BANDUNG - Seorang buruh tani tiba-tiba pingsan saat menerima bantuan modal
usaha dalam acara Nada dan Dakwah di Desa Karangmulya, Kecamatan Bojong
Manggu, Kabupaten Bekasi.
Saat itu, petani bernama Tasam (64) duduk paling depan mengenakan sarung yang dikalungkan pada lehernya. Saat sambutan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, dia dipanggil untuk naik ke atas panggung.
"Sehari-hari kerja apa?" ungkap Dedi menyepertikan ucapannya kepada Tasam, Rabu (19/10/2016).
Tasam pun menceritakan, sehari-hari dirinya bekerja sebagai buruh tani serabutan. Terkadang dia mencangkul sawah atau kebun milik orang lain. Penghasilannya tidak lebih dari Rp 25.000 per hari. Itu pun sudah termasuk upah sang istri yang juga berprofesi sama dengan Tasam.
"Istri saya juga sering bantu. Kalau digabung mah setiap hari paling banyak dapat Rp 25.000, Pak," tutur Tasam.
Seusai mendengar kisah hidup Tasam, Dedi merogoh sakunya. Dia mengeluarkan uang Rp 20 juta dan memberikannya pada Tasam untuk bantuan modal.
"Ini ada sedikit rezeki untuk Bapak, pakailah untuk modal beternak dan memperbaiki rumah. Bapak harus tetap semangat dalam menjalani hidup meski selama ini hidup sederhana. Kehidupan Bapak harus menjadi motivasi bagi mereka yang enggan berusaha dan hanya bisa meminta-minta,” ucap Dedi.
Kedua tangan Tasam terlihat gemetar menerima bantuan Dedi. Seketika, Tasam pingsan setelah menerima bantuan. Kontan, isak tangis pun terdengar dari masyarakat Desa Karangmulya yang turut hadir dalam acara tersebut.
Sesaat setelah siuman, Tasam mengucapkan terima kasih dan rasa syukur atas bantuan yang diterimanya. Seumur hidup, dia mengaku baru pertama kali memegang uang sebesar itu.
"Saya lemas Pak, enggak kuat pegang uang segitu banyak. Insya Allah, saya jalankan amanah dari Kang Dedi,” pungkasnya. (*)
Saat itu, petani bernama Tasam (64) duduk paling depan mengenakan sarung yang dikalungkan pada lehernya. Saat sambutan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, dia dipanggil untuk naik ke atas panggung.
"Sehari-hari kerja apa?" ungkap Dedi menyepertikan ucapannya kepada Tasam, Rabu (19/10/2016).
Tasam pun menceritakan, sehari-hari dirinya bekerja sebagai buruh tani serabutan. Terkadang dia mencangkul sawah atau kebun milik orang lain. Penghasilannya tidak lebih dari Rp 25.000 per hari. Itu pun sudah termasuk upah sang istri yang juga berprofesi sama dengan Tasam.
"Istri saya juga sering bantu. Kalau digabung mah setiap hari paling banyak dapat Rp 25.000, Pak," tutur Tasam.
Seusai mendengar kisah hidup Tasam, Dedi merogoh sakunya. Dia mengeluarkan uang Rp 20 juta dan memberikannya pada Tasam untuk bantuan modal.
"Ini ada sedikit rezeki untuk Bapak, pakailah untuk modal beternak dan memperbaiki rumah. Bapak harus tetap semangat dalam menjalani hidup meski selama ini hidup sederhana. Kehidupan Bapak harus menjadi motivasi bagi mereka yang enggan berusaha dan hanya bisa meminta-minta,” ucap Dedi.
Kedua tangan Tasam terlihat gemetar menerima bantuan Dedi. Seketika, Tasam pingsan setelah menerima bantuan. Kontan, isak tangis pun terdengar dari masyarakat Desa Karangmulya yang turut hadir dalam acara tersebut.
Sesaat setelah siuman, Tasam mengucapkan terima kasih dan rasa syukur atas bantuan yang diterimanya. Seumur hidup, dia mengaku baru pertama kali memegang uang sebesar itu.
"Saya lemas Pak, enggak kuat pegang uang segitu banyak. Insya Allah, saya jalankan amanah dari Kang Dedi,” pungkasnya. (*)
No comments:
Post a Comment