MEDIA SUARA NASIONAL

RELEVAN - OBJEKTIF - LUGAS

lightblog

Friday, October 13, 2017

Warga Jonggol Tolak Keras Faham Wahabi

Jonggol, Media Suara Nasional - Perbedaan pemahaman terkait persoalan pemahaman Fiqih antara warga Kampung Cigugur RT 2/3, Desa Singajaya,  Kecamatan Jonggol dengan Yayasan Manarussunah memantik reaksi keras dari masyarakat.  (12/10/17)

Bahkan warga menolak rencana pihak yayasan yang akan membangun Masjid di tempat tersebut.  Alasan warga selain tidak memiliki zjin, pihak yayasan juga dinilai mengancam konflik dengan aliran Wahabinya.  

"Kami warga Kampung Cigugur menolak keras pembangunan sarana Masjid oleh Yayasan Manarussunah.  Kenapa warga menolak,  karena pihak yayasan memiliki pendapat agama yang berbeda dan telah melanggar kesepakatan hasil musyawarah sebelumnya," ungkap salah satu tokoh masyarakat Kampung Cigugur H. Ompol Dewa, kepada wartawan.  


H. Ompol menjelaskan,  salah satu pemahaman yang berbeda dengan masyarakat yaitu pihak yayasan mengharamkan ziarah kubur, perayaan Hari Besar Islam dan tahlilan juga diharamkan.  

"Semua kegiatan keagamaan yang dilarang itu sudah menjadi tradisi  bagi masyarakat kami, seperti tahlilan itu kan tidak bisa dihindari,  setiap ada warga yang meninggal sudah pasti warga secara berjamaah mengirim doa untuk yang meninggal," tuturnya.  

Yang paling patal,  kata dia,  pihak yayasan sudah melanggar perjanjian dan kesepakatan dengan warga.  Seperti perizinan pembangunan masjid juga sudah menyalahi prosedur.  

"Sebelum membangun masjid, warga di iming-imingi dengan di kasih uang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.  Karena tidak mau menjual keyakinan warga kompak menolak pemberian uang tersebut. Intinya kami dengan warga lainnya sudah sepakat menolak dibangunnya sarana ibadah,  apabila pihak yayasan bersikeras,  jangan salahkan kami kalau ada korban dari permasalahan ini.  Perlu diketahui oleh pihak yayasan,  warga Cigugur tidak pernah memulai perkara,  tetapi kami hanya ingin hidup tenteram dalam menjalankan agama," tegas H. Ompol.  

Hal senada disampaikan oleh Hendra warga Desa Singajaya.  Menurutnya orang-orang yang tergabung di yayasan merasa sudah menjadi ahli surga, tidak tanggung-tanggung mereka menilai kami sebagai ahli bid'ah.  

"Yayasan Manarussunnah selain mengharamkan aktifitas kegiatan ibadah yang telah diwariskan oleh kyai dan ustad, mereka juga menilai ibadah kami salah, seakan mereka yang punya surga. Itulah pemahaman wahabi yang mengklaim dirinya yang paling bener,  sementara orang lain dinilai salah. Padahal kita satu agama,  harusnya mereka lebih menghargai,  mengingat posisi orang yayasan juga mayoritas sebagai pendatang," tukasnya.  

Terpisah, Eko yang mewakili Yayasan Manarusunnah tidak menduga ada reaksi yang keras dari masyarakat. 

"Tujuan kami dari awal hanya ingin membangun masjid,  dan kami bukan teroris atau dari aliran islam yang keras,  pihak yayasan juga berusaha agar tidak eksklusif,  namun apabila ada kesalahan kami minta petunjuk dari Muspika supaya selesai dengan baik," ucap Eko seraya berharap agar warga dan Kepala Desa tidak mengusirnya dari Kampung Cigugur.
Rep: Men     |     Red: Jef

No comments:

Post a Comment