MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Wednesday, October 11, 2017

Pasutri Membawa Jenazah Bayi Gunakan Angkot: Tarif Ambulan Rp1,9 Juta, Kami Tak Sanggup Membayar

Chandra Pratama, mengendong almarhum bayinya di dalam angkot
Kab. Tulang Bawang, Media Suara Nasional Pasangan suami istri (pasutri) Chandra Pratama (23) dan Ermilia Sari (24) menjelaskan kronologis kenapa sampai mereka membawa pulang jenazah bayi laki-lakinya menggunakan angkutan kota (angkot), lantaran tarif ambulans milik RSUD Demang Sepulau Raya (DSR) Kabupaten Lampung Tengah, hampir mencapai Rp1.9 juta rupiah.
“Kami tidak mampu membayar tarif ambulans sebesar itu,” ungkap warga jalan 4 lingkungan Kibang, Kelurahan Menggala Tengah, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang.
Chandra menceritakan, awalnya pada Jumat 6 Oktober 2017 lalu, ia membawa sang istri pergi bersalin ke RSUD Menggala memakai Program BPJS. Tetapi karena kondisi kesehatan istrinya  mengkhawatirkan, pihak RSUD Menggala menyarankan keluarga dan dirinya merujuk sang istri ke RS Puti Bungsu (Rumah Sakit Swasta) di Kabupaten Lampung Tengah.
"Kemudian setelah menggelar musyawarah keluarga, kami pun menyetujui saran pihak RSUD Menggala untuk merujuknya, sementara untuk biaya mobil ambulans dari RSUD Menggala kami tidak diperkenankan membayar. Selanjutnya pada sore hari atau sekitar beberapa jam berada di RS Puti Bungsu, Dokter menyatakan bahwa istri saya harus di Operasi Cesar. Sayangnya sesudah dilakukan operasi, anak pertama saya (Almarhum bayi) mengalami gangguan kesehatan, lalu oleh pihak RS Puti Bungsu dirujuklah ke RSUD Demang Sepulau Raya," terangnya
Setibanya di RSUD Demang Sepulau Raya, sambung Chandra, almarhum bayi dilakukan perawatan oleh para petugas medis setempat. Tetapi malang tidak dapat ditolak untung tidak dapat diraih, almarhum bayi menghembuskan nafas terakhir.
"Setelah sampai di RSUD Demang Sepulau Raya, anak saya langsung dirawat sama mereka. Namun Tuhan berkehendak lain, tepat sekitar pukul 1 siang, Sabtu (07/10/2017) nafas terakhir anak saya meninggalkan rongganya," tutur Chandra dengan nada lirih
Karena almarhum bayi telah dipastikan tidak memiliki nafas lagi, pihak keluarga pun bergegas ke bagian pendaftaran RSUD Demang Sepulau Raya untuk mengurus administrasi kepulangan jenazah. Akan tetapi keluarganya tersentak kaget karena disebutkan bagian administrasi, nilai untuk perawatan almarhum bayi biayanya hampir mencapai Rp3.4 Juta Rupiah. Meski nilai sebegitu sangat berharga, pihak keluarganya pun tetap membayar administrasi tersebut.
"Meskipun bayinya sudah tiada dan istri bersalin pakai program BPJS, sebagai bentuk tanggungjawab walaupun terasa berat pembayaran senilai Rp3.4 juta lebih kami penuhi. Lalu untuk membawa jenazah almarhum bayi, kami pun berupaya memakai jasa ambulans yang ada di RSUD ini, lagi-lagi rasa kaget itu melanda sebab tarif atau ongkos mobil ambulans dari RSUD Demang Sepulau Raya - Kota Menggala dengan jarak tempuh kurang lebih 85 KM, nilainya mencapai Rp. 1.894.000 (Satu Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu Rupiah), nilai itu terlampau berat apalagi dana kami tidak ada karena untuk membayar perawatan bayi," urainya.
Walaupun sang istri pasien BPJS di Operasi Cesar, anak pertama telah tiada, membayar biaya perawatan almarhum bayi senilai Rp3.4 Juta Rupiah, serta gagal membawa jenazah buah hatinya memakai mobil ambulans milik RSUD Demang Sepulau Raya lantaran tingginya tarif atau ongkos transportasi dimaksud, meski sedih Chandra berusaha untuk tetap tabah menerima kenyataan dan membawa anaknya pulang dengan angkot.
"Pada waktu itu meski perasaan sedih dan tidak menentu, saya berusaha meminta bantu keluarga dirumah untuk mencari mobil yang akan membawa jenazah dari sini (RSUD Demang Sepulau Raya). Akhirnya rasa sedih saya sedikit terobati karena keluarga dirumah mendapatkan pinjaman mobil Angkot, mobil yang dipinjam itu juga tanpa sepengetahuan pemiliknya jika akan dipergunakan untuk membawa jenazah. Mungkin bila pemiliknya tahu mobil itu bakal membawa jenazah, besar kemungkinan tidak diperbolehkan. Dan tepat hampir sekitar pukul 6 sore atau menjelang waktu maghrib (Sabtu 07/10), mobil Angkot pengangkut jenazah ini tiba dihalaman RSUD, kami pun segera memberangkatkannya ke Menggala," ucapnya
Melalui pengalaman dirinya, tambah Chandra, Ia berharap seluruh pemerintahan di Provinsi Lampung untuk dapat mempertimbangkan seluruh aturan pembiayaan yang dirasakan berat oleh masyarakat, baik berupa aturan pembiayaan tentang kesehatan maupun tentang pembiayaan lainnya.
"Khususnya biaya tentang kesehatan, kami benar-benar berharap untuk dapat lebih diperingankan lagi," pintanya. 
Terpisah, salah satu petugas administrasi RSUD Demang Sepulau Raya yang mengaku bernama Teti, ketika diminta penjelasan terkait tarif transportasi ambulans dari RSUD Demang Sepulau Raya - Menggala senilai Rp1.8 Juta Rupiah lebih ini, membenarkan jika tarif tersebut terdapat di RSUD setempat.
"Tarif dari Bandar Jaya ke Menggala Rp.1.894.000 (Satu Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Empat Ribu), ya diwajibkan," ujarnya.
Lebih lanjut saat dimintai toleransi dari pihak RSUD Demang Sepulau Raya mengenai perihal tersebut, Teti yang merupakan petugas administrasi RSUD itu menyatakan tidak tahu, dan melontarkan perkataan maaf.
"Maaf ya pak, kita juga tidak tahu, karena itu prosedurnya Rumah Sakit," Katanya petugas RSUD Demang Sepulau Raya ini pada salah satu anggota keluarga almarhum bayi. (RILMI)

No comments:

Post a Comment