada dirinya, jadi jangan sampai mengutamakan urusan dunia ketimbang urusa. akherat, sekali lagi jangan sampai terulang yang seperti ini,” kata dia kecewa.(*)
No comments:
Post a Comment