MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Tuesday, August 28, 2018

Sektor 21 Satgas Citarum Harum Tes Uji Kelayakan IPAL Pabrik CSP dan Pabrik KTI DI Rancaekek




Sumedang,Media Suara Nasional- Sektor 21 Satgas Citarum Harum di bawah komando Kolonel Inf Yusep Sudrajat,Senin( 27/8) menyambangi pabrik Central Sandang Prima( CSP) dan Pabrik Koriester Tekstil Indonesia( KTI) dan Pabrik Kewalram di jalan Rancaekek-Sumedang.

Kedatangan Sektor 21 Satgas Citarum Harum ke 3 pabrik tersebut guna memastikan IPAL limbah cairnya, di mana sebulan sebelumnya ke 3 pabrik tersebut di tutup lubang saluran limbah cairnya dengan cara di cor  karena kedapatan membuang limbah cair ke anak sungai, yang bermuara ke sungai Citarum.

Menurut Dansektor 21 Satgas Citarum Harum di hadapan awak Media menjelaskan," limbah cair pabrik CSP dan Pabrik KTI setelah kami tutup lubang salurannya, sampai hari ini usaha perbaikannya kami sangat Apresiasi,namun hasilnya sampai saat ini,masih sedikit keruh mengandung endapan dan berbau," ucap Yusep.

Maka menyikapi hal tersebut, kita kasih waktu lagi satu minggu di beri kesempatan, guna lebih memaksimalkan perbaikan limbah cairnya." Tegasnya.

Masih menurut Yusep," Pabrik Kewalram ada upaya akal-akalan manajemen Pabrik untuk mengelabui Satgas, dimana kita menemukan alat pengolahan limbah yang tidak beroperasi normal sebagaumana mestinya,akan tetapi pihak pabrik melalui operator limbah menyangkalnya."tutur yusep.

Lanjut Yusep," "Kalo memang semua berjalan normal, kenapa ada alat yang tidak beroperasi pada saat disidak. Bisa saja bak tampungan akhir diisi air bersih, untuk itu pastikan dulu semua alat pengolahan berfungsi untuk pembuktian bahwa tak ada kesan yang disembunyikan, ungkap," Dansektor 21.

Dansektor 21 juga menegaskan, "kalo dalam waktu satu minggu belum juga menunjukkan perubahan, terpaksa akan kami tutup kembali lubang pembuangan limbahnya," tandasnya.

Sementara, Direktur PT CSP mengakui bahwa sejak ditutup lubang pembuangan limbahnya oleh Satgas Citarum Sektor 21, pabriknya tetap beroperasi dan limbahnya terpaksa di Recycle seluruhnya, dan hal itu yang disinyalir yang membuat limbah mengandung bau yang tak sedap.

"Untuk optimalisasi limbah dalam jangka pendek, kami terus mencari formulasi chemical untuk memaksimalkan dari treatment dan pemberian obat kimianya. Sementara untuk perbaikan yang berjangka menengah dan panjang, kami telah menyiapkan bak (lahan-red) untuk digunakan sebagai metode biologi," tuturnya.

"Nanti setelah semua infrastruktur tambahan sudah terinstalasi, limbah yang dihasilkan akan jauh lebih baik dan akan kami recycle," pungkasnya. ( Bang Arbim/ Elly)

No comments:

Post a Comment