MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Thursday, September 29, 2016

Panglima TNI : Pemerintah Tidak Memiliki Media Massa Yang Jadi Corong ke Masyarakat


SNP Jabar - Dalam  era  globalisasi  saat  ini , media  massa  bukanlah  suatu  instrument yang  asing  di  tengah  masyarakat. 

Setiap  detik,  setiap  jam,  setiap  hari,  miliaran  umat  manusia tidak  bisa  lepas  dari  interaksi  dengan  media  massa. 

Kekuatan  itulah yang  menjadikan  media massa sebagai saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan sosial, budaya, perilaku, bahkan perubahan ideologi suatu bangsa.

Demikian Keynote Speech Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dibacakan Wakapuspen  TNI  Laksamana  Pertama  TNI  Abdul  Rasyid  K.,  S.E.,  M.M.,  pada  acara Event Eksibisi Indonesia  Internasional  Book  Fair (IIBF) 2016.

“Relevansi  Penerbit,  Buku dan Literasi Masyarakat  Sebagai  Bagian  Penting  Strategi Proxy  War Media”,  di  Jakarta  Convention  Center (JCC) Senayan, Rabu (28/9/2016).

Menurut  Jenderal  TNI Gatot  Nurmantyo, dikutif tni.mil.id, di era  demokrasi saat  ini, Indonesia tidak  ada lagi  media  massa  yang  berbasis  dan  berorientasi  pemerintah  (government  oriented),  yang  mau dan  mampu  menyebar-luaskan  semua  informasi  yang  berasal  dari  pemerintah  ataupun  negara.

“Pemerintah tidak  memiliki  media  massa  yang  dijadikan  corong  sebagaimana  di  masa  lalu, sehingga   praktis   tak   ada   media   yang   menjembatani   informasi   dari   pemerintah   kepada masyarakat ,” ujarnya.

Panglima  TNI  menegaskan  bahwa, media  massa memiliki  kemampuan  luar biasa dalam mempengaruhi  dan  membentuk  opini  publik,  yang  bisa  saja  digunakan  sebagai  wahana proxy war di  Indonesia.  Semua  ini harus kita cermati, kita  antisipasi agar  masyarakat Indonesia tidak terjebak  dalam  arena  ini.

“Komitmen  media  massa  nasional,  termasuk para penulis buku menjadi salah satu solusi guna mendidik dan mencerdaskan segenap anak bangsa ,” ucapnya.

Jenderal TNI  Gatot  Nurmantyo  juga mengingatkan  bahwa, proxy  war sudah  terjadi  dan menjadi  ancaman  nyata  yang  menyusup ke  sendi-sendi  kehidupan  berbangsa,  bernegara  dan berkeluarga.

“Salah  satu  cara  yang  digunakan  adalah  dengan  menguasai  media  massa  di Indonesia,  juga  penerbitan  buku  atau  penerbitan  lainnya,  termasuk  juga  membuat  generasi bangsa  kita  menjadi  malas  membaca dan  menulis  karena  asyik  dengan  teknologi gadget,” jelasnya.

Dalam    kesempatan    tersebut, Panglima    TNI Jenderal    TNI    Gatot    Nurmantyo menyampaikan bahwa beberapa waktu  lalu, telah menandatangani Pakta Pertahanan Proxy War Media dengan 11 organisasi  dan  salah  satu  media  massa,  penandatanganan itu  adalah  dalam rangka memerangi ancaman proxy war media.

“Kesebelas organisasi yang ikut menandatangani Pakta  Pertahanan Proxy  War Media, antara  lain:  Pengurus  Besar  Nahdatul  Ulama,  Persatuan Guru   Republik   Indonesia,   Ikatan   Penerbit   Indonesia,  Asosiasi  Penerbit   Perguruan   Tinggi Indonesia,” ungkapnya.

“Media  massa,  penulis  dan  penerbit  buku  maupun  penerbitan  lainnya  memiliki  peran  strategis dalam pertahanan suatu Negara,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Usai   menyampaikan Keynote   Speech,   Wakapuspen   TNI   meresmikan   peluncuran Perpustakaan Nasional Digital Puspen TNI  yang didampingi, antara  lain oleh Ketua  APPTI  Dr. Ricardi  Adnan, MSi, Ketua IKAPI  Ir.  Hj. Rosidayati  Rozalima,  M.M., Sekjen PGRI  Dr. Unfah Rosyidi,M.Pd, dan Ketua PBNU Marsudi Suhut. (Puspen  TNI)

No comments:

Post a Comment