MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Friday, November 25, 2016

"Si Melon" Mulai Langka di Pasaran, di Kec. Pacet Rp35.000/pertabung



Warga Pacet Mengeluh Harga Gas 3 kg Rp 35 Ribu/Tabung

Kab Bandung, SNP- Seiring dengan langkanya Gas elfizi  bersubsidi  3 kg di wilayah kecamatan Pacet kabupaten Bandung, mengakibatkan melambungnya harga Gas yang mencapai Rp35 ribu, spontan membuat warga masyarakat menjerit dan mengeluh atas ulah para pedagang pengecer yang menjual Gas semena-mena padahal berdasarkan subsidi pemerintah harga Gas 3 Kg yakni Rp 16.600 .


Berdasarkan pengakuan warga desa Pangauban kecamatan Pacet melalui kepala desanya, Ajidin kepada Swaranasionalpos.com mengatakan, ’’Benar di daerah kami harga Gas 3 Kg sangat tinggi mencapai Rp 35 ribu ,tentunya hal ini sangat mencekik warga kami yang menggunakan Gas untuk keperluan sarana alat rumahtangga.’’ jelasnya.


Lanjut Ajidin, dengan langkanya Gas 3 Kg dan harga Gas di eceran-eceran yang sangat mahal dan tidak sesuai dengan harga subsidi akan berdampak negatif, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan kembali memakai kayu bakar untuk sarana alat memasak, sehingga hutan-hutan akan gundul akibat penebangan liar yang menimbulkan erosi tanah dan banjir serta longsor.


"Maka kami menghimbau kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk segera melakukan sidak kelapangan untuk mengawasi dan menindak para pedagang eceran maupun agen-agen penjual Gas 3 Kg , agar tidak menjual harga Gas seenaknya saja apalagi menimbun Gas akibat kelangkaan Gas didaerah kami, karena masyarakat kami merasa dirugikan.’’ Harapnya.


Sementara itu berdasarkan investigasi tim Swaranasionalpos.com di lapangan, harga Gas 3 Kg , Agen- CV Perindo Putra di wilayah Pacet untuk para pengecer menjual dengan harga Rp 14.750, sedangkan toko Makmur yang berada di desa Maruyung, pengakuan dari pemiliknya menyebutkan menjual Gas 3 Kg senilai Rp 17.000- , namun ada juga penjual eceran di pasar Maruyung mengaku menjual Gas  Rp 32.000, dengan alasan memanpaatkan kelangkaan gas elpiji.


Dengan langkanya gas elpiji bersubsidi dan melambungnya harga yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah, maka Disperindag kabupaten Bandung harus mengkaji ulang lagi terhadap izin penjualan agen-agen distributor dan melakukan tindakan terhadap para pengecer, karena tidak menutup kemunhkinan adanya agen-agen nakal yang memanfaatkan situasi langkanya Gas bersubsidi.   (Arbim)

No comments:

Post a Comment