MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Saturday, May 26, 2018

Dansektor 21 Kembali Tutup Saluran Limbah Pabrik Di Kawasan Cimahi

CIMAHI,Media Suara Nasional - Harus bersusah payah menuju akses lubang saluran pembuangan limbah pabrik tekstil di wilayah Kota Cimahi milik PT. Pangjaya tak membuat Satgas Citarum Sektor 21 mengurungkan niat apalagi menyurutkan langkah untuk menutup lubang pembuangan limbah yang bermuara ke sungai Cibabat.

Dansektor 21, Kol Inf Yusep Sudrajat yang hampir selalu ikut terjun langsung ke lapangan saat menginstruksikan pasukannya, kali ini didampingi Dansubsektor 21, Mayor Rina Mariani dan Wakapolsek Cimahi Selatan AKP Ading Supriatna.

"Ini adalah kali keempat pemeriksaan dilakukan ke pabrik ini, tapi masih saja terlihat limbahnya berwarna, untuk itu diputuskan kita tutup saluran pembuangan limbahnya," tegas Kol Inf Yusep S, Sabtu, 26 Mei 2018.

Usai melakukan pengecoran lubang saluran limbah pabrik PT Pangjaya, Dansektor 21 bersama rombongan langsung menemui pemilik pabrik.

Ditemui di ruang kerjanya, Eddy Sukandar selaku pemilik pabrik terlihat santai meski satgas Citarum sektor 21 menutup lubang saluran limbah pabriknya. Dirinya merasa selama ini telah menaati peraturan pemerintah tentang limbah, selama ini pabrik selalu lulus uji baku mutu tiap bulannya oleh Dinas LH. 
Terkait limbah yang dikeluarkan pabrik masih berwarna, Eddy menjelaskan bahwa, "selama ini kan yang hanya diatur dibawah baku mutu nya saja, warna itu tidak diatur selama PH nya sesuai," ujar Eddy.

Saat Dansektor memberikan alasan pihak satgas menutup lubang, Eddy juga merespon dengan santai dan berdalih jika pada saat tim satgas citarum memeriksa kebetulan yang keluar tidak sesuai seperti biasanya. 

"Saya rasa limbah itu sifatnya fluktuatif, kadang-kafang pada zat warna tertentu bahan kimia tidak bisa mengikat, makanya limbah yang keluar masih berwarna," dalihnya. 

Walau begitu dirinya berjanji akan berusaha mengeluarkan limbah sesuai dengan yang diminta tim satgas Citarum. Pabrik tekstil dengan produksi perharinya menghasilkan 15-20 ton berbagai jenis kain ini sudah memiliki IPAL seluas setengah Hektare melalui pengolahan biologis dan baru me-Recycle limbahnya sebanyak 30 persen dari 2000 Kubik limbah perhari.

"Beri kami waktu hingga satu bulan kedepan, karena kapasitas limbah mempengaruhi waktu perbaikan. Sebulan itu kan dengan asumsi libur lebaran karyawan, otomatis tak ada produksi" ujar Eddy.
Untuk saat ini kami akan terus pantau perkembangan untuk menerapkan treatment apa yang paling tepat untuk diterapkan," tuturnya.

Namun, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat secara tegas tetap akan melakukan pengecoran bila masih menemukan pabrik yang cemari sungai Citarum. Seperti tak bosan-bosan dirinya memperingatkan pihak pengusaha untuk sama-sama melakukan perubahan pada sungai citarum. "Saya rasa cukuplah, para pengusaha waktunya melakukan perbaikan untuk alam dan rakyat Jawa Barat, kalo beberapa tahun lalu misalnya perusahaan untung 10 ribu dan untuk lima tahun kedepan hanya untung 5 ribu, saya rasa itu fair kan sebanding dengan kerugian negara dan masyarakat Jawa Barat. (Elly/Cy)

No comments:

Post a Comment