Kota
Tasikmalaya, SNP Jabar - Hiruk pikuk keberangkatan Istri
Walikota Tasikmalaya, Dra Hj. Eti Atiah Budiman dan ratusan kader PKKserta juga
sejumlah Camat dan Lurah ke kubah emas Depok, ternyata menuai resistensi dari
sejumlah masyarakat. Pasalnya keberangkatan itu dinilai sangat kental dengan hura-hura
piknik belaka. Acara tersebut terkesan hanya menghamburkan dana APBD, apalagi
disebut-sebut dana itu sangat fantastis nilainya sebesar Rp 100 juta.
Padahal
kegiatan di kubah emas itu hanya sebatas pembinaan, cerdas cermat, lomba meningkatkan
pengetahuan dan hiburan. Tapi ternyata bisa menghabiskan dana cukup besar,
kendati itu tidak menginap sama sekali. Meskipun dilakukan pemberangkatan itu bergiliran
sebanyak 4 kloter, tentunya kegiatan itu bisa dilaksanakan saja di Kota
Tasikmalaya, mungkin bisa menghemat anggaran.
“Jadi
tidak ada manfaatnya keberangkatan Istri Walikota Tasikmalaya beserta ratusan
kader PKK serta juga sejumlah Camat dan Lurah ke kubah emas Depok itu. Bahkan
tidak ada urgensinya sama sekali. Terlebih acara itu juga dilaksanakan pada
hari kerja bagi PNS, mengingat semua Camat dan Lurah pun malah izin
kerja.Sehingga disamping menganggu kerja PNS juga malah mempertontonkan secara
vulgar kepada masyarakat bentuk penghamburan dana yang bersumber dari APBD,” cetus
pemerhati social Tasikmalaya, Mumuh Pangestu S.Sos kepada Swara Nasional Pos,
Rabu (5/10).
Kata
Mumuh, meski kegiatan itu dibungkus dengan tajuk jambore PKK, tapi tetap
terkesan terlalu dipaksakan untuk memobilisasi masa. Apalagi ini musim politik,
secara kebetulan Walikota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman, seorang petahana yang
akan kembali mencalonkan diperhelatan Pilkada Kota Tasikmalaya, dimana yang
bersangkutan sudah mendaftar bersama HM Yusuf pasangnya ke KPUD.
Jadi,
disinyalir acara tersebut bisa saja ada motif politis untuk mendukung sang
petahana, tapi caranya dibungkus melalui kegiatan jambore PKK dengan mengunakan
dana APBD. Hal ini akhirnya menimbulkan sejumlah kontroversial. Apalagi keberangkatan
itu sangat massif, berkaitan menjelang perhelatan Pilkada. Hingga akhirnya dikhawatirkan
ada manuver yang lainnya. Wajar, publik pun banyak yang bertanya, ada apa
dengan jambore PKK di kubah emas Depok tersebut?
“Maka
sebaiknya setelah kembali lagi ke Kota Tasikmalaya, Istri Walikota Tasikmalaya,
Dra Hj Eti Atiah Budiman ataupun Sekretaris PKK Kota Hj Noneng Rosmayati harus berani
bisa menjelaskan dan mempertanggungjawabkan kepada public. Pasalnya ini sangat
sensitif terkait dana APBD serta adanya dugaan mobilisasi politis, agat masyarakat
bisa mengetahuinya secara pasti. Supaya tidak terjadi persepsi negatif ataupun
menjadi konsumsi serangan dari pihak lainnya,” bebernya.(Ariska/D.Saefudin)
No comments:
Post a Comment