Jakarta - Media Suara
Nasional-Dalam acara pertemuan dengan pengusaha muda
Indonesia generasi ke – dua yang
dilangsungkan di Istana Merdeka –
Jakarta (27/08). Presiden, Ir. H. Joko Widodo di dampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno
dan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Rosan P. Roeslani. Dihadiri deretan
pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Garibaldi Thohir
(Adaro), Anindya N. Bakrie (Bakrie Group), Martin Hartono (PT Djarum), Axton
Salim (Salim Group), Michael Soryadjaya (Saratoga Investama Sedaya), Michael
Widjaja (Sinar Mas), Richard Halim Kusuma (Agung Sedaya Group), dan John Riady
(Lippo Group).
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa dalam
ekonomi global ketidakpastiannya kini besar. “Kalau dulu orang berbicara takut
pada perang dagang China-Amerika, sekarang tambah lagi dengan urusan Turki, dan
tidak tahu ada ketidakpastian apalagi yang menyebabkan ekonomi dunia semakin
tidak menentu,” ujarnya.
lebihlanjut dikatakan Presiden, “ Saat ini internal di
bangsa Indonesia sendiri memang harus lebih ada perbaikan. Ia mengemukakan,
sekarang ini problem terbesar masih ada di defisit transaksi berjalan, current account deficit yang memang sudah lama sekali tidak diperbaiki. “Saya kira
kita akan fokus ke sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan, dan yang
kedua keseimbangan primer,” kata Presiden seraya menyampaikan keyakinannya,
dalam setahun ini pemerintah bisa menyelesaikan.
Diakui Presiden, ternyata banyak hal yang belum dilakukan. Ia
menunjuk contoh, misalnya penerapan Biodiesel 20 (B20), kalau bisa dilaksanakan
karena harga naik dapat 6 miliar dollar AS, lalu volume naik juga dapat 5
miliar dollar AS. Artinya, dari satu hal itu sudah dapat 11 (miliar).
Hal-hal seperti ini, lanjut Presiden, yang tidak pernah
dihitung secara detail, begitu pun lainnya juga sama. Ia menunjuk contoh
konsentrasi ke pariwisata, nyatanya hingga akhir tahun ini 17 juta
kunjungan wisatawan juga bisa dicapai. “Lah Wong Thailand bisa 34 (juta) bisa, kenapa kita enggak
bisa paling tidak menyamai mereka? Saya kira kita juga mampu.” Ucap Presiden.
Hall ini diakui Presiden, memang harus lebih detail, produknya
diperbaiki, kemasannya diperbaiki, dan itu menjadi PR (pekerjaan rumah) kita
bersama, baik di Kadin pusat maupun di daerah. Presiden sangat meyakini, masih
banyak sekali peluang-peluang untuk perbaikan-perbaikan. Tetapi
intinya, pemerintah ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan
ekonomi, tetapi yang lebih penting menurut Presiden, adalah kualitas
pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Pungkasnya. (Ytm/Hms)
No comments:
Post a Comment