MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Friday, December 1, 2017

Saat Asyik Bercerita Cita-cita, Tiba-tiba Anak SD Ini Mengalami Hal Mengerikan

Petugas dari Polsek Lawang melakukan olah TKP
Kab. Malang, Media Suara Nasional - Salah seorang siswa meninggal dunia saat asik bercerita tentang cita-cita, ketika itu sedang duduk di atas batu. Prihatin, saat kejadian, ia menceritakan cita-citanya, ingin menjadi seorang polisi, secara tiba tiba batu tersebut longsor dan mengenai pelajar SDN 6 Sidodadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Rabu (29/11/2017).
Musibah ini menimpa Nur Isa Bayu Pamungkas (10) pelajar warga Jalan Sumber Bangun no. 53 RT04/ RW04, Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Ia pelajar kelas SDN 6 Sidodadi Lawang.
Kapolsek Lawang, Kompol Gaguk Sulistyo membenarkan adanya kejadian. Pihaknya telah melaksanakan olah kejadian dan memintai keterangan saksi-saksi, termasuk saksi utama, teman korban.
Dari keterangan saksi utama dari 5 saksi lainnya, saat kejadian, korban dan saksi AAN (10) bercengkerama. Obrolan itu selepas jam istirahat sekolah. Keduanya mengobrolkan cita-cita masing-masing. Korban Nur Isa ingin menjadi Polisi sedangkan Aan menjadi seorang tentara.
Dalam hitungan menit, korban dan saksi duduk asyik mengobrol. Brulll… Mendadak tanah longsor. Korban terjerembab ke bawah sejauh 3 meter. Musibah tak disangka-sangka. Di bagian bawah, ada pohon dan batu pondasi. Kepala korban membentur pondasi itu.
Saksi Aan pun berteriak meminta tolong. Sembari berurai air mata. Tak terperikan kesedihannya melihat sosok sahabat tergeletak tak bergerak. Tubuhnya bersimbah darah.
“Jauhnya 3 meteran, terperosok di longsoran kemiringan 45 derajat, ” ungkap Gaguk Sulistyo kepada Memontum.com. Meski terperosok 3 meter, ambrolan tanah itu disertai batu bekas pondasi. “Anggota saya periksa, tanahnya memang tergolong gembur,” sebut Gaguk.
Lebih detil dijelaskan Iptu Hadi Puspito, Kanit Reskrim Polsek Lawang, bongkahan batu tersebut bukanlah batu pondasi untuk pembangunan baru. “Itu puing, bekas pondasi, tapi sekolah tidak sedang membangun. Puing bongkaran buangan,” kata Hadi.
Di lokasi Iptu Hadi memintai keterangan saksi-saksi. Diantaranya saksi utama, 4 murid sekolah lain yang melihat korban berjalan dan seorang penjual makanan dekat sekolah. “Kata saksi, ia (korban–red) ingin jadi polisi, saksi lain ingin jadi tentara,” pungkas Hadi. (il/pan)

No comments:

Post a Comment