MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Friday, July 13, 2018

Peredaran Narkoba Bakal Jadi Beban Bangsa Menghadapi Bonus Demografi

PALU MSN– Peredaran narkoba dibeberapa tahun terakhir ini sangat luar biasa mengejutkan bagi Bangsa ini. Perang besar terhadap narkoba menuntut seluruh komponen masyarakat maupun elemen bangsa untuk bergerak secara aktif melawan kejahatan terorganisir yang bersifat lintas negara.

Kejahatan narkotika merupakan kejahatan luar biasa, yang harus diatasi secara serius, apabila tidak ditanggulangi dapat digunakan sebagai salah satu senjata dalam proxy war untuk melumpuhkan keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Demikian inti sambutan tertulis Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Sekertaris Daerah, Drs. H. Hidayat Lamakarate, M.Si dalam rangka peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2018, bertempat di Swiss Bell Hotel, Kamis (12/7/2018).

Mengatasi permasalahan narkoba diperlukan strategi khusus, yaitu keseimbangan penanganan antara pendekatan penegakan hukum dan pendekatan kesehatan. 

BNN telah menginisiasi program alternative development 2016-2025 di 3 (tiga) kabupaten Aceh Besar, Bireun dan Gayo Lues di Provinsi Aceh, yang merupakan langkah maju pembangunan berkelanjutan. Diharapkan program dimaksud didukung oleh semua pihak sebagai bentuk komitmen dalam membangun Indonesia dari pinggiran dan wilayah yang paling rentan peredaran narkoba.

Sesuai tema HANI pada tahun 2018 dari United Nations Office Drugs And Crimes (UNODC) adalah “listen first, listening to children and youth is the first step to help them grow healthy and safe”. Hal ini selaras dan sejalan dengan tema HANI Negara kita yaitu untuk menyatukan dan menggerakan seluruh kekuatan bangsa dalam perang melawan narkoba untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat tanpa narkoba

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tengah, Brigjend. Pol. Drs. Andjar Dewanto, SH, M.Ba dalam laporannya menyampaikan berdasarkan hasil survey nasional penyalahgunaan narkoba di 34 provinsi tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia, diperoleh angka prevalensi penyalahguna narkoba sebesar 1,77% dari total penduduk Indonesia atau sejumlah 3.376.115 orang pada kelompok usia 10 – 59 tahun. Selain itu, terdapat 12.000 orang meninggal sia-sia setiap tahunnya akibat penyalahgunaan narkoba.

“Menghadapi kondisi tersebut, Badan Narkotika Nasional bersama seluruh komponen bangsa secara serius telah melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata perang melawan narkoba sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan masyarakat Indonesia bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk itu, diperlukan dukungan dan perhatian sepenuhnya dari semua kementerian/lembaga. Demikian juga diperlukan penambahan personil, anggaran, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan operasional BNN yang semakin meningkat mengingat tantangan yang dihadapi sangat besar,” urai Kepala BNNP Brigjen Andjar Dewanto

Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional Tahun 2018, juga dirangkaikan dengan Talk Show, dengan narasumber Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Drs. H. Muh. Hidayat Lamakarate, M.Si, Kepala BNNP Sulawesi Tengah, Brigjen. Pol, Drs, Andjar Dewanto, SH, MBA, mantan penyalahguna narkoba, dan dipandu oleh Akademisi Untad Palu, Dr. Ir. Nur Sangaji. ( mery )

No comments:

Post a Comment