Pasukan Garuda Indonesia (dok/net) |
“Kami sangat senang mendengar Indonesia mencalonkan diri dan tentu Australia sangat menghormati keputusan tersebut. Sangat penting keterwakilan seluruh kawasan dari waktu ke waktu, kami mendukung semua negara,” ujar Menlu Bishop usai pertemuan Indian Ocean Rim Association (IORA) di Bali international Convention Center, Nusa Dua, Bali, Kamis (27/10/2016).
Menurut Julie, Indonesia sudah memenuhi kriteria untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dengan alasan stabilitas ekonomi yang tergolong signifikan. Belum lagi Indonesia termasuk negara yang aktif dalam berbagai forum dunia.
“Indonesia merupakan kekuatan ekonomi signifikan. Indonesia berjuang dalam setiap forum demi mencapai kesejahteraan dan stabilitas baik dalam negeri maupun kawasan dan dunia. Jadi, saya rasa itu yang membuat Indonesia layak menduduki posisi tersebut,” sebutnnya.
Lebih lanjut Bishop menyebutkan bahwa Australia telah memiliki pengalaman lima kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan negaranya terbuka bila diminta untuk berbagi pengalaman.
“Tentu kami akan senang membagikan pengalaman kami untuk Indonesia,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Mangala Samaraweera juga telah memberikan dukungannya bagi keikutsertaan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi usai mengadakan pertemuan bilateral dengan Sri Lanka di Nusa Dua Bali, Rabu (26/10).
“Keanggotaan Indonesia menjadi anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB 2019-2020 ditanggapi Menlu Sri Lanka secara positif,” kata Retno.
Pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB ini akan berlangsung pada Juni 2018. Pesaing Indonesia yang digadang-gadang memperebutkan jabatan tersebut adalah negara Maladewa.
Kedatangan Menlu Sri Lanka dan Australia ke Indonesia dalam rangka menghadiri pertemuan Indian Ocean Rim Association (IORA), sebuah organisasi dengan anggota 21 negara di kawasan lingkar Samudera Hindia, di Bali. Tahun 2016, ini Indonesia menjabat sebagai ketua IORA dan menjadi tuan rumah rangkaian pertemuan untuk menyiapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA yang akan digelar di Jakarta pada bulan Maret 2017 mendatang.*
Indonesia serius ingin menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Ada alasan mengapa Indonesia layak mendapat posisi tersebut.
"Kita 10 terbesar dunia sebagai negara yang mengirimkan pasukan perdamaian," kata Menlu Retno LP Marsudi di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis malam waktu setempat (22/9/2016).
Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB terdiri dari 15 negara yang dipilih setiap tahunnya. Sementara, anggota tetap terdiri dari 5 negara yang tak terganti dan tak bertambah.
Dewan Keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dunia. Indonesia amat berkepentingan dengan hal tersebut karena tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
"Untuk countering radikalism, terrorism, kita sering diajak. Banyak aset-aset kita yang dapat mendukung pencalonan kita. Ke depan kita akan lebih aktif," imbuh Retno.
Indonesia pun menggelar sebuah malam sambutan dengan mengundang negara-negara sahabat sekaligus kampanye pencalonan anggota Dewan Keamanan PBB. Pada acara ini tampak delegasi yang hadir memberikan dukungannya.
Menlu Retno Marsudi memberikan sambutan dengan memaparkan potensi Indonesia dalam menjaga toleransi dan keberagaman dengan 17.000 pulau yang terbentang. Perdamaian dunia akan tercipta bila semua saling bertoleransi.
"Isu toleransi, pluralisme, modernisme itu ada di 'DNA' kita. Tapi 'DNA' itu tak banyak dimiliki negara lain," ungkap Menlu.**
No comments:
Post a Comment