Mumuh Pangestu S.Sos |
Kota Tasikmalaya,
SNP - Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya
sebaiknya terlebih dahulu
mengurus Terminal Type A yang di wilayah Indihiang Kota Tasikmalaya.Ketimbang
wara-wiri sibuk ngurus Bandara Wiriadinata. Pasalnya, selama ini terminal
tersebut sudah terbengkalai. Bahkan terkesan “enggan hidup mati tak mau”. Padahal
pembangunan terminal megah itu sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
“Meskipun katanya sekarang itu terminal sudah diserahkan
kepada Pemerintah Pusat, tapi tetap saja Pemkot harus ikut bertanggung jawab. Sebab
dulu punya andil besar dalam pembangunannya. Jangan setelah terminal sepi
kemudian malah terkesan sekarang lempar tangung jawabnya ke pusat,” beber
pemerhati masalah sosial, Mumuh Pangestu S.Sos, Rabu (19/10).
Menurut pria yang akrab dipanggil Papih itu, seharusnya
Pemkot itu memiliki political will
untuk bisa menertibkan sejumlah pool bis. Sebab selama ini salah satunya terminal
sepi itu karena kehadiran pool. Karena banyak penumpang yang naik dan turun itu
di pool, akibatnya terminal pun menjadi sepi. Eksesnya para pedagang banyak
yang gulung tikar.
“Dikhawatirkan nanti ada potret kontradiksi setelah
bandara berdiri. Di satu sisi bandara ramai sedangkan di terminal malah tambah
sepi. Saat ini saja dengan sepinya penumpang tentunya juga berimbas kepada PAD
terminal ke Pemkot Tasikmalaya. Jangan sibuk mengurus yang baru dengan
meninggalkan yang lama. Sebaiknya selesaikan terlebih dahulu yang sudah ada
(terminal, red). Pasalnya pembangunanya itu sudah memakai uang rakyat. Jangan
terkesan ada penghamburan biaya yang terkesan mubadzir begitu saja,” kritiknya.
Kata Mumuh, bukan berarti adanya bandara itu tidak
penting.Tapi tentunya ada skala prioritas terlebih dahulu yang sifatnya
menyangkut hajat banyak orang, terutama masyarakat kecil. Sebab ada relevansinya
antara terminal dengan para pedagang, kuli juga yang lainnya yang notabene berada
di lingkungan terminal. Sedangkan bandara itu tentunya hanya bisa dinikmati sebagian
kalangan orang menengah ke atas.
Tentunya, lanjut Mumuh, adanya bandara itu terlalu dipaksakan
untuk saat ini. Mungkin alangkah baiknya Pemkot Tasikmalaya fokus menyelesaikan
terlebih dahulu program yang bisa menyentuh langsung masyarakat luas. Kalau
ngotot dipaksakan membuka bandara tersebut, wajar kalau ada sejumlah
pertanyaan.
“Apa urgensinya bandara bagi masyarakat di Kota
Tasikmalaya itu? Apakah memang bandara tersebut sudah menjadi kebutuhan yang
mendesak? Apakah ini sudah menjadi sebuah keharusan? ataukah ini hanya sebuah
prestise belaka? agar bisa menunjukan kepada Kota dan Kabupaten yang ada di
Jawa Barat, bahwa Kota Tasikmalaya sudah menjadi Kota Metropolis,” herannya.(Ariska/Dadang)
Sekarang ini Terminal Kota Tasik sudah diambil alih Kemenhub..
ReplyDelete