Jakarta – Media Suara Nasional
Pasalnya para Panelis atau Tim
Juri Penilaian Nirwasita Tantra Award 2018, mengapresiasikan Program Citarum
Harum memang sudah layak masuk dalam
program Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,
sebagai keseriusan program Pemprov Jawa Barat pada Sungai Citarum yang
notabenenya sudah mendapat lebel sungai terkotor di dunia.
Program citarum itu
sendiri sudah berjalan sejak tahun lalu dan merupakan lanjutan dari program
Citarum Bestari. Hall tersebut di paparkan Gubernur Pj Jawabarat Mochamad
Iriawan di hadapan para pakar lingkungan hidup yang berasal dari,
LSM,KPK,Akademisi dan Indonesia Centre For Environmental Law (ICEL) di kantor
Kementerian LHK – Jakarta (27/08). Pesnjelasan Pj, Gubernur Jawabarat juga
merupakan tahapan akhir sebelum ditetapkan nantinya dapat meraih penghargaan
Nirwasita Award Tantra 2018, karena provinsi Jabar masuk seleksi tahap akhir bersama Provinsi Jawa
Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Provinsi Bali.
Hariadi Kartodihardjo Salah satu
panelis mengatakan “Sungai
Citarum mengalami perubahan signifikan saat ini. Terlebih pasca turunnya payung
hukum yaitu Perpres No 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengelolaan pencemaran
dan kerusakan DAS Citarum yang menguatkan program Citarum Harum. " Ini
(Citarum Harum) inovasi yang sangat baik dan saya lihat ada kemajuan belakangan
ini." Ungkapnya.
Lebih
lanjut di katakan, “ Terobosan yang menarik dalam penanganan sungai Citarum
adalah dengan di libatkannya TNI dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dan bagaimana
bisa melibatkan KPK dalam penanganan limbah Sungai Citarum ?? .. Dan setelah mendengar penjelasannya ternyata para
pelanggar industri bisa dijerat dengan pasal korupsi karena merugikan Negara,"
terangnya.
Saya
sangat antusias dan meyambut baik dengan dilibatkannya unsur militer dalam hal
ini Kodam III Siliwangi yang siaga mengawasi sungai sepanjang 300 km tersebut
walaupun sempat menuai Pro dan Kontra. Namun demikan
dengan adanya pro dan kontra dalam
keterlibatan militer (TNI), hal ini karena melihat tingkat kesulitannya ya saya kira
wajar dilibatkan," Jelasnya
Keberhasilan
pemulihan Sungai Citarum ini menurutnya bisa dikembangkan atau diadopsi diwilayah
lain seperti, sungai Siak, Kapuas dan
Ciliwung. Metode tekhnis nya bisa di kembangkan dengan meniru pada Program
Citarum Harum Jawa Barat ini.” Ujarnya
Sementara
dalam tahapan tersebut Pj Gubernur Jabar Mochamad Iriawan menjelaskan
secara rinci mengenai cara dan kinerja pengelolaan lingkungan hidup di Jabar.
Dari perkembangan selama 2 bulan terakhir kepemimpinannya, Mochamad Iriawan bersama
jajaran terkait bagaimana cara merumuskan tentang isu lingkungan strategis
dimana muncul 5 skala prioritas yang harus segera ditangani. Diantaranya yaitu
masalah kualitas air, resiko bencana, perkotaan, tata guna lahan dan kualitas
udara. "Dilatarbekakangi dengan penugasan saya yang kebetulan hanya kurang
lebih 3 bulan kami langsung melakukan langkah-langkah dan evaluasi yang
berkaitan dengan lingkungan dan yang paling kami soroti adalah kualitas
air," kata Mochamad Iriawan
Hal
tersebut menurutnya bukan tanpa alasan, sebab, meningkatnya jumlah industri dan
pertumbuhan penduduk di Jabar terjadi pergeseran kualitas air karena limbah
industri dan sampah rumah tangga banyak mencemari. Ada empat sungai besar di
Jabar yang terindikasi pencemaran limbah yaitu sungai Citarum, Ciliwung, Citanduy
dan Cimanuk. Bahkan Citarum sempat menjadi sungai terkotor di dunia. Semua
sungai itu sudah menjadi perhatian kita khususnya sungai Citarum. Setelah
berbagai upaya dilakukan dan melibatkan banyak pihak sungai Citarum perlahan
mulai membaik. Pengangkatan sampah dan sanksi tegas bagi industri pembuang
limbah langsung ke sungai terus berjalan hingga kini. Masyarakat di sepanjang
DAS Citarum pun turut andil karena telah dibentuk masyarakat Ecovillage atau
masyarakat berbudaya lingkungan.
Dan di
jelaskan juga Terkait di libatkannya TNI
dalam penanganan sungai Citarum menurut Iriawan merupakan langkah yang tepat.
Anggota TNI memiliki ketegasan, ketahanan dan sudah terlatih. "Walaupun
sacara civil society kurang pas, tapi TNI lebih mudah digerakkan, dan Para
anggota TNI memang sudah siap dengan
medan sepertiI medan sungai citarum dan selalu siap dalam kondisi
seperti apapun. Dan dalam menjalankan tugas,bahkan
harus pisah jauh pun dari anggota keluarganya berbulan-bulan tak masalah demi
tugas yang diembannya. Mengenai dengan
di libatkannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penindakan pencemaran
sungai Citarum pun merupakan gagasannya. Iriawan telah berkoordinasi kepada Kepala
Unit Koordinasi dan Supervisi Bidang Pencegahan (Korsupgah) terkait penerapan
pasal korupsi. "Ya ini ini gagasan saya dan ternyata memang bisa dijerat
pasal korupsi," ucapnya.
Nirwasita
Tantra Award adalah penghargaan pemerintah kepada kepala daerah yang dalam
kepeminpinannya berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip
metodologi pembangunan berkelanjutan sehingga mampu memperbaiki kualitas
lingkungan hidup di daerahnya. Dan Provinsi Jawa Barat tahun 2018 ini
berpeluang besar kembali meraih Nirwasita Tantra Award 2018. (Ytm/Hms)
No comments:
Post a Comment