Mumuh Pangestu, S.Sos |
Kota Tasikmalaya, SNP
Jabar - Walikota Tasikmalaya, Drs H Budi Budiman harus berani untuk
menertibkan dua pool bis “B dan P” yang ada di Kota Tasikmalaya. Jangan merasa”Heurin
Ku letah” (canggung, red), pasalnya pemilik salah satu pool itu
adalah milik keluarga besarnya. Begitu pun dengan pool satu lagi pemiliknya
adalah keluarga Wakil Walikota Tasikmalaya Ir H Dede Sudrajat yang nota bene
competitor Budi dalam perhelatan Pilkada 2017.
Menurut pemerhati masalah sosial, Mumuh Pangestu S.Sos, seyogianya Budi harus
berpihak kepada kepentingan masyarakat, karena kehadiran dua pool bis
tersebut salah satu momok sepinya penumpang di Terminal Type A Indihiang selama
ini. Bukan itu saja, angkutan kota di Tasikmalaya pun enggan melewati terminal
tersebut, apalagi malam hari, karena kondisinya sepi. Sehingga terminal terbesar
di Jawa Barat itu tidak terurus dan kotor.
Dengan sepinya terminal
itu, tentunya berimbas juga kepada PAD terminal ke Pemkot Tasikmalaya, sebab
banyak para pedagang yang menyewa sejumlah kios pun malah gulung tikar, karena sepi
tidak ada penumpang. Terlebih lagi lokasi terminal itu jauh dari keramaian kota.
Kehadiran pool bis selama ini telah menjelma seolah terminal
bayangan, karena sudah jelas bisa menaikan dan menurunkan sejumlah
penumpang. Padahal pool itu berfungsi hanya untuk menyimpan dan service bis saja
sebagaimana diperuntukannya. Bukan untuk menaikkan
atau menurunkan penumpang, Jadi tidak diperkenankan ada jalur pemberangkatan
dari pool. Jalur pemberangkatan itu hanya boleh dari terminal saja.
“Memang saat ini Terminal
Indihiang itu sudah diambil pengelolaannya oleh pusat. Tapi meski demikian,
tidak ada salahnya bisa koordinasi dengan Pemkot Tasikmalaya.Salah satunya
dengan bisa menertibkan pool bis yang ada.Agar bisa menghidupkan keramaian terminal
tersebut.Karena bagaimana pun walau sekarang terminal di ambil alih oleh
pusat.Tanpa ada penertiban kedua pool tersebut.Tetap saja tidak akan ada
perubahan yang signifikan.Makanya Walikota harus memiliki political will,” terang Mumuh Pangestu, Kamis (20/10).
Menurut Mumuh, eksistensi
pool tersebut memang sudah sangat lama berdiri, tapi ironisnya sudah dua kali
Walikota silih berganti, belum ada satu pun yang berani menyentuhnya.Makanya
saat ini momentum Budi untuk bisa menertibkannya. Hal ini demi untuk bisa meramaikan
fungsi terminal, karena itu merupakan aset kota yang dibangun
dengan dana puluhan milliar rupiah.(Ariska/Dadang)
No comments:
Post a Comment