SNP Jabar - Dalam
era globalisasi saat
ini , media massa bukanlah
suatu instrument yang asing
di tengah masyarakat.
Setiap detik, setiap
jam, setiap hari,
miliaran umat manusia tidak
bisa lepas dari
interaksi dengan media
massa.
Kekuatan itulah yang menjadikan
media massa sebagai saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah
dan memberikan dorongan terhadap perubahan sosial, budaya, perilaku, bahkan perubahan
ideologi suatu bangsa.
Demikian Keynote Speech Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo yang dibacakan Wakapuspen
TNI Laksamana Pertama
TNI Abdul Rasyid
K., S.E., M.M.,
pada acara Event Eksibisi
Indonesia Internasional Book
Fair (IIBF) 2016.
“Relevansi
Penerbit, Buku dan Literasi Masyarakat Sebagai
Bagian Penting Strategi Proxy War Media”,
di Jakarta Convention
Center (JCC) Senayan, Rabu (28/9/2016).
Menurut Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo, dikutif tni.mil.id, di era demokrasi saat ini, Indonesia
tidak ada lagi media
massa yang berbasis
dan berorientasi pemerintah
(government oriented), yang
mau dan mampu menyebar-luaskan semua
informasi yang berasal
dari pemerintah ataupun
negara.
“Pemerintah tidak
memiliki media massa
yang dijadikan corong
sebagaimana di masa
lalu, sehingga praktis tak
ada media yang
menjembatani informasi dari
pemerintah kepada masyarakat ,”
ujarnya.
Panglima TNI menegaskan
bahwa, media massa memiliki kemampuan
luar biasa dalam mempengaruhi
dan membentuk opini
publik, yang bisa
saja digunakan sebagai
wahana proxy war di Indonesia. Semua
ini harus kita cermati, kita
antisipasi agar masyarakat Indonesia
tidak terjebak dalam arena
ini.
“Komitmen media massa
nasional, termasuk para penulis buku
menjadi salah satu solusi guna mendidik dan mencerdaskan segenap anak bangsa ,”
ucapnya.
Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo juga mengingatkan bahwa, proxy
war sudah terjadi dan menjadi
ancaman nyata yang
menyusup ke sendi-sendi kehidupan
berbangsa, bernegara dan berkeluarga.
“Salah satu cara
yang digunakan adalah
dengan menguasai media
massa di Indonesia, juga
penerbitan buku atau
penerbitan lainnya, termasuk
juga membuat generasi bangsa kita
menjadi malas membaca dan
menulis karena asyik
dengan teknologi gadget,” jelasnya.
Dalam
kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo menyampaikan
bahwa beberapa waktu lalu, telah
menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media dengan 11 organisasi dan salah satu
media massa, penandatanganan itu adalah
dalam rangka memerangi ancaman proxy war media.
“Kesebelas organisasi yang ikut menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media, antara lain:
Pengurus Besar Nahdatul
Ulama, Persatuan Guru Republik
Indonesia, Ikatan Penerbit
Indonesia, Asosiasi Penerbit
Perguruan Tinggi Indonesia,”
ungkapnya.
“Media massa, penulis
dan penerbit buku
maupun penerbitan lainnya
memiliki peran strategis dalam pertahanan suatu Negara,”
pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Usai menyampaikan Keynote Speech,
Wakapuspen TNI meresmikan
peluncuran Perpustakaan Nasional Digital Puspen TNI yang didampingi, antara lain oleh Ketua APPTI
Dr. Ricardi Adnan, MSi, Ketua IKAPI Ir. Hj.
Rosidayati Rozalima, M.M., Sekjen PGRI Dr. Unfah Rosyidi,M.Pd, dan Ketua PBNU Marsudi
Suhut. (Puspen TNI)
No comments:
Post a Comment