PERCAYALAH, yang berlebihan itu tidak baik. Misalnya, yang terjadi di Queensland, Australia, ini. Mengawasi peternakan sapi saja harus pakai helikopter. Terbangnya kelewat rendah pula. Akibatnya, heli jatuh karena diseruduk sapi.
Itu
terjadi Selasa sore (20/9) di sebuah peternakan sapi di Coen, kawasan
utara Queensland. Seekor sapi bongsor dan teman-temannya saat itu sedang
jalan-jalan sore. Dia agak terganggu suara helikopter yang terbang
rendah. Lompat-lompat, eh tanduknya kecantol rail (bagian untuk mendarat) helikopter.
”Akibatnya, heli tidak seimbang dan jatuh,” papar pihak kepolisian Queensland sebagaimana dikutip fajar dari Brisbane Times.
Ketika
tanduknya kecantol, si sapi bongsor kaget bukan kepalang. Ia sempat
berlari (sambil menggoyang kepala). Helikopter Robinson R22 Beta pun
harus bernasib tragis. Jatuh, lalu terbakar hingga hangus.
Untung,
si pilot bisa menyelamatkan diri sebelum heli terbakar. ”Pilot yang
diketahui berumur 35 tahun selamat. Hanya luka ringan. Secara umum,
tidak ada korban,” rilis Kepolisian Queensland di laman resmi mereka.
”Tersangka” dalam peristiwa tersebut juga selamat. Si sapi bongsor tidak mengalami lecet atau luka. Cuma, pihak peternakan harus nombok lumayan. Soalnya, harga heli USD 288 ribu (setara dengan Rp 3,78 miliar) per unit. Kapan-kapan pakai drone aja. Kalau drone kecantol, gantinya masih ”murah”, hehehe. (Huffpost/fam/c10/ang)
No comments:
Post a Comment