Kota Tasikmalaya, SNP Jabar - Ketua Forum Komunikasi Masyarakat
Tasikmalaya (FKMT), Dani Safari kini kondisinya
lemah tak berdaya di rumahnya. Sudah satu bulan aktivis anti korupsi itu tidak
bisa beraktivitas, konon penyakit yang dideritanya itu ada
sejumlah gumpalan darah di otak sehingga
kepalanya menjadi terasa pusing dan penglihatan mata pun menjadi kabur.
Menurut istrinya, Sri Lestari mengatakan awalnya suaminya
itu merasakan ada yang tidak beres pada kepalanya, pada saat berada
di dalam kamar mandi.
Saat itu, mendadak kepalanya menjadi pusing tujuh keliling dan
badanya lemas. Akibat tidak kuat kondisinya itu, kemudian meminta agar ia dibawa ke RSUD dr. Soekarjo agar bisa
diperiksa di laboratorium.
“Awalnya pada saat dicek di laboratorium itu tidak ada
apa-apa. Setelah itu disuruh untuk
kembali lagi ke rumah,
tapi besoknya justru terasa pusing lagi. Karena panik akhirnya kami ke RSUD
dan dirawat di kamar utama selama tiga minggu. Dokter Rudi ahli syaraf, dokter
Andre ahli bedah dan dokter Wasisto yang menanganinya,” tuturnya saat ditemui
di rumahnya di daerah Tundagan No 5 Kota Tasikmalaya, Senin (17/10).
Sri menjelaskan sewaktu di rawat di RSUD itu suaminya
tersebut kepalanya discan. Hasilnya menurut kedua dokter itu terdapat ada
gumpalan darah di otak,
sehingga menjadi tersumbat. Karena darah terganggu dengan adanya gumpalan
tersebut.
Menurutnya, aliran itu harusnya seimbang antara untuk mengalirkan ke
oksigen dan sirkulasi lainnya.
“Setelah tiga minggu dirawat di RSUD itu, akhirnya bisa
pulang ke rumahnya dengan diberi sejumlah obat dengan harapan obat tersebut bisa menghancurkan gumpalan
di otaknya. Nanti pada 22 Oktober ini suaminya harus kembali discan lagi, guna untuk
melihat reaksi obat tersebut. Apakah ada perkembangannya atau tidak,” bebernya.
Kata Sri, suaminya itu adalah seorang aktivis sehingga
selama ini terlalu banyak pikiran. Jarang ada waktu istirahat sama sekali, sedangkan
kapasitas otak itu ada batasannya. Tapi ini malah dipaksakan untuk bekerja, akibatnya otak
pun menjadi tidak kuat menanggungnya. Sehingga awalnya timbulah penyakit darah
tinggi akut.
“Bahkan saat ini setelah berada di rumah, suaminya saya
itu kalau begadang tensi darahnya bisa mencapai 200, sehingga bisa
berakibat fatal. Makanya sekarang ini sesuai dengan anjuran dokter tidak
diperbolehkan makanan yang asin dan berlemak. Kata dokter kalau masih
tidak tidak ada perkembangan, dipastikan
kepalanya harus dibedah. Tapi pihak keluarga disini menolaknya. Pasalnya, terlalu riskan kalau dibedah
itu. Sebab kalau tidak kematian paling juga bisa menimbulkan cacat. Tapi kami
sekeluarga minta doanya dari semua pihak agar Pak Dani bisa segera lekas sembuh kembali,”
pintanya.
Di tempat terpisah Direktur RSUD dokter Soekarjo, dokter
Wasisto mengatakan penyakit yang diderita oleh Dani Safari itu memang ada
gumpalan darah di otak. Mungkin kalau orang lain sudah tidak tahan dengan
penyakit tersebut. Tapi Dani masih bisa bertahan, bahkan masih bisa komunikasi meski tidak lancar. Saat ini, Dani sedang
ditanggani oleh kedua dokter ahli syaraf dan bedah.(Ariska/Dadang)
No comments:
Post a Comment